Aku takut,
Iya takut ketika melihat
Matamu yang begitu menusuk._____
Di waktu istirahat inilah para siswa dan siswi menghabiskan waktunya di kantin. Begitupun dengan Della dan Gira yang masih berjalan di koridor yang ramai akan canda dan tawa.
Tapi angin dingin datang menghembus wajah Della yang awalnya hangat. Gira mendongak saat melihat siapa yang berdiri di depan Della.
Arga
"Hai, A--Arga" sapa Gira gagap. Arga tidak membalas ucapan Gira dan kembali berjalan melewati Della dan Gira.
Della menghembuskan nafasnya lega dan kembali berjalan bersama Gira.
Sesampainya di kantin, Della dan Gira duduk di bagian dekat jendela. Atau tepatnya meja yang kedua.
"Bu Isa! Saya mesen dua mangkuk bakso sama jus jeruk dua!" teriak Della heboh. Sementara Gira menggeleng tak percaya.
"Tumben banget lo teriak kayak gitu" ucap Gira masih menggeleng-gelengkan kepalanya. "Biasanya juga gue yang teriak, kenapa elu lagi?" sambung Gira heran.
"Gantian dong, ntar suara lo habis gimana?" ucap Della.
"Aih, modus" ucap Gira lalu mereka berdua tertawa.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Ini eneng-eneng yang cantik" Bu Isa datang membawakan dua mangkuk bakso dan jus jeruk juga dua. "Makasih Bu Isa, makin sayang deh" alay Gira lalu mengambil sendok dan garpu yang telah disediakan dimeja. Della berdecak heran lalu ikut makan.
_____
Jam pelajaran telah selesai, saatnya pulang
Toa berbunyi.
Siswa siswi XI IPA 2 bersorak gembira. Tapi tidak dengan Della. Rasanya ada yang ganjal ketika bertemu dengan Arga tadi.
Cara nya menatap Della, tatapan kebencian. Tatapan tidak suka antara tatapan ingin membunuh. Entahlah, Della bingung.
Sampai akhirnya Fero yang melihatnya dari kejauhan langsung menghampiri Della. "Della!" Fero mengejutkan Della. Sontak Della yang tadinya melamun langsung mendongak.
"Fero?!" Geram Della lalu memukul pelan bahu milik Fero. "Napa ngelamun? ada yang sakit?" tanya Fero penasaran. "Muka lo gitu amat" ucap Della memukul pipi Fero. Pasalnya, Fero sangat serius. Fero menyengir.
"Udah, tas lo ambil trus kita pulang" pinta Fero. Della hanya menuruti.
"Gir, gue pulang duluan ya, lo hati-hati awas ada om-om nakal" Della menakut-nakuti Gira. Membuat Gira berdecak kesal. Della malah tertawa.
"Iya, kalo lo ketemu sama om-om nakal jadinya lo tante girang lagi" tambah Fero dibelakang Della membuat mereka berdua tertawa. Gira masih dengan wajahnya yang kesal. "Udah gih lo bedua pulang sana!" ucap Gira.
"Oh ngusir nih?" tanya Della menaikkan sebelah alisnya. "Bukan gitu, kan emang lu berdua mau pulang. Yaudah sana pulang" ucap Gira.
"Yaudah kita pulang ya, bye" ucap Della dan Fero hampir sama.
_____
Dijalan, Della terus bersandar di punggung Fero. Pasalnya ia masih pusing dan ditambah Arga tiba-tiba datang dan menatap segitunya ke mata Della.
"Berhenti woi!" Della mendengar suara remaja seumurannya. Sepertinya suara itu muncul dari sebelah kanan. Dan kini ia sedang menghadap kiri.
Dengan cepat Della menoleh ke kiri dan mendapati di sana sedang ada Arga, Ego dan Fahmi sedang berkelahi dengan gen dari sekolah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Is Impossible
Teen FictionSemuanya terjadi tanpa ada yang memberitahu kepadaku. Menyebalkan bukan? memang menyebalkan. dia datang tanpa ku ketahui. Iya, dia pria yang tampan dan sangat cuek serta sensitif pada siapa saja. Tapi entahlah, aku pernah melihatnya berjalan bersama...