(4) You'll never win

94 13 1
                                    

dengan cepat mereka berbalik arah dan berlari sekencang"nya.

"Hei! Jangan kabur kalian! " kata gadis itu kesal. Rambutnya memanjang kembali menuju tempat mereka dengan cepat.

"Woof!" Akamaru dengan gesit memutuskan rambut-rambut yang mengejar mereka itu. Di samping itu, berdiri sesosok pemuda yang siap menghadangnya.

"Kiba, apa yang kamu lakukan bodoh!? Cepat lari! " kata Naruto menoleh

"Kalian tahu? Gadis ini tidak akan membiarkan kita pergi. Biarpun kita bisa sembunyi, tapi dia bisa menemuka kita dengan cepat" katanya.

"Maksudmu, kiba? " shikamaru bertanya

"Aku menyadarinya. Saat pertama kita bertemu, dia mengetahui posisi kita di hutan. Dan saat kericuhan di asap tadi, dia juga berhasil menangkap kita. Tak salah lagi, dia bisa mendeteksi keberadaan musuh! Mungkin semacam pendengaran super. "

"Hm, masuk akal. Kiba yang memiliki style seperti anjing, memiliki penciuman tajam layaknya anjing. Mungkin dia sama sepertimu, dia memiliki pendengaran yang sangat peka layaknya kucing. Begitu?" Shikamaru membuat hipotesa

"Yap, benar! Makanya, salah satu dari kita harus menahannya disini. " kiba membenarkan.

"Tunggu Kiba, kalaupun salah satu dari kita harus disini. Maka, itu berarti aku yang memiliki kekuatan yang merupakan titik lemahnya. " Neji masih memegangi luka di tangannya.

"Hahh, kau itu bukan kelemahannya. Kau lawan yang seimbang, kau takkan bisa mengalahkannya Neji. Ingat saat pertarungan tadi? Kau memukulnya, bahkan menggunakan jurus andalanmu, tapi dia tidak terluka sama sekali. Seranganmu memang bisa mematahkan rambutnya, tapi percuma saja karena rambutnya bisa memanjang lagi sesuai keinginannya"

"Lantas, apa kau merasa memiliki sesuatu yang bisa mengalahkannya, Kiba? " Neji kembali bertanya

"Yap, benar!"

" ...." Neji tidak bisa membantah Kiba, lantaran tidak memiliki jalan lain. Biarpun dia agak ragu dengan rencana Kiba untuk mengalahkan gadis itu.

"Baiklah terserahmu saja Kiba, tapi kamu pastikan satu hal.. " kata Shikamaru sambil menghela nafas

"?"

"Pastikan kau kembali dengan selamat. " sambung Shikamaru

"Ah, tidak perlu kau bilang aku pasti akan kembali. " senyum Kiba memperlihatkan taringnya.

"Baiklah, kita pergi" Shikamaru kembali berbalik badan, memberi instruksi pada teman-temannya.

"Ada apa ini? Kalian minta dibantai satu persatu?" Kata gadis itu sambil menyilangkan tangannya. Kucing putihnya bertengger di bahunya.

"Biar kukatakan, kami datang bukan untuk dibantai, tapi membawa teman kami kembali. " senyum kiba belum hilang dari wajahnya.

"Ini merepotkanku. Biar kubereskan kalian sekaligus! " rambutnya kembali memanjang dengan cepat menuju rombongan Shikamaru yang sudah menjauh.

"Akamaru! "
"Woof"

Gerakan gesit Akamaru dan Kiba memutuskan rambut-rambut yang menjalar ke arah kelompok Shikamaru, dengan kukunya.

Kiba mengeluarkan 2 bola kecil berwarna ungu dari tas sakunya.
Dilemparkan kedua bola itu dibelakangnya, menghasilkan asap ungu pekat menghilangkan sosok kelompok Shikamaru yang kabur.

"Asap ungu ini racun, dimana kau tidak bisa mengeluarkan chakra untuk sementara. Rambut chakramu itu tidak akan bisa menjalar sampai kesana. "

"Ukh..! " rambut gadis itu berhenti tepat sebelum masuk ke daerah yang dipenuhi kabut itu, terpaksa ia menarik kembali rambutnya.

The Beast Is My Beats (Kiba Inuzuka fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang