Bukan perkara tampang. Bukan juga materi yang kau punya. Keluarga? Kurasa tidak. Pekerjaan? Tidak ada kaitannya. Ini soal kau. Kau, dan hanya kau. Jiwamu yang teramat mengerti? Atau, tidak? Kau yang mengangkasa kau. Merasa kau. Sungguh menyayangkan kau. Patetis. Bersorak tak jelas. Bertingkah selayaknya kau. Kau terlalu menganggap, selayaknya yang kau pikir. Menganggap penting kau. Selain kau, hanya ilustrasi saja. Dan kau anggap mudah mengelabuhi. Yang kau tahu hanyalah kau. Kau, kau dan kau. Merasa pelukis yang andal.
Apa aku yang terlalu membaca? Atau kah kau yang teramat mudah diterka? Bisa juga kau yang teramat pandai bersikap?
-alunanmalam
261017
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Luka dan Rasa yang Membekas
PoetrySedikit dari kumpulan luka yang tersimpan Bekas-bekas yang tak kunjung menghilang dan yang terkenang Kau bisa istirahat sejenak, tapi tak bisa melupa, walau kau tatap ke depan Mengenang memori kelam kemudian melayang Karena Tuhan memberikan sesuatu...