"Bagaimana, apa kau sudah puas?" tanya kiri dengan senyum mengejek.
Kiri makin mendekat pada Kanan. "Apa yang sekarang kau pikirkan? Masih kah ingin membela diri?" Kiri tertawa mengejek. "Atau kau masih ingin mengulang kembali kejadian seperti ini," tambahnya.
Kanan masih terdiam.
Dia berpikir, apa yang dilakukannya dan apa kebenaran prinsip yang dia pegang sudah benar?
Benar kah?
Dia yakin sekali akan apa yang dipegang teguh, tapi setelah kejadian tadi hatinya meragu.
Dia kecewa
Sungguh kecewa. Kesempatan yang diberikannya disia-siakan, diinjak begitu mudahnya.
Tanpa berpikir akan apa yang dirasakannya, mereka kembali menghujamnya.
Sebelum rasa yang dulu sembuh.
Dan sekarang dia kembali terluka.
Luka baru yang menghangatkannya.
---
27 Januari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Seberkas Luka dan Rasa yang Membekas
PoetrySedikit dari kumpulan luka yang tersimpan Bekas-bekas yang tak kunjung menghilang dan yang terkenang Kau bisa istirahat sejenak, tapi tak bisa melupa, walau kau tatap ke depan Mengenang memori kelam kemudian melayang Karena Tuhan memberikan sesuatu...