Setelah pulang sekolah, biasanya Woojin akan mampir ke cafe dekat perempatan rumahnya untuk membeli minuman. Setiap hari Woojin memilih minuman yang berbeda, maka dari itu, hampir seluruh minuman dalam menu sudah pernah Woojin coba. Yah, kecuali minuman dengan tambahan teh hijau. Dia bukan tidak suka dengan rasanya, tapi melihat warna hijau di minuman dapat menghilangkan selera Woojin untuk minum.Omong-omong, Woojin ini bukan manusia seutuhnya. Ibunya adalah seorang manusia, namun ayahnya adalah Dewa Ares, dewa Perang. Jadi wajar kalau Woojin banyak melakukan perkelahian dan selalu menang. Hal itu sudah ada dalam darah dagingnya. Sebagai seorang demigod, Woojin juga diberi kemampuan untuk melihat makhluk-makhluk mitologi yang hidup dibalik tabir mereka. Kebanyakan yang Woojin temui adalah makhluk dari olympus yang sedang berwisata dan sebagian adalah yang sudah menetap di Bumi. Beberapa kali memang ada makhluk yang berusaha menyerangnya, namun siapa yang bisa mengalahkan Woojin dalam sebuah perkelahian kalau ayahnya saja Dewa Ares.
Setelah memesan satu vanilla latte, Woojin mencari tempat duduk yang masih kosong. Dia bukan tipe yang harus duduk di tempat tertentu, lagian dia hanya menunggu pesanan kemudian membawanya pulang tapi, matanya menangkap pemandangan aneh saat sedang memindai bangku kosong.
Di pojokan cafe, ada seorang pemuda imut tengah menikmati cheese cake sendirian, mejanya dipenuhi buku yang terbuka dengan satu laptop menyala.
Namun, bukan itu yang dilihat oleh mata sipit Park Woojin.
Pemuda manis itu memang memiliki wajah sama dengan yang dilihat antara manusia dengan Woojin, tapi baju serta barang-barang yang dibawa si pemuda itu adalah benda magis. Baju yang dikenakan adalah dress putih polos dan ikat pinggang kulit, sepatu sandal dengan tali yang melingkari seperempat panjang kakinya. Barang-barang yang ada di meja juga hanya sebuah busur dan panah yang berserakan. Oh, jangan lupa sepasang sayap putih yang tengah terlipat itu. Sudah jelas kalau makhluk yang Woojin temui adalah Cupid.
Omong-omong, si Cupid memang memesan cheese cake sambil membersihkan panah emasnya.
Tanpa ragu, Woojin mendatangi si Cupid dan duduk di seberang meja si Cupid tanpa permisi. Si Cupid yang merasa ada seorang yang mendatanginya, mengalihkan pandangan dari panahnya,"Oh, seorang demigod . Apa yang membawamu menemuiku?" Tanyanya tanpa basa-basi.
Woojin terkekeh,"Woah, tidak sabaran rupanya. Namaku Park Woojin, keturunan Dewa Ares."
Si Cupid menghela nafas,"Manusia mengenalku dengan nama Lee Euiwoong."
"Permisi, Tuan-Tuan." Seorang pelayan datang saat Woojin siap mengajukan permintaan pada si Cupid,"Woojin-ah, ini pesananmu."
"Terimakasih, Sohye-ya ." Kemudian memamerkan gingsulnya dengan bangga.
"Kalau homo, tetap saja homo."
Woojin menoleh dengan wajah kesal. Euiwoong memang mengatakan fakta, tapi bukan begitu caranya menghakimi homo terpelajar seperti Woojin.
"Hati-hati kalau bicara. Kudoakan suka dengan manusia, baru tahu rasa," cibir Woojin.
"Aku memang pacaran dengan manusia."
Woojin melotot kaget,"Itu dilarang, kan?" Tanyanya.
"Memang hubungan Dewa dan Manusia tidak dilarang?" Euiwoong mulai memasukkan panahnya ke dalam wadah kulitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
broken arrow • jinseob
Fanfiction[complete] ❝ Woojin pikir, 'panah' yang meleset itu harus benar-benar dicabut. ❞ 2017 © yeowonn