([REVISI] - bagian 'tidak-senonoh' telah dihilangkan demi menghindari hal-hal yang tidak seharusnya.)
One year later
Mansion sedang sepi beberapa hari terakhir, banyak dari pada penyihir yang sedang melakukan perjalanan, mendapat tugas luar ataupun diam dikamar, tampaknya kaum setengah nimfa seperti Hyungseob juga lebih asik diam di kamar. Jadilah hari ini Mansion terlihat sepi.
Masih ada dua jam sebelum portal di buka, yang artinya masih ada dua jam sebelum Hyungseob bisa pulang ke rumahnya. Benar-benar rumahnya, tempat dimana kedua orang tua angkatnya tinggal.
Meskipun sudah setahun dia belajar di Mansion, Hyungseob masih belum menguasai kekuatan teleport-nya dengan baik. Apalagi Mansion berada di tengah hutan dan hanya punya satu jalan utama. Buruknya lagi, jalan utama ini adalah jalan berbatu. Hyungseob cukup waras untuk tidak pulang jalan kaki ke perbatasan dan mencari teleporter untuk mengantarnya pulang. Lebih baik dia disini, menunggu sampai portal di buka. Toh, lebih gampang menggunakan portal milik Mansion yang akan langsung mengantarnya tepat ke atas kasur.
Merasa tidak ada yang menarik untuk dilakukan, Hyungseob membuka buku mantranya. Terakhir kali dia belajar sebuah mantra, dia meledakkan sebotol ramuan beracun di halaman. Beruntungnya tidak ada korban.
Serius, kemampuannya merapal mantra cukup payah. Berbeda lagi jika Hyungseob menggunakan kekuatan murninya--walaupun sedikiti tidak terkontrol--dia bisa melakukan apa saja yang dia mau.
Mantra hanya digunakan sebagai patokan untuk kaum setengah nimfa sepertinya, berbeda dengan para penyihir. Mereka menggunakan mantra sebagai kunci membuka kekuatan, tanpa mantra yang terapal, tidak akan ada yang terjadi.
Sejauh ini, Hyungseob baru menguasai tiga-puluh mantra level ringan, lima-belas mantra level menengah dan dua mantra level tinggi. Dia benar-benar sudah berusaha, tapi hasilnya memang tidak terlalu baik. Daehwi juga tidak pernah menuntut banyak. Selama Hyungseob berusaha, dia sudah puas.
Alasan lainnya karena Hyungseob sering melarikan diri ke 'kolam ibunya' di perkemahan demigod. Hanya dengan kolam itu, Hyungseob merasa begitu dekat dengan ibunya. Dia ingin menjaga apapun yan ada di kolam itu. Jika sudah begitu, Daehwi pun tidak akan berani menarik Hyungseob pulang, kecuali Hyungseob sendiri yang mau.
Menyerah!
Hyungseob menyerah!
Buku mantranya di tutup kesal.
Kenapa juga harus lapar di saat dia malas kemana-mana, sih? Kamarnya tidak punya persediaan makanan. Mau tidak mau, dia harus ke dapur Mansion dan meminta seorang juru masak membuatkannya makanan.
Dan disinilah Hyungseob, duduk nyaman di meja makan dengan beberapa penghuni Mansion lainnya. Pastanya sudah habis setengah, bersamaan dengan Hyungseob yang ikut larut dalam candaan orang-orang disana.
"Seob, aku tidak melihatmu di kelas ramuan kemarin. Ada masalah?" Kim Dongbin--penyihir tingkat menengah--meletakkan nampannya dan duduk di sebelah Hyungseob.
"Tidak lihat Hyungseob meledakkan ramuan beracun di lapangan?" Nyatanya suara Hyungseob sudah tersela oleh Kang Daniel, kaum setengah nimfa lainnya,"Epic sekali."
Hyungseob mencibir marah,"Ih, dasar menyebalkan!"
"Daniel hyung 'kan juga pernah melakukan hal yang sama." Yoo Seonho dan mulut embernya adalah yang terbaik,"Dia malah menyebar segentong cairan berbau busuk di lorong."
KAMU SEDANG MEMBACA
broken arrow • jinseob
Фанфик[complete] ❝ Woojin pikir, 'panah' yang meleset itu harus benar-benar dicabut. ❞ 2017 © yeowonn