3 (new version) - Jangan Bunuh Kami!

3.5K 593 394
                                    

INI VERSI BUKU
.

.

Genre : Romance/Drama/Saeguk/Intric

Cast : YUNJAE/ CHANGKYU/ OOC

Disclaimer : THIS STORY IS MINE..

RATE : 21 +

Warning : BL, DLDR,NO BASHING, TYPOS, NO PLAGIAT, NO COPY-PASTE/ NO TERINSPIRASI/

NOTE : JADILAH READER YANG BAIK DENGAN MEMBERIKAN VOTEMENT DAN TAHAN SEMUA KEINGINAN ANDA UNTUK MENGAMBIL IDE/TEMA/ SIFAT CHARA YANG MURNI ADALAH IDE DARI KEPALA GW. TOLONG HARGAI TULISAN YANG MUNGKIN DIMATA SEBAGIAN ORANG HANYALAH PENGISI WAKTU LUANG ATAU PUN UNTUK MENGUSIR KEBOSANAN.

PS : LANGSUNG DIBACA KARENA GW AKAN MENGHAPUS FF INI TANPA PEMBERITAHUAN LEBIH DULU, THANKS.

.

.

HAPPY READING ^^

'Kalau bisa menjadi permaisuri. Kenapa harus menjadi selir?'

.

"Aku sudah lelah, hyungie. Kakiku hampir patah!"

Keluhan bernada kesal yang untuk kesekian kalinya dilontarkan padanya dari belahan bibir merah dan ekspresi merengut yang begitu menggemaskan itu akhirnya berhasil membuat Putra Mahkota Silla yang berwajah tampan itu tertawa kecil dan langsung menghentikan langkah lebarnya. "Mau kugendong saja, chagiya?" tawarnya dengan tersenyum sabar dan sambil membuka lebar kedua tangannya pada remaja 14 tahun yang langsung mendelik tajam padanya.

"Lagipula, hanya tinggal 2 kilometer lagi."

Sepasang mata gelap yang biasanya terlihat dingin dan serius itu sekarang mengedip nakal penuh godaan walau sosok ramping dengan paras seindah malaikat dihadapannya malah mendengus pelan. Hati sang Putra Mahkota Silla yang sudah menginjak usia 22 tahun ini memang selalu terasa menghangat setiap kali bertemu dengan sosok manja dan keras kepala yang sudah menarik perhatiannya sejak kecil ini.

"Hanya anda bilang, Yang Mulia?"

Mendengar nada sinis berbalut sarkasme tajam dalam suara lembut itu sang putra mahkota sontak terkekeh geli dan berjalan semakin mendekati pangeran kecil yang sedang berkacak pinggang itu. Dia tidak pernah bosan menggoda malaikat kecil bermata indah ini, "Naik saja ke punggungku, nae sarang." perintahnya lembut sambil mengulurkan tangannya dan mulai menghapus selapis keringat yang sudah membasahi wajah cantik yang sekarang memerah karena panas terik matahari.

Kepala dengan surai hitam panjang yang diikat membentuk ekor kuda sederhana itu langsung menggeleng cepat. "Tidak mau!" tolaknya cepat dengan nada tajam. "Semua pengawalmu pasti akan menertawakanku nanti!" Suara lembut itu terdengar ragu dan semakin lirih karena entah mengapa dia merasa akhir-akhir ini tatapan sang putra mahkota padanya terasa begitu berbeda, lembut namun sedikit mengintimidasi.

"Mereka tidak akan berani." sahut calon penguasa Silla itu yakin sambil menyeringai dingin.

Setelah menimbang beberapa menit, sosok ramping yang memang mudah lelah dan tidak suka panas itu akhirnya menyerah. "Jika ada satu gossip saja yang berhembus di istanamu tentang aku yang digendong, maka aku tidak akan mau lagi hyungie ajak berkeliling ke hutan jelek ini lagi!" ancamnya sambil memiringkan kepalanya dan menatap tajam pada wajah tampan yang selalu membuatnya tidak sabar menunggu musim panas setiap tahun.

"Setuju! Sekarang cepat naik ke punggungku!"

Punggung lebar yang terasa nyaman dan hangat itu membuat sosok cantik yang hanya mengenakan hanbok sederhana itu mulai menguap lebar setelah mereka berjalan beberapa menit dalam diam. Dengan kedua tangannya yang sudah memeluk kuat leher kekar yang menguarkan aroma kayu cendana bercampur keringat, sosok bertubuh mungil itu akhirnya jatuh tertidur dan tidak lagi memedulikan sekelilingnya.

The Kingdom Of Silla (My Emperor New Version )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang