Chapter 3 Bencana

97 11 5
                                    

   "Treeeeettt"

Bel pulang! Sumber kebahagiaan semua siswa! Kecuali aku!

Bagaimana tidak! Setiap hari semenjak kontrakku dan dia di resmikan dia selalu berdiri di depan pintu kelasku dengan tampangnya yang sangar.Anehnya dia selalu menggeram seperti seekor anjing Doberman yang ingin menelan semua orang yang lewat.

"Bagaimana bisa seseorang datang tepat waktu ke kelas orang lain sedangkan dia tidak pernah mengikuti pelajaran di kelasnya sendiri?"

Entah kenapa setiap aku melihatnya aku selalu merancau tidak jelas.Yang aku harapkan hanyalah agar dia mendengarnya sehingga mungkin otaknya yang kacau itu bisa mulai berpikir kalau dia sedang mengacaukan hidup seorang gadis yang nyata-nyatanya sedang sekarat.
   Yang bisa aku lakukan sekarang adalah berjalan mendekatinya dengan wajah yang benar-benar menyedihkan.

"Ayo pulang!"

Ya Tuhan! Tidak bisakah dia menunjukkan sikap normal?Semua yang dia perbuat jauh dari kata normal.Baik..dia aneh sangat aneh.Aku benar-benar berniat melakukan sesuatu dengan wajahnya itu.

Setelah berjalan keluar beberapa kelas dari kelasku, dia berhenti tiba-tiba.Tentu saja itu mengejutkanku.

"Kenapa kau berhenti?"

Dia melihat kearahku dengan pandangan tajam lalu memicingkan mata.

"Tasku!"

"Apa? Aku tidak melihat ada tas di belakangmu!"

"Ya sudah!"

"Apa?"

"Ambilkan tasku!"

"Apa?"

Sudah kuduga.Melihat caranya memicingkan matanya sudah pasti dia akan menusukku.

"Hey tuan! Aku tidak tau dimana tasmu dan sejak awal bukannya kau tidak pernah membawa tas!"

Aku benar-benar gila Sejak kapan aku berbicara dengan nada setinggi itu?

"Kalau begitu cari!"

"Bagaimana bisa aku menemukannya sedangkan kau sendiri tidak tahu dimana kau menyimpannya!"

"Makanya aku menyuruhmu mencarinya!"

"Kenapa aku? Yang menghilangkannya kau! Wahh..kau ini sebenarnya apa? Siswa mana yang tidak ingat tempat menyimpan tasnya!?"

"Karna kau sudah menandatangani kontrak! Dan setahuku dalam kontrak itu Si penyetuju, itu aku dan si pemohon,itu kau,setuju untuk mematuhi perintahku sebagai ganti rugi  motor mahalku yang kau rusak."

"Permisi tuan! bukannya aku si penyetuju dan kau si pemohon?"

"Aku tidak pernah memohon kepadamu! Nyatanya aku memerintahmu! Jadi sekarang berhenti berdebat dan temukan tasku!"

Aku tidak percaya ini bagaimana bisa aku berakhir seperti ini?!


   Sudah hampir satu jam aku berkeliling mencari benda yang tidak ada untungnya bagiku.Benar-benar melelahkan.Kenapa seseorang yang tidak pernah belajar merisihkan tasnya yang hilang!

Aku lupa! Aku belum mencari di kantin sekolah.Aku berharap aku menemukannya dan segera pulang dari sini.

Aku berjalan di samping deretan kursi kantin yang berjejer rapi.Tapi aku belum menemukannya juga Aku merasa pusing seperti ingin pingsan sekarang.

"Kau tidak apa-apa?"

Hampir saja aku kehilangan kesadaran jika tidak dikagetkan oleh seorang laki-laki tinggi dan yah lumayan tampan.

"Tidak terima kasih"

"Apa yang kau cari?"

"Ohh..aku sedang mencari sebuah  tas."

"Tas? Seperti ini?"

Dia berbalik dan memperlihatkan tas ransel hitam tergantung di punggungnya.

"Di mana kau mendapatkannya?"

"Aku menemukannya tergantung di pagar belakang.Ini!"

"Terima Kasih"

Ya ampun mimpi apa aku semalam.Di tolong oleh laki-laki yang sangat baik dan keren.Tidak seperti laki-laki brengsek yang aku kenal.

"Hmm..baiklah kalau begitu sampai jumpa"

"Hei! Tunggu!"

Benar-benar ekspektasi hebat! Dia memanggilku?

"Kau kelas berapa?"

Tanpa sempat menjawab pertanyaannya, handphoneku berbunyi.Sial! Si bedebah! Dengan bergegas aku berlari meninggalkan laki-laki itu sendiri.

"Maaf, aku haru pergi terima kasih bantuanmu!"

Hhhhh! Aku berlari mendekati lorong tempat bedebah berdiri.Sepertinya aku akan dapat masalah sekarang.

"Dari mana kau? Kau tau aku menunggu di sini satu jam!? Waktuku itu berharga!"

Apa? Berharga? Seseorang yang bahkan tidak pernah masuk kelas mengatakan waktunya berharga? Dunia ini benar-benar terbalik.Aku penasaran apa yang ada di dalam tasnya sehingga menyuruhku mencarinya setengah mati.

"Ada apa di dalam tasmu?"

Dia mengeluarkan sebuah benda yang benar-benar membuatku berpikir seribu kali.

"SPINNER?! Kau membuatku berlari mengelilingi sekolah hanya karna itu?"

"Ini berharga bagiku!"

Benar! harusnya aku sudah tahu sejak awal.

"Cepat kemari! Aku ingin pulang!"

Seharusnya aku yang bilang begitu bedebah!

   Aku duduk di atas jok motornya setelah dia mengeluarkannya dari parkiran.Apa kalian berpikir dia akan mengantarku pulang?
Tidak! Tentu saja tidak! Dia menurunkanku beberapa blok dari sekolah! Semua yang dia lakukan kepadaku hanya untuk menjaga imagenya yang menurutku untuk apa dijaga? Semua orang sudah tahu kelakuannya.

  Dasar iblis!aku penasaran siapa orang yang membesarkannya.

Disisi lain aku bersyukur dia tidak mengantarku sampai ke rumah sakit.Apa jadinya jika dia tahu aku tinggal di sana.Dia pasti akan bertanya hal yang tidak-tidak dan rahasiaku bisa tersebar di mana-mana.Bisa jadi tidak ada lagi yang ingin berteman dengan gadis kanker sepertiku.

****


   Akhirnya aku sampai di sini.Rumah keduaku.Entah kenapa setiap aku melihatnya aku selalu berpikir bahwa hidupku ini benar-benar miris.
   Aku perlahan masuk di sambut oleh dokter dan beberapa suster yang menanganiku.

Sebagai seorang pasien pengidap kanker,aku dituntut untuk menjalani serangkaian pengobatan.Beberapa di antaranya sangat menyakitkan.Tapi aku masih kuat sampai sekarang mengingat aku masih punya orang tua yang sangat baik yang tidak ingin aku sakiti meski peluangku sembuh hanya sepuluh persen.
Bagiku orang tuaku adalah prioritas utamaku sekarang,maka dari itu, aku harus hidup selama mungkin demi mereka.

Jarum suntik mulai menyengat kulitku disertai beberapa alat medis lainnya.Rasa sakitnya bukan main.Aku seperti ingin mati.Pandanganku mulai kabur ,gelap dan hitam pekat.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gimana nih ceritanya? Bedebah siapa sih? Penasaran? Tunggu update terbarunya ya!

Jangan lupa vote,comment dan share ke teman kamu yang suka genre seperti ini!

Salam author👧❤

Take Me AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang