RC - 12

6K 501 11
                                    

Tanggapan kalian tentang 11 part awal?

•••

Mobil yang Ali kendarai memasuki sebuah area parkir taman yang diketahui Prilly. Untuk apa ia mengajak Prilly ke sini? Bukankah mereka sangat jarang ke taman?

"Ngapain kita ke sini, Li?" tanya Prilly. Tapi yang ditanya bukannya menjawab, justru hanya tersenyum. Aneh. Orang bertanya bukannya dijawab, tetapi malah tersenyum. Human jaman now, kalau kata orang-orang yang sedang ngetren masa kini.

"Turun aja dulu, yuk. Kita udah jarang banget kan, gak ke taman." Ali keluar dan mengitari mobilnya untuk membukakan pintu untuk Prilly.

"Silahkan, Princess," kata Ali sambil membungkukan badan seperti bawahan terhadap atasannya. Hal itu sontak membuat Prilly terkekeh geli melihat kelakuan kekasihnya yang tak biasanya.

"Apaan sih, kamu. Gak usah sampe segitunya kali, Sayang," kata Prilly yang masih terkekeh geli sembari mengelus pipi Ali lembut.

Ali menutup pintu mobilnya dan berjalan menggenggam tangan Prilly memasuki taman yang ramai pengunjung, terutama anak kecil. Mengingat ini sudah sore membuat anak-anak kebanyakan bermain sambil diawasi orang tuanya.

"Kamu kesambet apa Li, sampai ngajak aku ke sini?" Pertanyaan Prilly membuat Ali mengerucutkan bibirnya membuat tawa Prilly pecah seketika.

Kekasihnya ini sebenarnya kenapa? Ekspresi Ali yang seperti itu sangat lucu bagi Prilly.

"Kamu gak suka aku ajak ke taman? Terus kamu mau aku ajak ke mana? Ke mall percuma, karena kalau belanja kamu pasti maunya bayar sendiri. Terus aku ini harus kemana untuk bahagiain kekasihku yang satu ini?" Kata Ali sambil mengapit pipi Prilly membuatnya memekik terkejut sekaligus merasa sakit.

Kalimat yang terlontar dari bibir Ali sangat tersentuh bagi Prilly. Dengan senyum merekah Prilly memeluk tubuh Ali erat sehingga membuat langkah kaki mereka terhenti karena pelukan tiba-tiba dari Prilly.

Ali membalas pelukan Prilly tak kalah erat, menenggelamkan kepala kekasihnya itu ke dalam dada bidangnya. Berusaha memberikan kenyamanan untuknya.

"Ke mana aja asal sama kamu udah bikin aku bahagia kok," jawab Prilly masih di dalam pelukan Ali membuat lelaki itu tersenyum mendengar jawaban kekasihnya.

Prilly benar-benar beruntung memiliki Ali saat ini. Ia sangat bisa membuat Prilly bahagia. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa mereka juga tak jarang ribut kecil. Pasti ada saja yang diributkan tetapi pada hari itu juga masalah harus selesai, tidak ditunda-tunda.

"Duduk dulu yuk," ajak Ali sambil berusaha melepaskan pelukan mereka, dan kembali menggenggam tangan Prilly. Mencari kursi taman yang kosong.

"Kamu tau nggak, kenapa sampai saat ini aku masih bertahan sama keluargaku?" tanya Ali setelah terjadi keheningan yang cukup lama.

"Kenapa?" tanya Prilly balik merasa penasaran kemana arah pembicaraan Ali sebenarnya.

"Karena kamu. Kamu bahkan sangat tahu kondisi keluarga aku yang seperti apa. Keluarga yang nggak harmonis sama sekali. Bahkan aku sudah cukup sering melihat mereka selalu berantam, entah itu mama yang selalu membangkang setiap ucapan papa. Tapi aku salut sama Papa yang dengan setia sama Mama, tapi pada akhirnya menyerah juga. Kamu alasan yang bikin aku kuat sejauh ini.

"Jujur, aku hancur banget pas tau mama ternyata selingkuh di belakang papa. Aku berpikir apa salah papa sebenarnya sampai mama memilih untuk selingkuh. Makasih kamu udah bertahan di samping aku sampai aku kuat kayak sekarang."

Jawaban Ali membuat hati Prilly seketika merasa nyeri. Entah bagaimana Prilly jika berada diposisi Ali, apakah dirinya akan kuat seperti kekasihnya? Ia rasa tidak. Mungkin ia akan menyerah ditengah jalan, karena keluarganya tak kunjung membaik.

Remote ControlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang