Chapter 8

27 6 0
                                    

Setelah kejadian di minimarket tadi, Adara menjadi pendiam.

"Ra, lo kenapa?," Tanya Gita.

"Enggak, gue nggak papa," Jawab Adara melihat ke arah dua temannya itu.

Ami yang mengetahui alasan mengapa Adara menjadi pendiam setelah kejadian di Minimarket tadi, Ami hanya diam, tak ingin bertanya Adara mengapa karena Ami sudah tahu jawabannya.

Kemudian terdengar dering ponsel Gita.

"Halo ma?,"

"Mau ke rumah Adara ma,"

"Gitu ya? Yaudah Gita pulang,"

Gita menutup telepon nya.

"Kenapa?," Tanya Ami.

"Gue disuruh pulang nih, biasaa." Jawab Gita.

"Okay."

Ami dan Adara mengantarkan Gita pulang karena Gita harus menemani Ibu nya ke acara arisan.

"Dah sampai, lo turun deh." Usir Ami pada Gita.

"Makasih, uang nya dibelakang ya pak,"

"Sialan, lo pikir gue supir angkot," Ami melirik tajam Gita.

Adara dan Gita tertawa melihat Ami.

"Dah ah gue udah ditungguin, hati-hati." Ucap Gita kemudian turun dari mobil Ami.

Ami kembali menjalankan mobilnya, meninggalkan rumah Gita. Ami dan Adara sengaja tidak mampir dulu, karena pasti Mamah Gita sedang repot dan tak sempat berbincang dengan Adara dan Ami.

Di mobil, kedua nya terdiam seolah paham dengan keadaan. Hingga suara Adara memecahkan keheningan keduanya.

"Lo liat?," Tanya Adara pada Ami.

"Iya," Jawab Ami mengalihkan pandangan ke Adara

"Lo denger?," Tanya Adara kembali.

"Iya," Jawab Ami.

"Gue gabisa," Ucap Adara dengan mata berkaca-kaca.

Ami menghentikan mobilnya.

"Gue gabisa, gue udah coba selama 3tahun ini. Tetap saja gue gabisa, gue gasanggup buat lupain dia, Mi." Adara menjatuhkan air mata nya kembali setelah kejadian Kevin meninggalkan Adara di danau.

Ami hanya terdiam mendengar cerita Adara, karena Ami paham jika Adara hanya butuh telinga untuk mendengarkan semuanya.

"Kenapa gue malah jatuhin hati gue sama sahabat gue sendiri, kenapa harus Kevin. Gue gamau kehilangan dia sebagai sahabat gue, tapi perasaan bodoh ini bikin gue kehilangan dia," Adara menangis mengeluarkan semua isi hatinya.

"Ini bukan salah lo, Ra. Kita gabisa kan nentuin kita harus suka sama siapa? Perasaan itu muncul tiba-tiba kepada siapa aja, termasuk kepada sahabat sendiri. Jadi, gue mohon lo jangan nyalahin perasaan lo terus-terusan toh dia sudah bahagia dengan yang lain. Jadi lo harus bahagia, Ra. Harus!!!" Ami mencoba menenangkan Adara.

"Dengan bisa kembali melihat dia pun, gue udah ngerasa sangat bahagia,Mi. Gue rindu dia, Mi." Adara memeluk Ami.

"Gue ngerti perasaan lo,Ra." Ami membalas pelukan Adara.

Kedua nya terhanyut dalam pelukan itu.

----

Letta, Altair, Reno dan Gusti sekarang berada di rumah Altair. Sebenarnya membosankan untuk Altair, karena setiap hari nya dia harus bersama dengan Reno dan Gusti namun bagaimana lagi, mereka berdua merupakan teman terbaik menurut Altair.

ADARA & ALTAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang