Ini sekedar coretan cerpen hehe dari pada nganggur mending di nikmatin readers kan..
Langsung ja..
.
.
.
Seorang gadis berambut indigo panjang sedang duduk di kursi cafe dekat dengan jendela.Tangannya mengaduk pelan minumannya dan pandangannya tertuju pada luar jendela yang menampakkan suasana pagi yang mulai mendung tetapi orang-orang masih berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing.
Gadis itu tidak fokus, pandangannya kosong menerawang.
Terlihat laki-laki berambut kuning jabrik dengan senyuman yang lebar berjalan menuju gadis yang sedang melamun itu.
“Hinata..” Sapa laki-laki pada gadis yang sedang tersentak karena ada yang memanggil namanya.
“Ah o-ohayou N-Naruto-kun..” Ucap gadis yang bernama lengkap Hyuuga Hinata itu dengan terbata dan pipi yang merona.
‘Ada yang aneh saat Naruto-kun memanggilku’ Batin Hinata yang tak nyaman tapi belum menemukan apa penyebab keresahannya.
Sedangkan laki-laki yang bernama lengkap Namikaze Naruto itu mengambil tempat yang berhadapan dengan Hinata.
“Kau t-tak ingin pesan s-sesuatu N-Naruto-kun?” Tawar Hinata yang akan memanggil pelayan.
“Tidak usah Hinata.. Aku hanya akan memberi dua kabar gembira setelah itu aku harus segera pergi.” Kata Naruto dengan semangatnya.
“A-aku juga ingin b-bercerita penting.. e-entah bagi N-Naruto-kun ini kabar yang b-baik atau b-buruk.” Ujar Hinata sedikit gugup dan resah.
“Ok ok.. tapi setelah aku ya.. aku tak sabar nih..” Ucap Naruto cepat.
“Hihi b-baiklah N-Naruto-kun dulu.” Hinata mengalah sambil tersenyum.
“Arigatou.. nah kabar yang pertama.. aku akan meneruskan perusahaan Tou-chan sebentar lagi.. aku sudah menantikan ini sejak lama sewaktu masih kuliah untuk bisa menjadi yang pantas menggantikan tou-chan..”
Jelas kabar pertama Naruto dengan bahagia.
“Waaah.. selamat ya N-Naruto-kun.. salah satu i-impianmu terwujud.” Kata Hinata yang juga ikut senang.
“hehe arigatou.. dan yang kedua kau tak akan percaya ini..” Natuto menggantungkan ucapannya dengan nada yang sangat bahagia.
Dan Hinata yang terlihat mengerucut karena dibuat penasaran oleh Naruto tapi dalam hati gadis itu mulai gelisah tak karuan.
Tiba-tiba hujan mengguyur kota Konoha dengan deras beserta angin. Sepertinya badai ini akan lama.
“Baiklah.. baiklah jangan manyun seperti itu.. wah hujan, tak apa nanti kau kuantar dengan mobil..”
Naruto mengedarkan pandangan keluar jendela dan kembali menatap Hinata yang memandangi jendela.
“K-kabarmu N-Naruto-kun..” Jawab Hinata.
“Iya iya.. AKU JADIAN DENGAN SAKURA-CHAN.. kemarin aku menyatakan perasaanku lagi dan dia sudah melunak karena aku yang terus mengejarnya dan dia bilang dia juga menyukaiku.. kau bisa percaya itu? Kurasa aku masih belum mempercayainya tapi kenyataannya Sakura-chan adalah kekasihku sekarang.. senangnyaa..”
Kata Naruto panjang lebar yang bahagianya membuat suarannya juga ikut membesar dan hampir seluruh cafe mendengarnya.
Ctaarrr.. kilapan petir terlihat jelas di sudut pandang Hinata saat mendengar kabar kedua Naruto.
Hinata yang sudah mematung dengan wajah yang pucat, mata yang membulat penuh, tubuhnya bergetar.
Hanya dengan mendengar kata yang ditekankan oleh Naruto, Hinata sudah tak bisa mendengar apapun lagi.
Bagi Hinata sekarang yang ada di hadapannya ini hanya Namikaze Naruto yang sedang sangat bahagia yang tak mengetahui sehancur apa hatinya saat ini.
Mau tak mau Hinata tak ingin membuat Naruto berbalik sedih mendengar tentang kabar darinya.
Hinata memeluk pelan perut ratanya.
“Selamat Naruto-kun.” Ucap Hinata tanpa terbata seperti biasannya bahkan suaranya tidak bergetar sama sekali dengan senyuman tulus terpatri di wajah ayunya.
“Kau memang Sahabatku yang terbaik Hinata. Aku akan mentraktirmu kapan-kapan yah.. sekarang aku tak bisa berlama-lama aku harus menemani Sakura-chan dia takut petir. Apa yang ingin kau ceritakan, cepat..”
kata Naruto dengan cepat terlihat terburu-buru dan terus menerus mengecek ponselnya.
“Tidak jadi.. kau pergilah kasihan Sakura-chan.” Usir Hinata lembut masih dengan senyuman yang bertengger di wajahnya.
Hinata mulai menyeruput minuman hangatnya yang sekarang sudah dingin dan segera memakai mantel tebalnya.
“Apa-apaan.. cepat ceritakan yang penting itu Hinata..” Naruto melihat gerak gerik Hinata yang bersiap akan pergi. Bukannya dia akan pergi bersamaku kenapa tak bilang.
“Tidak terlalu penting hanya cerita-cerita seperti biasanya.. kapan-kapan aku ceritakan.. kau pergilah pada Sakura-chan.. Aku buru-buru.
Sayonara Naruto-kun.” Kata Hinata segera berjalan setelah melihat iris saphire Naruto yang indah sekali lagi.
“Hei apa itu.. Hinataaa..”
Naruto yang akan mengejar Hinata dihentikan oleh dering ponselnya dan langsung mengangkatnya tanpa babibu karena yang menghubunginya adalah Sakura terdengar dari Naruto yang menyebut ‘Sakura-chan’.
Sekarang Hinata sadar apa yang aneh dari panggilan Naruto padanya.
Hanya ‘Hinata’ tak ada embel-embel ‘chan’ seperti biasanya dan suffix itu sudah berpindah pada Sakura.
.
.
.
.
TBC 》