Selamat menikmati 😊
.
.
.
Terlihat di mata Naruto wanita sedang berlari menghampiri toko yang di tempatinya ini menggunakan celana putih panjang dan atasan ungu muda.Dengan rambut yang di kepang dengan indah tersampir di satu bahunya dan poni yang mebingkai wajah cantiknya.
Bola mata lavender yang memancarkan kekhawatiran amat dalam yang sangat Naruto rindukan.
“Hinata..” Suara Naruto sedikit bergetar.
Hinata memasuki toko dengan terburu-buru dan segera menghampiri kedua anaknya yang sedang menikmati es krim.
Greep..
Hinata memeluk keduanya sangat erat sampai si kembar memukul-mukul pundak Hinata.
Melonggarkan pelukannya tapi tak melepaskannya.
“Kaa-chan mencari kalian ke mana-mana.. Kaa-chan kan sudah bilang untuk menunggu kaa-chan dan pergi bersama kaa-chan kan.. kenapa kalian suka sekali membuat Kaa-chan khawatir hm.”
Naruto membulatkan kedua matanya mendengar pernyataan Hinata yang menyatakan bahwa wanita itu ibunda dari si kembar.
“Tidak kaa-chan.. jangan nangis.. janji gak gitu lagi..”
Kata Boruto yang mengusap air mata Hinata yang mengalir.
“Janji..” Tambah Naruko yang mulai ikut menangis.
“Sudah-sudah.. terima kasih ya.. yang penting sudah ada kalian..” memeluk kembali putra putrinya.
“H-Hinata..” Suara Naruto terdengar.
Berbalik kilat saat Hinata mendengar suara yang sangat di hafalnya dan dirindukannya selama ini.
“N-Naruto-kun..”
“Kau ke mana saja hm?” Tanya Naruto mendekati Hinata.
GREEP..
Bahkan Naruto memeluk seperti ingin menghabiskan oksigen Hinata.
Memukul pelan punggung Naruto akhirnya ia lepas dari dekapan maut.
Hinata segera mengambil nafas sebanyak-banyaknya.
“Hinata kau dari mana hm? Kenapa kau tak bisa kutemukan dan sekarang kita bertemu di sini.”
Geram Naruto mencengkram lengan Hinata yang menatapnya sedikit takut.
“Jangan cakiti kaa-chan.”
Boruto menarik tangan Hinata dan membuat pegangan Naruto lepas.
“Tidak Boruto.. Nii-chan hanya ingin berbicara dengan Kaa-chan kalian.”
Sambil melihat ke arah Hinata yang mulai tenang.
“Kalau begitu duduk, nii-chan..”
Perintah si kecil Naruko menunjuk kursi.
Naruto duduk berhadapan dengan Hinata yang memangku Boruto dan Naruko berusaha naik ke pangkuan Naruto yang langsung menariknya dipangkuannya.
“Jadi.. apa kabar Naruto-kun dan istrimu.?”
Hinata memecahkan keheningan yang di susul gelak tawa Naruto.
“Apa aku setua itu? Sehingga kau menuduhku beristri? Kau tak dengar Naruko memanggilku Nii-chan?” Kata Naruto.
Hinata yang mendengarnya memerah malu.
“Kekasihmu mungkin?” Tanya Hinata lagi.
“Tidak ada semenjak kau meninggalkanku.”
Ungkap Naruto datar.
“Lalu Sakura-chan??” Tanya Hinata datar juga.
“Sudah berakhir sebulan kau meninggalkanku.” Jawab Naruto dingin.
“A-ah.. s-souka..” Tanggap Hinata.
“Aku mencarimu ke manamana Hinata. Kau tak kutemukan di seluruh Konoha dan kau berada di Suna? Padahal aku tau Hinata tak berani berpergian jauh.. apa alasanmu hilang tanpa jejak dan membuat ku gila merindukanmu ha? Apa gara-gara kejadian malam itu ha? Sehingga kau membenciku dan pergi? Katakan Hinata?”
Marah Naruto dengan mata yang memerah.
“Ssst.. N-Naruto-kun nanti anak-anak bangun.”
Bisik Hinata sambil menangis mengusap kepala Boruto yang tertidur dan Naruto yang ikut menenangkan Naruko yang terusik.
“Di mana tempat tinggal mu? Jawab Sekarang..”
Tanya Naruto menuntut.
.
.
.
.
TBC 》Udah pa lanjut nih hehe..