"Rencana untuk liburan selama musim dingin kita apa?"
Ketujuh mahasiswa tengah berkumpul di kantin, menikmati masing-masing seporsi jjamyeon. Salah seorang dari mereka, yang memiliki rambut pirang dan mata sipit, mengawali pembicaraan ringan.
"Emm... aku lebih menyukai tidur." Lelaki berkulit pucat itu menyahuti dengan datar. Membuat si pembuka topik menatap tajam.
"Bukankah Seokjin hyeong akan pulang ke Gwangcheon?" tanya lelaki berambut jingga.
"Aniya, eomma dan appa menyerahkan keputusannya padaku. Mereka sudah mengirim uang, tapi jika aku tidak pulang, itu sama saja menghemat. Uangnya bisa kugunakan untuk SPP bulan depan." Seokjin—lelaki tampan yang mengenakan jaket tebal hitam itu kembali melahap jjamyeonnya setelah menanggapi pertanyaan Jimin.
"Hyeong, awkhu ikwut."
"Ya, telan dulu makananmu, Tae!" seru lelaki berparas konyol disebelah kanan Taehyung—yang baru saja bicara dengan mulut penuh jjamyeon.
"Na ddo!" sahut lelaki yang duduk diujung begitu semangat, tepat juga disebelah kiri Taehyung.
"Ya,ya, rencananya saja belum diputuskan, kenapa sudah mengatakan ikut? Aneh." Namjoon—orang yang mengawali pembicaraan tadi—terdengar mencibir, sekaligus maklum oleh sifat kedua lelaki yang memang memiliki semangat luar biasa, apalagi soal berlibur.
"Ya, kita ke bukit kabut saja. Temanku pernah menawarkan villanya padaku. Ia akan memberi harga bersahabat." Ucap Seokjin sekadar memberi info, kalau-kalau keenam temannya setuju.
"Dan... apa specialnya?" Yoongi—lelaki berkulit pucat—bertanya tanpa ketertarikan sedikitpun dari nada bicaranya. Tapi, ketahuilah, itulah Min Yoongi, yang hampir selalu menjalani hari dengan santai—atau bisa dibilang terlalu santai.
"Pada malam natal, akan ada festival disana. Ada pohon natal raksasa. Oh iya, kudengar disana juga dibuka tempat ski setiap salju turun."
"Sepertinya menyenangkan." Tanggap Namjoon yang diikuti anggukan lainnya—kecuali Yoongi.
"Jadi?"
"AKU IKUT!!" seru Jimin-Taehyung-dan-Jungkook bersamaan. Namjoon mengangguk mantap, Hoseok—lelaki disebelah kanan Taehyung—hanya mengacungkan jempolnya. Sekarang semua menatap Yoongi yang belum memutuskan apapun.
"Bagaimana, hyeong?" tanya Jungkook hati-hati.
Yoongi menghela nafas, entah itu keputusan ikut, atau sebuah penolakan. Tapi kemudian ia mengangguk.
"YEAY! LET'S GET HOLIDAY!"
.
.
"Ini villanya." Ucap seorang laki-laki remaja berparas imut—mirip dengan anggota boyband Super Junior, Lee Sungmin tepatnya, yang notabene adalah pemilik salah satu villa di bukit kabut. Ia kemudian menyerahkan kunci pada Seokjin.
"Ya, gomawo, Sandeur-a..." Seokjin tersenyum lebar. Ia menoleh kebelakang, dimana teman-temannya berdiri dengan tatapan takjub, dua diantaranya malah asyik menjepret pemandangan sekitar, namun jangan lupakan Yoongi yang bersikap biasa saja.
"Selamat bersenang-senang." Sandeul menepuk singkat bahu Seokjin, lalu membungkuk singkat pada teman-teman Seokjin yang balas membungkuk. Tapi langkahnya terhenti. Seakan baru saja mengingat sesuatu, ia menatap Seokjin lagi. "Oh iya, hati-hati dengan basementnya. Lampunya redup, jika kau berkenan menggantinya, tidak masalah bagiku."
"Waeyo? Apakah berhantu?" tanya Hoseok dengan raut ketakutannya. Bahkan ia sudah menempel ke Jimin.
Sandeul mengangkat kedua sudut bibirnya. Senyumnya itu tak bisa diartikan ramah namun tak pula bisa dikatakan sebagai seringai. Sulit mengungkapkannya. "Dimanapun pasti ada, disekitar kalian mungkin juga ada, benarkan kata-kataku, bocah singa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BASEMENT
FanfictionJangan menggali rasa penasaranmu tentang apa yang ada di sebuah basement. Karena kita tidak pernah tau, perihal buruk yang menanti kita pada akhirnya. ___________________________________ Inspirated by BTS ©Hazel2017 start : 28 Oktober 2017 end...