"Aaa aku ingin bermain ski!" seru Jungkook yang sedari tadi memandang nanar keadaan luar, sedang turun salju cukup deras.
"Padahal tadi pagi baik-baik saja." keluh Hoseok yang juga bosan menetap dirumah.
"Tenang saja, masih ada 10 hari lagi." Seokjin berkata santai. Ia memilih berkutat di dapur, membuatkan teh hangat.
Yoongi keluar dari kamarnya, mata sipitnya tampak segaris, wajah khas bangun tidur. Ia menyeret langkah dan duduk disebelah Jimin.
"Mana Taehyung?" tanya Namjoon. Yoongi hanya mengarahkan tangannya ke kamar, mengisyaratkan dengan malas.
"Jimin-a, tolong bangunkan dia, kita minum teh bersama." Titah Seokjin seraya menaruh nampan dimeja, membagikannya pada mereka yang berkumpul.
Jimin bergerak tanpa protes, ia kemudian masuk ke kamar 3, dimana Taehyung sedang meringkuk disana.
"Tae, ireona..." bisiknya, menggerakkan pelan tubuh Taehyung.
"Ahmshm..." Taehyung menggumam tak jelas, cukup terganggu dengan kedatangan Jimin.
"Tae, ayo minum teh bersama, jangan tidur sendirian. Ya, cepat bangun... Taehyung... Kim Taehyung!"
Taehyung langsung terduduk meski dengan mata memejam. Respons terhadap suara melengking Jimin yang siap naik oktaf jika ia tak juga bangun.
"Ayo, kau ditunggu yang lain." Kata Jimin pada akhirnya, sebelum setelahnya melenggang pergi lebih dulu.
Taehyung mengusap rambutnya acak, menguap, berusaha membuka matanya. Ia baru saja akan duduk tapi Namjoon lebih dulu memberinya suruhan.
"Ya, ambilkan selimut dikamarku. Tolonglah."
Taehyung manyun, tapi tetap menuruti. Ia berbalik arah dan masuk ke kamar 2 untuk mengambil selimut. Matanya yang setengah memejam membuatnya melihat samar-samar, ditambah pula keadaan kamar dengan lampu temaram.
Cplak.
Taehyung terhenti. Ia pelan-pelan menunduk, merasakan kaki telanjangnya menginjak sesuatu yang basah, agak kental. Matanya langsung membelalak, jantungnya berdegup cepat, keringat dingin bercucuran.
Darah, itu benar yang sedang diinjaknya adalah cairan merah kental yang merembes keluar dari bawah lemari dikamar itu. Taehyung tak bisa berpikir apapun, lari pun tak mampu saking terkejutnya. Ia memang indigo, tapi pemandangan ini terlalu mengerikan.
Grak! Grak!
Pintu lemari yang berada tak jauh dihadapannya itu bergerak, seakan didorong dari dalam. Dorongan yang kuat itu membuat suara cukup nyaring. Taehyung berusaha berteriak namun kelu. Dobrakan itu semakin kuat, tanpa sadar Taehyung mundur pelan-pelan.
BRAAKK!!
Tangan-tangan menjulur dari sana, suara lolongan minta tolong terdengar pilu, juga mengerikan. Tak terlihat apapun, darimana asal tangan-tangan berdarah itu menjulur.
"JANGAN MENDEKAT!!"
BRUK!
Suara debuman cukup keras itu sukses membuat enam kepala menoleh bersamaan. Seokjin segera meletakkan cangkir tehnya ke meja, merasa sesuatu tidak beres. Ia berlari ke kamar 2, disusul yang lain.
"Astaga, Taehyung!" ia berseru panik. Seokjin bersimpuh disamping Taehyung tergeletak. Tubuh lelaki itu dingin, ia juga kejang, membuat yang lain tak kalah paniknya dengan Seokjin.
"Cepat telepon rumah sakit!" seru Yoongi, ia sendiri sibuk mencari benda berbahan kayu. Ia kemudian mengambil sumpit yang belum dipatah, menjejalkannya diantara gigi Taehyung yang bergemeletuk saling adu, agar lidahnya tidak luka karena gigitannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BASEMENT
FanfictionJangan menggali rasa penasaranmu tentang apa yang ada di sebuah basement. Karena kita tidak pernah tau, perihal buruk yang menanti kita pada akhirnya. ___________________________________ Inspirated by BTS ©Hazel2017 start : 28 Oktober 2017 end...