Kamu tahu, saat aku melihat ragamu yang terbaring di sampingku, aku selalu berpikir, kenapa kamu bisa menjadi suamiku? Apa yang kaulihat dari diriku?
Saat kamu menggelutiku, aku bisa merasakan getaran hasrat, bukan hanya sebatas nafsu, tapi ada rasa yang lain, yang membuat tubuhku dn tubuhmu bergejolak dalam pertarungan cinta.
Seperti pagi ini, entah kenapa mataku enggan berpaling dari sosokmu, kita memang baru menikah, baru merasakan dunia rumah tangga, namun kenapa aku begitu takut kehilanganmu, aku cemburu, aku curiga, dan aku tidak rela kamu berdekatan dengan yang lain.
Saat kamu ramah bersama wanita yang lain, aku merasakan amarahku meletup tanpa terkendali, namun sebisa mungkin kupendam, kututupi dari tatapan mata yang bagaikan elang itu.
***
"Sayang, kamu kenapa? Gak seperti biasanya kamu diam begini," tanyamu yang sekarang duduk di atas tempat tidur, sementara aku masih sibuk membenahi gaunku. Ya... seharian ini aku memang diam, bahkan saat pesta tadi pun aku diam.
"Kamu sakit?" Kamu kembali bertanya, dan kali ini matamu menyelidik tubuhku. Aku biss lihat itu sayang meski hanya pantulan cermin.
Aku beranjak, menuju ruang pakaian dab segera mengganti gaunku dengan baju tidur. Kakiku cepat melangkah menuju kamar mandi, mencucui wajah yang tadi telah kubersihkan dari segala make up. Setelah itu, aku menuju tempat tidur, kulihat kau telah memakai baju tidur.
"Gak cuci muka?" tanyaku tanpa menatapmu. Dari sekian pertanyaanmu, aku tidak menjawabnya, dan sekarang aku malah menanyakan pertanyaan baru.
Kau menatapku tajam, aku bisa rasakan itu, setiap kali kau menatapku dengan tatapan itu, bulu romaku pasti berdiri, getaran wanitaku pasti bangkit.
Kini bukan tatapan yang kudapat darimu, kau menarikku mendekatimu, membekap wajahku untuk menatapmu lebih dekat. Tatapan tajam itu berubah menjadi sendu, penuh derita, karena diriku kah, ah... aku jahat padamu, tapi kenapa malah aku menginginkan kehangatan, aku meletup sayang.
Kukecup bibirmu, kau sedikit terperanjat, namun kau tetap menikmatinya, awalnya kamu diam, tapi aku tahu sebatas apa hasratmu untuk bercinta denganku.
Kau lebih menggila dariku. Kini tanganmu sudah mengelus seluruh tubuhku, membuka setiap kaitan yang ada di bajuku, aku menikmati itu.
Tanganmu yang dingin, saat bersentuh dengan kulitkan yang hangat, ah... begitu membuatku ingin lebih dan lebih.
Kini aku dan kamu sudah berada diperaduan cinta, kau memandangiku dengan yang polos ini. Kau tahu, jika kau tatap aku seperti itu, rasa gairahku semakin bertambah. Aku tidak tahan lagi.
Kutarik tubuhmu menindih diriku, kucium pipimu, kau balas dengan kecupan hangat di bibirku. Tanganmu tak berhenti diam, dan kini... bukan aku lagi yang memegang kendali, tapi dirimu, ah... sentuh aku terus dan terus, aku ingin kau terus menyentuhku.
***
"Apa ini Sayang? Sejak kapan kau mempermainkan aku seperti ini?" tanyamu yang tengah terbaring di sampingku. Tubuh kita sama-sama bermandikan peluh, entah berapa banyak aku melenguh bersamamu.
Aku menarik diriku masuk ke dalam pelukanmu. Membenamkan kepalaku ke dalam dadamu yang bidang dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
"Kamu tidak suka?"
"Tidak suka? Jangan bercanda, semua pria menginginkan wanitanya yang agresif di ranjang, dan aku mendapatkan itu malammu, aku puas, ah tidak, aku melayang puas."
Aku tersenyum, tanganku mulai menari-nari di dadamu yang bidang. Kudengar desismu, begitu manis dan membuatku semakin bersemngat menyentuk tubuhmu.
"Gak capai? Nanti aku kerjain lagi loh?" tanyamu penuh ejek padaku.
"Emang masih sanggup? Kamu kan sudah tua," ejekku.
"Sampai subuh pun aku sanggup, besok aku tidak akan kerja, kita buktikan siapa yang sanggup dan tidak?" Kamu mulai seperti Tuan Over lagi.
"Gila!" umpatku.
"Hahahahah, makanya jangan uji aku. Aku tidak akan mengalah dan menyerah jika berurusan dengamu. Sekarang jawablah pertanyaanku Mrs. Xander, kau kenapa?"
Kubenamkan kepalaku semakin dalam di dadanya. Apa yang bisa aku jelaskan.
"Aku... aku tidak suka saat kamu bersama wanita lain, saat kamu bercanda bersama wanita lain, aku ada di sana tapi kamu cuekin aku, ya aku tahu itu hanya untuk menjaga imagemu sebagai seorang pengusaha, karena wanita-wanita itu adalah partner bisnismu, atau mungkin calon partnermu, tapi aku tetap tidak suka, apa ini keterlaluan?" Aku hanya bisa mengatakan ini di dalam hatiku, memilih diam dan menyimpannya sendiri. "Tidak ada, aku lagi tidak berselera aja!" ucapku sekenanya, "sudah jangan bertanya lagi."
"Baiklah, aku tahu cara membuat wanitaku ini kembali bersemangat, besok aku akan libur, dan kita jalan-jalan."
"Benarkah?!"
"Iya, tapi...."
"Tapi apa?"
Kau menyeringai buas, aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu.
"No!" hardikku.
"Yes!" Kau menghambur membalik tubuhku, menindihku dengan tubuh kekarmu.
"Hey ini pemerkosaan!"
"Kau suka, bukan?"
"Sial," umpatku.
***
AUTHOR POV
"Cantik, kalau begini tanpa ada imbalanmu aku akan lakukan."
"Bagus kalau begitu, ini untuk balas dendam kita, ingat!"
Setelah mengucapkan itu, wanita itu langsung beranjak pergi, meninggalkan sosok pria yang tengah fokus menatap selembar foto.
Pria itu tersenyum manis, matanya masih enggan berpaling dari foto yang dua pegang.
"Inda, hemmzz... aku semakin penasaran," ucap pria itu sambil terus tersenyum sendiri. "Kita lihat, sebarapa kuatkan pendirianmu tentang cinta dan Mr. Rae Xander itu, aku ingin lihat cinta apa yang kaupunya untuknya!"
****Hello Riders, Syifah hadir lagi. Maaf ya lama bnget uploadnya. Inspirasi itu sulit, hahahah. Apalagi Syifah belum berpengalaman, jadi mencari feelnya untuk hubungan ini susah. Mengkhayalnya harus waspada, nanti malah yang jomblo kex Syifah yang Baper, wkkkwkwkwk.
Ok, selamat menikmati. Mohon dukungannya, komentarnya juga ya. Selamat membaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE HUSBAND
RomanceCinta itu apa? Datang tiba-tiba, membawa sejuta rasa. Kadang bahagia sampai menyesakkan dada. Kadang sedih sampai menghilangkan raga. Lalu bagaimana dengan cinta possesive? Apa lebih menyesakkan? Bagaimana rasanya dikekang beratasnamakan cinta? ...