4. secepat ini kah?

40 3 0
                                    

Selesai shalat subuh tiba-tiba handphone ummi berdering. Dengan masih mengenakan mukena ummi langsung bergegas ke ruang TV dimana handphone nya berada.

"iya wa'alaikumussalam, benar ini saya sendiri".

"......."

"innalillahi, apa saya tidak salah dengar?".

"........"

"yasudah terimakasih atas info nya".

Tanpa mengakhiri sambungan telfonnya ummi  meluruhkan badan ke lantai dan menyimpan handphone  di sofa yang ada di depannya.

"ummi ada apa? " panik kia dengan sedikit berlari menuruni anak tangga menuju ruang tv.

Yang ditanya  tidak menjawab, hanya menagis dengan mulut yang tak henti-hentinya terus berdzikir. Membuat kia semakin penasaran. Tak ingin banyak tanya ia langsung memeluk ummi dan terus mengelus-ngelus punggung ummi.

"ada apa kak?  Kenapa ummi nangis?". Tanya zafran dengan panik dan hanya di balas dengan gelengan pelan oleh kia.

"ummi kenapaa?? ". Syakila langsung berlari menghampiri ummi setelah berada di anak tangga terakhir Dan langsung memeluk ummi.

"ummi jangan nangis!  Dede gamau liat ummi nangis!". Ummi nya hanya membalas dengan elusan di kepala ketiga anaknya.

Zafran bergegas keruang makan  mengambil air minum untuk umminya. Dan kia membantu mendudukan ummi di sofa.

"ummi ini minum dulu". Zafran menyerahkan air kepada ummi dan diterima oleh kia lalu pelan-pelan di minumkan kepada ummi.

Setelah minum ummi langsung berusaha menghapus air matanya dan berusaha mengumpulkan kekuatannya dengan menarik nafas dalam - dalam untuk mengatakan sesuatu.

"Abi mengalami kecelakaan maut Nanti malam jenazahnya baru akan sampai di bandara". Dengan nada yang sangat berat ummi menyampaikan semuanya.

Hening tak ada suara semua yang mendengar perkataan ummi seolah tidak percaya. Ruangan yang terang benderang terasa sangat gelap dan pengap tanpa oksigen.

"abiii!!! ". Tiba-tiba saja syakila berteriak dan menangis.

Tak tega melihat putri kecilnya menangis Ummi merangkul syakila ke dalam pelukannya. Sedangkan kia dan zafran hanya melafalkan "innalillahi wa inna ilaihi roji'un" dengan suara yang nyaris tak terdengar serta air mata sudah tak dapat di bendung lagi.

Perkataan ummi berhasil membuat kekuatan zafran dan kia menguap begitu saja. Mereka seolah tak sanggup berkata apa - apa.
Sedangkan syakila tergugu dalam pelukan ummi.

"kita pasrahkan semuanya pada Allah,  kita harus mengikhlaskan kepergian abi". Suara ummi terdengar sangat parau namun tetap mencoba tegar dihadapan putra-putri nya.

Kini tak ada satu orangpun di ruangan ini yang dapat membendung air matanya.

"mengapa secepat ini ya Allah?? ". Batin kia. "aku belum siap kehilangan sosoknya, aku belum bisa mempersembahkan kebahagiaan untuk abi".

Sungguh ini kenyataan yang sangat sulit diterima. Tapi apalah daya tak ada satu manusiapun di dunia ini yang dapat menentang takdir dariNya.

Kehilangan ini membuat kia sangat terpukul. Terlebih ketika ia melihat malaikatnya seperti kehilangan harapannya, kia menyaksikan ummi begitu menyedihkan.  Syakila menangis dengan terus memeluk ummi. Zafran pun menangis disamping kia, namun ia tetap berusaha tegar dan terus berusaha menguatkan kia dengan menggenggam tangan kakak nya erat-erat.

***

Kedua orang tua kia merupakan anak tunggal. Kakek - nenek mereka sudah meninggal dunia semuanya, kelurga kia merupakan kelurga kecil. Namun, walaupun demikian kini rumah kia tetap ramai banyak didatangi oleh tetangga, dan banyak sahabat orang tuanya pula yang datang kerumah demi untuk menyambut kedatangan mendiang abi kia.

Diantara ramainya manusia yang ada di rumah kia berbanding terbalik dengan suasana batinnya. Batin kia sesak pengap tanpa oksigen dan cahaya. Air matanya terus mengalir di pipi, sulit untuk dibendung karena semua memori kenangan  bersama abi nya terus berkelebatan di benaknya. Mulutnya terus bergerak melapazkan kalimat kalimat yang mengagungkan Allah. Sesedih apapun dia harus tetap percaya akan kemaha agungan Allah SWT.

Dia ingat benar apa yang pernah  abi nya sampaikan, 'Bahwa tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang abadi, semuamya hanya terjadi sementara, dan semua rasa itu datangnya dari Allah SWT. Jadi terus memohon pertolongan padaNya dengan cara terus mengagungkan namanya, agar rasa menyalahkan Allah terusir dari hati dan jiwa kita sebagai makhlukNya'. Kata per kata dari Ayahnya tetsebut masih terekam sangat jelas di benak Kia.

***
To be Continue ..😍

Mohon maaf baru update lagi setelah sekian abad lamanyaa 😂

                           

syauqia Abdullah (Gadis Lemah Lembut Dengan Sejuta Luka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang