Posesif

3.2K 309 73
                                    

Seorang pemuda dengan paras tampan nan manis kini tengah duduk di kantin fakultasnya dengan beberapa temannya. Terdengar sesekali tawa merdu dari pemuda manis tersebut yang membuat orang-orang di sekitarnya menatapnya penuh kagum karena parasnya dan suara merdunya.

"Minhyun Sunbaenim."

Sebuah sapaan menghentikan celotehan yang tengah terucap di meja pemuda manis bernama Minhyun itu.

"Uhm, iya? Ada apa ya?" tanyanya sambil tersenyum. Sementara pemuda dihadapannya berusaha untuk tidak terjerat dalam pesona Minhyun.

"Uhm, itu, Sunbaenim, Daniel-sshi memintaku memberikanmu ini." Ujarnya sambil memberikan sebuah paper bag dengan nama salah satu merk coklat terkenal.

Minhyun tersenyum kecil lalu menerima pemberian pemuda itu.

"Kenapa dia sampai menyuruhmu seperti ini sih? Kan waktu istirahat makan siangmu jadi berkurang." Timpal Minhyun.

Pemuda itu langsung menggelengkan kepalanya keras. "Tidak Sunbaenim, aku tidak keberatan kok, Daniel-sshi sedang ada tugas kelompok jadi dia memintaku untuk menyerahkan ini padamu." Jelasnya terburu-buru.

"Ah, tapi kau tidak ada tugas kelompok? Tolong bilang pada Daniel lain kali berikan sendiri jangan merepotkan orang lain." Pinta Minhyun.

Pemuda itu terlihat keberatan. "T-tapi Sunbaenim tidak merepotkanku kok." Kilahnya pelan.

"Pokoknya harus kau sampaikan itu padanya ya, dia tidak akan marah kok. Lain kali jangan mau disuruh olehnya ya, hmm siapa namamu?" tanya Minhyun.

"Namaku Kim Doyoung, Sunbaenim."

Minhyun tersenyum. "Terimakasih ya Doyoung-sshi, kalau kau berjalan cepat masih ada waktu 20 menit untuk makan siang." Ujarnya.

Doyoung menganggukkan kepalanya pelan setelah itu ia pun pamit dan hampir setengah berlari keluar dari kantin fakultas Minhyun. Terang saja siapa yang tahan ditatap puluhan pasang mata saat ia berbicara dengan seorang Hwang Minhyun?

"Itu coklat kan? Ya Tuhan, si Daniel itu sudah memberikanmu apa lagi minggu ini?" tanya Minki sambil memakan sandwichnya. Sementara teman Minhyun yang lain sepertinya kurang tertarik dengan pembicaraan ini.

Minhyun tertawa kecil. "Terlalu banyak, harus aku sebutkan satu persatu?" tanya Minhyun.

"Sebutkan saja yang paling mahal." Jawab Minki.

"Hmm, sepertinya jam rolex." ujar Minhyun.

Minki menatap Minhyun tidak percaya. "Ya Tuhan, terpujilah Kang Daniel, kau mau bertukar pacar denganku tidak?" tawarnya.

Minhyun tertawa sementara seorang pemuda lainnya yang berambut hitam tersedak makanannya setelah itu menatap Minki tajam.

"Minki kau sudah diberkati dengan menjadi pacar seorang Kim Jonghyun dan kau ingin bertukar denganku? Ckckck."

"Aduh sayang maafkan aku, itu hanya bercanda kok," Ujar Minki sambil menggenggam tangan Jonghyun. "Kau sendiri tahu kan aku hanya mencintaimu?" tanya Minki. Sementara Jonghyun hanya mengecup bibir Minki kilat dan kembali melanjutkan acara makannya.

Dongho yang sedari tadi diam akhirnya berbicara. "Itu adalah adegan yang paling tidak penting yang harus aku lihat saat aku makan."

Minki mengejek Dongho dengan kekanakannya karena Dongho saat ini sedang tidak mempunyai pacar. Dan Minhyun hanya bisa memutar bola matanya malas melihat adu ejek antara mereka berdua.

"Kalian mau coklat ini tidak? Lagipula ini banyak, sepertinya aku tidak bisa memakannya sendirian." Tawar Minhyun.

"Lagipula kenapa Daniel selalu membelikanmu banyak hal sih padahal kan kau tidak memintanya."

Hi, we exist ◇ NielHwang ◆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang