Sakit

1.9K 202 27
                                    

Minhyun bergerak tidak nyaman saat ia merasakan sepasang tangan memeluk pinggangnya terlalu erat dan merasakan deru napas hangat di rambutnya. Dengan terpaksa ia membuka matanya dan melihat kekasihnya tengah bernapas dengan terengah-engah.

"Niel-ah? Niel-ah?" panggilnya khawatir.

Minhyun mendudukan tubuhnya dan memegang kening Daniel dengan punggung tangannya.

"Panas sekali." Ujarnya khawatir.

Minhyun pun mencoba melepaskan pelukan Daniel di pingganya namun kekasihnya itu malah merengek pelan.

"Jangan di lepas...sshh..."

"Niel, aku harus memberitahu kau sakit pada Jisung Hyung dan manager Hyung, jadi lepas dulu sebentar ya?" pintanya.

"Tidak sakit, aku tidak sakit." Ujarnya sambil membuka matanya.

Minhyun menyentil pelan kening Daniel. "Tubuhmu seperti tengah terbakar dan kau bilang tidak sakit? Tidak, tidak, aku akan memberitahu ini pada yang lain."

Dengan tenaganya akhirnya Minhyun berhasil melepas pelukan Daniel. Untung saja Daniel sedang sakit kalau tidak tentu saja Minhyun tidak akan berhasil.

Mengabaikan Daniel yang memanggilnya dengan suara seraknya, Minhyun segera menemui Jisung dan memberitahukan padanya kalau Daniel sakit. Setelah itu mereka pun menghubungi manager mereka dan Daniel pun segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.

.

.

Demam tinggi.

Belum lagi karena kelelahan. Daniel bahkan kesulitan untuk berdiri dan berbicara. Minhyun yang kini tengah berada di rumah sakit dengan Jisung dan Sungwoon hanya bisa menatap Daniel kesal tapi setengah menangis.

"Kenapa tidak bilang padaku kau sudah tidak enak badan sejak dua hari yang lalu?" tanya Minhyun kesal.

Daniel memasang ekspresi merasa bersalah. "Ma..af.." lirihnya dengan suara serak.

"Harusnya kau bilang padaku, jadi aku tidak akan memaksamu untuk tidur larut seperti kemarin-kemarin untuk menonton." Ujar Minhyun. "Ah, tidak ini salahku, harusnya aku lebih peka dengan keadaan kekasihku sendiri. Maaf."

Daniel terlihat tidak setuju. "Bu..khan salah..mu."

"Pokoknya aku tidak mau tahu kau harus istirahat, kalau tidak aku akan marah. Sampai ketemu nanti, aku akan kesini lagi setelah fansign, oke?" ujar Minhyun. Ia kemudian memeluk Daniel sebentar dan dengan malu-malu mengecup pipi Daniel yang panas.

"Lucu." batin Daniel.

Sebelum Minhyun pergi Daniel menarik tangan pemuda itu kemudian mengecup pelan bibir Minhyun. Rasa panas yang terasa di bibir Minhyun membuat wajahnya ikut memanas.

"Akhu...aka..n...merin..dukan..mhu." ucap Daniel lagi.

"Ssshh, sudah jangan memaksa berbicara ya Niel, minum air yang banyak, makan obat dan beristirahat. Aku mencintaimu." Ujar Minhyun lagi dengan wajah bersemu.

Daniel tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya yang Minhyun sukai.

"Akhu..juga."

.

.

Walau sebenarnya perasaan primitif Minhyun ingin ia tinggal dan menemani Daniel di rumah sakit tapi tentu saja ia tidak bisa egois seperti itu. Jadi ia pun menjalani aktivitasnya hari ini mulai dari wawancara, syuting iklan dan yang terakhir fansign.

Minhyun merebahkan tubuhnya di sofa sembari menunggu gilirannya untuk merapihkan make upnya. Samar-samar ia mendengar suara marah Jisung di luar ruang ganti. Merasa penasaran Minhyun pun bangkit dan membuka pintu.

Hi, we exist ◇ NielHwang ◆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang