part(2)

1.1K 35 6
                                    

"Ges oper bolanya"Teriak Lukas kepada Ages agar mengoper bolanya.

"Anjay Calvin ganteng banget".

"Ya allah itu keringatnya jadi pengen ngelapin deh".

"Ya ampun Ages walaupun pecicilan gue tetep suka kok".

"Aduh si dingin Vito ganteng banget".

"Lukas walaupun lo mesum gue tetep lope lope kok".Dan banyak lagi.

Itulah teriakkan perempuan saat melihat para cowok most wanted sedang bermain bola basket walaupun bukan pertandingan sungguhan tetap saja banyak yang menontonnya.

"Aw"Ringis seorang gadis berkacamata kesakitan karena kepalanya terbentur bola basket.

"Heh cupu makanya kalo jalan tuh lihat- lihat"Teriak Calvin murka.

Vale hanya bisa menundukan kepalanya karena tidak tahan dengan tatapan tajam lelaki itu.

"Udahlah Cal"Vito mencoba untuk melerai.

"Mukanya udah melas gitu"Lanjut Ages menambahi.

Tatapan Vale mulai kabur dan akhirnya semuanya gelap.

"Cepetan bawa ke uks njir" ujar Ages sudah mulai panik karena takut mereka yang disalahkan.Tetapi Calvin,Vito,Lukas selalu dalam keadaan stay cool, emang dasarnya Ages sudah alay dari lahir.

****

Vale mulai mengerjapkan matanya karena merasa cahaya memasuki indra penglihatannya.

"Kakak gimana keadaanya?"Tanya seorang siswi yang duduk di samping ranjang yang sedang ditiduri Vale.

"Udah gak papa,cuma masih agak sedikit pusing"Jelas Vale kepada siswi tersebut.

Sebenarnya yang mengantar Vale ke uks adalah Calvin,tadinya Calvin menolak tapi karena paksaan dari teman-temannya terutama Ages yang paling rempong melihat Vale pingsan karena terkena bola basket.Memang tidak sepenuhnya kesalahan ke empat cowok tersebut tapi tetap saja Ages merasa bersalah walaupun Ages bandel tapi dia juga paling gamau kalo dihukum.

"Gimana keadaan lo?"Tanya Tasya mulai cemas karena keadaan sahabatnya ini.

"Baik-baik aja kok"Ujar Vale setenang mungkin agar sahabatnya ini tidak terlalu khawatir.

"Siapa sih yang buat lo kayak gini?"Tasya mulai geram sendiri dengan Vale.Tadi Tasya sudah menawari untuk menemani Vale ke perpustakan tapi Vale menolaknya.

Tasya Amira sahabat plus teman sebangku Vale,orangnya cantik,baik hati tapi jika ada yang membuly atau mencoba mencelakai sahabatnya Vale,Tasyalah yang maju paling depan ,dan tidak suka membeda-bedakan.Makanya Tasya mau berteman dengan Vale malah Tasya dengan senang hati menjadi sahabatnya Vale.Memang Tasya lumayan terkenal di sekolah tapi itu tidak menghalangi Tasya untuk bersahabat Vale,walaupun banyak yang membuly Vale,tidak membuat Tasya malu bergaul dengan Vale.

"Udahlah Tasy,gak usah dipikirin"Kilah Vale karena takut sahabatnya bertindak yang tidak- tidak.

"Siapa Valerie"Tanya tasya sudah mulai habis kesabaran.

"Calvin dkk"Jawab Vale seadanya.

Setelah mendengar itu Tasya langsung meninggalkan uks dan berjalan keluar untuk mencari seseorang yang sedang ia cari.Setelah menemukannya Tasya langsung menghampiri segerombolan cowok yang sedang duduk dipojok kantin.

"Lo kan yang namanya Calvin?"Tunjuk Tasya kepada salah satu cowok.Tasya yang melihat wajahnya saja sudah muak ingin mencabiknya.

Yang ditunjuk malah belagak cuek dan tak menghiraukan pertanyaan dari Tasya"Lo ngomong sama gue"Tanya Calvin sambil menunjuk dirinya sendiri."Iya sama lo".

fake nerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang