BAGIAN DUA

3.5K 150 6
                                    

Info dikit, yang di mulmed itu Dira loh😄 *pinjem fotonya ya kak😄

Arsanya nyusul yah, inshaaallah di chapter selanjutnya😊

****
"Jodoh, sejauh apapun menghindar, sejauh apapun pergi tetap akan datang juga bahkan dengan sangat cepat.
Tapi yang jadi pertanyaannya, Jodohku itu Kamu atau Kematian?"


Nadhira Ivanka, gadis berjilbab syar'i berwarna peach itu mendadak terduduk gelisah sembari menggigiti kuku-kukunya gusar.

Bagaimana tidak, entah dia harus pulang bagaimana caranya sekarang?

Tadi sehabis jadwal piketnya hari ini tepatnya jam 5:05 Dira baru saja ingin pulang dan merebahkan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku akibat bekerja seharian.

Walau di bantu beberapa staf rumah sakit lainnya tapi tetap saja Dira kelelahan, soalnya pasien hari ini entah mengapa begitu banyak.

Lalu yang bikin dia kesal setengah mati itu karena dokter pembimbingnya, padahal seharusnya dokter itu bertugas membimbing dia tapi ini malah Diranya di biarkan begitu saja.

Padahal tadi sempat ada beberapa hal yang ingin dira tanyakan kepada dokter itu tapi malahan dokter itu tidak memperdulikannya.

Oke, Dira paham dokter itu juga sibuk dan tugasnya banyak bukan cuma mengurusi Dira saja, tapikan sebagai dokter yang lebih senior seharusnya dia bersikap profesional juga kan.

Dira kan di percayakan padanya, dia di percayakan dokter Suswono selaku kepala rumah sakit untuk menjadi pembimbing Dira selama dia magang di rumah sakit ini.

Tapi nyatanya? Dira di anggurin begitu saja, di biarkan begitu saja, sakit hati kan.

Malahan tadi Dira sempat kewalahan karena ada beberapa hal yang belum dia mengerti, memang Dira adalah mahasiswi yang memiliki kepintaran diatas mahasiswi maupun mahasiswa lainnya tapi sehebat apapun seseorang dia juga perlu dan butuh bimbingan orang lain bukan?

Tapi malahan dia tidak di pedulikan. tau gitu mending gak usah pake dokter pembimbing sekalian. batinnya kesal.

Kesal rasanya jika mengingat-ingat kejadian tadi, di saat beberapa pasien bahkan sempat membentak dan memarahinya karena dia yang terlambat melayani pasien, bukan bermaksud begitu hanya saja itu di sebabkan ketidaktauan Dira dalam beberapa hal termasuk prosedur operasional standar rumah sakit.

Untung saja ada beberapa orang yang dengan suka rela membantunya, yaitu rekan kerjanya sesama magang maupun dokter senior lainnya.

Hufftt lelah rasanya. gumam gadis itu pelan

Dan hal itu juga yang membuat dirinya harus rela pulang kesorean, padahal jadwalnya hanya sampai ba'da ashar.

Karena dira pulangnya jam 5, dia berpikir untuk singgah sebentar di mushola rumah sakit untuk menunggu waktu magrib.

Karena jika dia pulang sekarang juga, pasti di jalanan macet lagi alhasil pasti sholatnya kelewatan lagi. Dan dia tidak mau itu, sudah cukup.

Dia malu sama Allah, kalau nanti ketinggalan waktu sholat lagi.

****

Cinta Gadis BerjilbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang