BAGIAN TIGA

2.7K 152 6
                                    

"Jika tak mampu berkata jujur, tak perlu harus berbohong bukan?"

Pagi ini gadis itu masih tertidur dengan pulas, wajahnya kelihatan damai seakan tak terusik dengan silaunya cahaya matahari yang mengintip dari balik gorden jendela kamarnya.

Tok...tok...tok..

"Dira bangun sayang.buka pintunya Nadhira, kamu nggak kerja hari ini?" Kata ibunya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis itu.

Dira meleguh pelan.

"Dira...bangun sayang..kamu gak kerja?" kata ibunya dengan nada sedikit keras.

Gadis itupun tersentak sedikit lalu mengucek matanya pelan.

Udah jam berapa ini?. Gumamnya pelan.

"Dira bangun sayang..ini udah siang, kamu gak mau pergi kerja?" kata ibunya lagi.

"Astagfirullah..buu..ini jam berapa?" tanyanya kaget, lalu langsung berdiri dan membuka pintu kamarnya.

Dilihat ibunya wajah anak gadisnya itu sedikit pucat dengan hidung yang memerah, mungkin karena pilek.

"Kamu sakit?" tanya ibunya dengan raut wajah khawatir.

"Gak kok bu, dira baik-baik aja cuma ini lagi sedikit pilek aja..tapi gak papah kok.." jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Beneran gak apa-apa?" tanya ibunya lalu menempelkan punggung tangannya ke dahi Dira. Hangat.

Sedangkan dira hanya diam saja.

"Gak papah gimana orang ini badan kamu anget-anget gini juga.." kata Ibunya, nadanya terdengar sedikit khawatir.

Dira hanya tersenyum tipis.

"Ibuku sayang, Dira baik-baik aja kok cuma ini Dira agak pilek aja dikit karena kedinginan semalam mungkin..tapi tenang aja Dira baik-baik aja, yakin deh" kata Dira lalu tersenyum manis kepada sang ibu.

"Baiklah kalau begitu, nanti kalau kamu pusing atau rasa gak enak badan di sana kamu langsung pulang aja ya..ibu takut nanti kamu kenapa-napa lagi.." kata ibunya, nada khawatirnya masih terdengar jelas disana.

Dira hanya menyunggingkan senyum terbaiknya, membuat ibunya pun ikut tersenyum.

"Ayy..ayy..captain!" jawabnya lalu memposisikan dirinya hormat kepada sang ibu membuat ibunya terkekeh diikuti oleh dira juga.

"Udah sana mending langsung siap-siap aja ini udah siang loh.." kata ibunya membuat Dira tersentak kaget.

"Astagfirullah hampir lupa, yaudah bu aku siap-siap dulu.." katanya lalu langsung berlalu menuju kamar mandi.

"Dira...dira.." ibunya mengelengkan kepalanya sambil terkekeh geli, baru hendak berbalik menuju dapur tiba-tiba langkah ibunya terhenti.

Tersenyum pilu, menatap figura foto seorang gadis yang terpajang dideretan foto yang ada di kamar Dira.

Difoto itu bukan hanya Dira sendiri, tapi bersama seorang gadis yang satunya lagi. Gadis yang sudah berada jauh dari jangkauan mereka.

Jarak yang tak ada habisnya, tidak jauh memang tapi rasanya untuk menggapainya kembali rasanya sulit, Walau nyatanya mereka masih menapak disatu tanah yang sama.

Hanya saja rasanya tetap jauh, bukan hanya jangkauan jarak tapi juga hati yang memisahkan gadis itu dari mereka.

Setelahnya ibunya langsung melangkahkan kakinya dari kamar Dira lalu menutup pintunya. Tak lama satu titik air matanya jatuh membasahi pipinya dengan segera sang ibu langsung mengusap air matanya lalu kembali melangkah.

Cinta Gadis BerjilbabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang