"Udahla nggak usah dipikirin lagi, lo cantik kalau lo senyum."
Fanya menaikkan satu alisnya, namun pada hasilnya bukan hanya alis kirinya saja yang terakngkat namun dua alisnya sama-sama terangkat.
Revan tertawa. "Bukan gitu tapi gini-ni," ujarnya sambil menaikkan satu alisnya, alis kirinya.
"Emang tadi alis gue gimana?"
"Yang jelas alis lo itu naik dua-duanya, bukan satu."
Fanya tertawa. "Ooh salah dong gue."
Revan tersenyum. "Nah gitu dong ketawa biar tambah cantik."
"Apaan si lo Van gajelas." Ujar Fanya sambil memukul lengan Revan.
Revan tersenyum penuh arti ketika melihat Fanya dan Fanya yang sedang dilihat dengan tatapan seperti itu hanya bisa memutar bola matanya.
•••
"Bagus, bagus. Lo ninggalin gue karna mau berduaan sama mantan gebetan lo itu?"
"Ih apaan si Nay, orang gue nggak ngapa-ngapain,"
"Alah, ya pokonya ada kejadiannya apa tadi pas lo sama Revan!" Ujar Annaya.
Fanya mendekatkan wajahnya ke hadapan Annaya. "Mau tau banget ya?" Ujarnya sambil terkikik.
"Ngeselin lo lama-lama."
Fanya tertawa melihat raut kesal Annaya. "Yaudah gue ceritain tapi lo jangan montong."
Annaya kembali menghadap Fanya. "Iya janji suer deh,"
Fanya menceritakan kejadian di rooftop tadi bersama Revan. Annaya sudah ingin menjerit namun ia urungkan takutnya nanti Fanya malah tidak jadi menceritakan.
"Dan yaudah gitu, kita cuman ngobrol-ngobrol singkat doang," ujar Fanya.
"AAAAAAA DEMI APAPUN ITU BENERAN REVAN? KO BISA SI DIA JADI SWEET KAYA GITU?!"
Annaya menutup mulutnya setelah melihat tatapan yang Fanya berikan. "Nggak usah lebay bisa kan?" Ujar Fanya sekaligus memutar bola matanya.
Annaya memperlihatkan deretan giginya yang rapih. "Kan keceplosan Nya,"
Fanya menirukan gaya bicara Annaya "'kan keceplosan Nya' keceplosan pala lo," sentak Fanya.
Annaya mengrecutkan bibirnya, tangannya ia lipat di depan dadanya. "Ga asik lo Nya."
"Bodo amat nggak perduli gue."
Annaya merilik Fanya. "Terserah, Nya gue mau balik ya,"
"Yaudah sono lo balik ke alam lo," sentak Fanya
Annaya menggelengkan kepalanya takjub. "Lo adalah temen paling nggak tau diri kayanya Nya,"
"Sukasuka gue, badmood gue!"
Annaya melirik handphonenya. "Yaudah gue balikya ojek gue udah nunggu di bawah."
"Hati-hati Nay,"
•••
Pagi itu Ando pulang dari acara kampusnya ke rumah Fanya, alias rumah pamannya.
Pagi itu Ando mengenakan kaus putih polos yang dibalut dengan kemeja merah maroon dengan jeans hitam, tak lupa dengan sneaker maroon kesayangannya.
Ando mengambil ransel di jok belakang mobilnya, lalu Ando turun dari mobilnya untuk memasuki rumah pamannya yang sudah ia anggap sebagai rumahnya sendiri.
Didalam rumah Ando celingak-celinguk mencari seseorang. "Ni orang pada kemana si, gue jadi curiga ini rumah berpenghuni apa kaga si,"
Ando tersenyum penuh arti. Matanya terfokus hanya pada dua titik yaitu tangga dan pintu kamar bercat baby pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Mean Nothing
Dla nastolatkówFanya si cewe paing ajaib di SMA Pancasila ialah sala satu pengagum rahasia Revan, si cassanova SMA Pancasila. Namun cinta Fanya yang hanya dianggap angin lalu oleh Revan. Dan Revan juga yang membuat Fanya pelan-pelan menjauhi Revan dengan bantuan d...