“Bang!, lo harus anterin gue.”
Pria itu mendelik ketika mendengar suara cempreng perempuan yang saat ini berdiri dihadapannya dengan wajah angkuh miliknya. Lalu pandangannya jatuh kepada pakaian yang dipakai si perempuan dihadapannya.“Rapih amatan, lo mau kemana malem-malem kaya ginin?” pandangannya turun naik melihat penampilan perempuan dihadapannya, si perempuan sudah rapih dengan kaos putih polos yang dibalut dengan kemeja kotak-kotak warna biru, lalu ia memakai jeans putih panjang juga sepatu berwarna putih.
“Yaelah Bang Ando!, Gue kan udah bilang lo anterin gue sekarang!”
“Iya Fanya, gue tau lo minta anterin ke gue!, tapi gue sekarang lagi nanya lo mau kemana?” Fanya mendengus sambil memutar bola matanya malas, lalu Fanya menarik tangan Ando paksa. “Udahlah lo ga usah banyak tanya! Pokonya lo anterin gue sekarang.”
Ando Rionanda, ialah kaka sepupu Fanya yang selalu menemani hari-harinya, tempat bersandar dikala ia sedang bersedih, namun Ando juga bisa menjadi orang idiot dikala Fanya sedang bersedih.
Ahh bang Ando paling the best deh pokonya! Love you bang
Ando-I Mean Nothing-
Ando mendengus ketika matanyanya melihat tujuan Fanya meminta mengantarkanya ke toko buku.
Ah iya, jangan lupakan kebiasaan Fanya ketika di dalam toko buku. Jika Fanya di dalam toko buku sudah pasti akan memakan banyak waktu, belum lagi ketika ia mencari buku yang sudah lama ia inginkan dan stok bukunya masih tetap habis, pasti ia akan marah marah kepada perkerja yang bekerja pada toko buku tersebut.
Ah Ando ingat waktu pertama kali ia mengantar Fanya membeli buku yang ia inginkan dan berakhir tradis dan yang terkena imbasnya adalah ia sendiri.
Fanya berjalan melewati buku-buku yang dipajang manis di etalase berbahan dari kayu.
Tangan kananya ia gunakan untuk memegang novel sebanyak empat buah novel yang akan ia bayar ke kasir.
Namun matanya melihat satu buah novel karnya J.R.R Tolkien yang sudah lama ia inginkan, tangan kanannya yang sudah mempunyai tugas untuk memegang rmpat buah novel. Dan tangan kirinya lah yang ia gunakan untuk mengambil novel tersebut.
Namun karna novel yang ia inginkan berada di rak yang paling atas, dan tubuh Fanya yang bisa dibilang tinggi tetap saja Fanya tidak bisa mengambilnya sendiri hingga Fanya perlu bantuan dari Ando, abangnya yang selalu berada disampingnya.
"Ah kaga nyampe, gue harus manggil bang Ando," Fanya berjalan untuk memanggil Ando namun langkahnya terhenti bahwa ia ingat jika novel itu ditinggalkan bisa-bisa ia kehabisan lagi. Dan akhirnya Fanya kembali lagi ke tempat tadi dimana novel itu berada.
"Iya bang disini .. kehalang 2 rak dari tempat tadi bang .. iya aku mau ambil novel tapi raknya ketinggian .. cepetan!"
Dan pada saat Fanya mematikan sabungan telfonnya dengan Ando, pada detik itu juga Fanya melihat seorang perempuan berperawakan jangkung melebihi Fanya sedang mencoba mengambil novel yang Fanya idam-idamkan sejak lama sontak saja Fanya langsung menyerangnya dengan kata-kata pedasnya.
"Eh mbak, tau ga gue disini lagi ngapain?" Ujar Fanya berusaha menahan emosinya.
"Engga, dan gue juga ga mau tau!" Ujarnya cepat, lalu matannya beralih melihat Fanya yang sedang berdiri dengan raut muka yang sudah pasti menandakan bahwa ia sedang marah. "Hah, dasar bocah!" Lanjutnya
"Heh mbak itu buku tuh buku gue! Gue udah lama berdiri disini buat nunggu abang gue dateng dan ambilin buku itu ya! Jadi lo ga usah sok berusaha ngambil itu, karna itu punya gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
I Mean Nothing
Fiksi RemajaFanya si cewe paing ajaib di SMA Pancasila ialah sala satu pengagum rahasia Revan, si cassanova SMA Pancasila. Namun cinta Fanya yang hanya dianggap angin lalu oleh Revan. Dan Revan juga yang membuat Fanya pelan-pelan menjauhi Revan dengan bantuan d...