U

583 7 1
                                    

"Bi."

"Apa Ay."

"Kok lo manggil gue Ay sih?! Berhenti ga?!"

"Kan nama lo emang Ay sayang... Duh gemes deh pingin mutusin."

"Emang berani?"

"Berani lah. Emang kenapa ga berani?"

"Karena, nanti gue nangis."

"Tai."

Aya tersenyum puas. Sementara Bintang mencubit perut Aya gemas.

"Aduh, saking ga ada tempatnya sampe di depan umumpun mesra-mesraan ya."

"Alah alesan aja lo setan."

"Loh, setannya siapa ngomong ke siapa."

Aya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Udah. Kita sebagai pihak pacaran yang waras ngalah aja sama jomblo kurang belayan Bi."

Sean menatap Aya kesal. "Iya belain aja terus pacarnya. Sahabatnya buang aja."

Aya menatap Sean gemas.

"Eh iya, Ay mama besok mau ke rumah."

Aya mengernyit lalu menatap Bintang yang sedang memakan kentangnya dengan tenang. "Buat?"

Bintang mengangkat bahunya. "Mungkin mau ngajak gue ngelamar lo," jawabnya asal.

Bintang mengaduh pelan saat sebuah tisu sempat singgah di kentangnya.

"Alesan aja lo star. Ketemu Ayah aja sampe 7 hari 7 malem ga bisa tidur."

Bintang cengengesan.

"Ih si Ayang mah suka gitu."

"Berisik Ayang, Ayang. Nama gue Aya."

"Iya Ayaa.... Ayangnya Bintang."

"Najis."

Sean menatap malas dua sejoli yang sedang kasamaran. Dengan cepat dia bangkit dari duduknya.

"Eh kemana Bro?"

Sean menatap Bintang malas. "Pergi lah. DBD gue disini."

Bintang nyengir ngeliat Sean yang dengan wajah kesalnya pergi ninggalin mereka berdua.

"Bi."

"Apa Ay."

"Lo, ngerasa ga sih."

"Sorry, tapi gue juga dingin Ay."

Aya memukul pundak Bintang keras. "Bukan itu ih.."

Bintang ketawa kecil. "Iya iya. Bukan itu ih.." balasnya sambil menirukan suara Aya.

Aya memanyunkan  mulutnya sebal. "Beneran ini Bii.."

Bintang mengangguk. Memasukkan kentang terakhirnya lalu duduk sila menghadap Aya. Memusatkan perhatiannya. "Iya. Kenapa Ay."

Aya ikut duduk sila menghadap Bintang. "Lo ngeras ga sih, kalau kita pacaran tuh yang paling tentram kayanya."

Bintang mengernyit sebentar. "Engga juga ah. Lo kan suka mukulin gue. Tentram darimananya."

Aya menatap Bintang datar.

Bintang nyengir. "Oke, oke. Lanjut."

"Iya. Jadi kita tuh kayanya pacaran ga ada berantemnya. Damai mulu. Elo main sama cewe gue diemin. Gue main sama cowo elo diemin. Tapi hebatnya kita kaya udah ga tertarik lagi sama lawan jenis lain."

Bintang mengangguk lalu tersenyum sambil mengusap rambut Aya gemas. "Bagus dong."

Aya menatap Bintang galak karena rambutnya yang jadi berantakan.

"Untitled Story"Where stories live. Discover now