"Pak! Ga boleh gitu dong!" Aya berteriak protes.
"Gabisa apanya toh Nak Aya?"
"Bapak ga ngurangin nilai dia sementara saya dikurangin! Ga adil Pak!"
"Loh, salah kamu sendiri nyebutnya telat."
"Astagfirullah Pak! Kan saya udah bilang, tadi saya udah ngomong cuman si Bapak aja yang ga denger! Justru si Ainun yang telat."
"Ah, kamu kan suka bohong."
"Subhanaallah!" Aya mengacak rambutnya frustasi.
"Pa! Tadi gue udah ngomong kan?!" Aya menunjuk perempuan yang duduk didepannya.
"Eh, sorry Ya, gue ga denger."
"Nah loh."
Aya merenggut kesal. "Mal! Tadi gue ngomongkan?"
Lelaki yang duduk disamping Aya mengangkat bahunya tak tahu.
"Udah lah. Saya ga mempan kamu bohongin lagi."
Aya menatap gurunya kesal.
"Anjing-- Eh!"
"Heh! Tadi kamu ngomong apa?! Kamu ngatain saya Anjing?!"
"B-bukan Pak! Saya ngomongnya buat sekelas kok!"
"Loh iya. Tapi saya juga ada di kelas! Kamu lupa?"
Aya meremas jarinya gemas.
"Bukan gitu Pak. Maksud saya-"
"Ga usah banyak alesan! Keluar kamu! Saya ga butuh murid ga bener kaya kamu!"
"Tapi Pak!-"
"Keluar atau nilai kamu saya kurangin lagi?!"
Aya bangkit sambil menggebrak meja kesal. Tak peduli dengan pelototan guru di depannya, ataupun teman-temannya yang menatapnya kaget.
"Terserah Bapak ajalah."
Brak!
[.]
"Taruhan, kalau tuh cewek menang lo beliin gue rokok sebungkus."
"Anjing. Mahal goblok!"
"Mau ga?"
"Taruhan, kalau cewek yang satunya lagi menang lo kasih motor kuning kesayangan lo."
"Eh ga boleh gitu dong!" Bintang menatap Rajidan protes.
"Mau ga?"
"Deal. Yang kabur dari hukuman, besok tinggal nama."
"Siap."
Bintang maupun Rajidan menatap gerombolan perempuan yang sedang berantem di belakang sekolah dari atap.
Sesekali asap rokok mengepul disekitar mereka.
"Anjing. Bales dong bego!"
"Jambaknya kurang keras!"
"Jotos aja sekalian napa?!!
"Aduh cemen banget!"
"Waduh! Mampus banget tuh rambut rontok."
"Iya iya, tendang! Tendang!"
"Pake tenaga dong anjir!"
Yah kira-kira begitulah suport mereka terhadap dua kubu berlainan tersebut.
"Mantap, cewe gue menang nih," Rajidan berseru antusias saat perempuan dengan rambut pendek sebahu itu mulai mengambil alih.
Bintang berdecak sebal saat perempuan yang menjadi lawannya malah meringis kesakitan tanpa melawan. "Aduh, bales dong woy!"
YOU ARE READING
"Untitled Story"
Teen Fiction"Bi." "Apa Ay." "Kok lo manggil gue Ay sih?! Berhenti ga?!" "Kan nama lo emang Ay sayang.. Duh gemes deh pingin mutusin." "Emang berani?" "Berani lah. Emang kenapa ga berani?" "Karena nanti gue nangis." Kehidupannya orang pacaran ya gini