Chapter 11-But, I Need You

112 10 0
                                    


Chanyeol memasuki ruangannya dan menoleh ke arah Yerim yang menyapa dengan formal sambil membungkukan badannya. Chanyeol pun duduk di kursi kebesarannya. Wajahnya sedikit pucat, sedati tadi ia memandang berkas-berkas di depan. Ia menundukkan kepalanya sambil memijatnya keningnya. Entah kenapa hari ini ia merasa pusing.
.
Yerim memerhatikan keadaan Chanyeol yang tidak dalam keadaan baik membuatnya merasa khawatir.
.
Kemudian ia mendengar ponsel Chanyeol yang bedering keras. Chanyeol mencoba mengacuhkannya, namun ponsel terus saja berdering membuat Yerim merasa terganggu.
Dengan malas Chanyeol mengangkat panggilan itu.
.
"Iya Hena"
.
"....."
.
"Aku tak bisa hari ini, besok sajalah"
.
"...."
.
"Baiklah, kau bisa kesini"
.
"..."
.
"Iya, aku tahu"
.
Chanyeol menutup panggilannya dan kini tatapan tertuju pada Yerim. Merasa penasaran dengan reaksi Yerim setelah ia menerima panggilan dari Hena. Tapi Chanyeol sedikit merasa kecewa saat melihat ekspresi Yerim yang biasa saja terkesan cuek.
.
Tak lama Hena datang dengan tersenyum manis ke arah Chanyeol. Namun itu tak bertahan saat melihat Yerim yang juga berada di ruangan itu.
.
Hena menghampiri Chanyeol dan memeluknya. Chanyeol hanya membalas pelukan Hena dengan tepukan pelan di bahu kiri Hena. Yerim yang melihat pemandangan itu hanya bisa pura-pura terlihat syibuk dengan laptop di depannya.
Hena melepas pelukannya dan menoleh ke arah Yerim.
.
"Eonnie" Sapa Yerim.
.
"Oh..hai" Balas Yerim.
.
Hena menghampiri Yerim.
.
"Kau tau aku merindukanmu. Setelah eonnie pergi dari rumah, aku merasa kesepian"
.
Yerim hanya membalas ucapan Hena dengan tersenyum tipis walau ia merasa aneh dengan ucapan Hena. Kesepian ? Bukannya selama Yerim tinggal di rumah itu tak pernah merasa akrab dengan Hena di tambah ia jarang berada di rumah. Yerim menghela nafas tak ada gunanya juga ia memikirkan itu, pikirnya.
.
"Oppa"
.
"Hemmm"
.
"Kau selalu syibuk akhir-akhir ini"
.
Chanyeol mengalihkan tatapan dari laptopnya dan menoleh ke arah Hena yang terlihat kesal. Dan menyuruh Hena untuk duduk di depannya. Hena pun menurut.
.
"Aku janji jika urusan pekerjaan selesai. Kemana pun kau mau pergi aku turuti"
.
Mendengar ucapan Chanyeol, Hena tersenyum senang ia berlari ke pelukan Chanyeol.
.
"Saranghae oppa"
.
"Nado" Balas Chanyeol dengan tatapannya yang tertuju pada Yerim.
Hena melepas pelukannya dan merasa suhu tubuh Chanyeol yang panas. Ia pun menyentuh dahi Chanyeol.
.
"Ada apa ?" Tanya Chanyeol.
.
"Kau demam, oppa. Sebaiknya oppa istirahat atau kita ke rumah sakit"
.
Chanyeol menggeleng.
.
"Tidak, satu jam lagi aku ada pertemuan dengan klienku"
.
"Itu bisa di undur" Kali ini Yerim ikut mengomentari kondisi Chanyeol setelah mendengar ucapan Hena.
.
Jujur saja sedari tadi Yerim merasa aneh dengan Chanyeol yang tampak tak seperti biasanya.
.
"Ini klien penting jadi tidak bisa di undur, jadi siapkan file-filenya"  Yerim hanya bisa mengangguk pasrah.
.
***
.
Di sebuah restoran mewah Yerim dan Chanyeol duduk berdampingan menunggu klien yang belum datang. Sesekali Yerim melirik Chanyeol yang masih terlihat pucat. Beberapa menit kemudian pria paru baya dengan penampilan yang cukup rapi dengan setelan jasnya. Tak lupa seseorang namja muda di belakangnya yang terlihat seperti sekertarisnya.
.
Mereka saling membungkuk dan melempar sapaan ramah mereka. Tak menunggu waktu lama Chanyeol mulai mendiskusikan niatnya untuk bekerja sama untuk menyatukan dua perusahaan. Namun bukannya mendengar pria paru baya yang Chanyeol panggil Tn. Yoon itu sedari tadi hanya memperhatikan penampilan Yerim dari atas sampai bawah dengan penuh minat tanpa Chanyeol dan Yerim sadari tentunnya.
.
Setelah selesai Tn. Yoon hanya manggut-manggut seolah telah mendengar ucapan Chanyeol. Seorang pelayan datang membawa beberapa makan di atas nampan dan menghidangkan di atas meja.
.
"Aku permisi ke toilet sebentar" Ujar Yerim melangkah pergi. Tatapan terus tertuju pada Yerim lebih tepatnya pada bokongnya.
.
"Ehemm" Chanyeol berdehem menyadari tatapan Tn. Yoon, rahangnya mengeras dengan tangan menggepal. Tapi Tn. Yoon tak menyadari kemarahan Chanyeol terus fokus pada pandangannya.
.
"Sexy" Ucap Tn. Yoon tanpa sadar.
.
BRAAAKKKK...
.
Dengan keras Chanyeol menggebrak meja dan sukses membuat Tn. Yoon dan sekertarisnya tersentak kaget dan juga beberapa pelayan yang lewat karna memang restoran itu di pesan khusus oleh Chanyeol hingga hanya ada mereka.
.
***
.
Tak lama kemudian Yerim keluar dan melangkah kembali. Namun langkahnya terhenti, kedua mata terbalalak dengan tangan kanannya yang menutup mulutnya. Ia melihat meja yang di tempati tadi tampak berantakan dengan Chanyeol yang terus menendang kursi dengan keras. Dan Tn. Yoon ? Dimana dia dan juga sekertarisnya ?.
Dengan cepat Yerim menghampiri Chanyeol yang terlihat begitu emosi.
.
"Apa yang terjadi ? Dimana Tn. Yoon ?" Tanya Yerim di penuhi rasa penasaran.
.
"Jangan sebut nama si tua bangka itu, berikan aku kertas cek"
.
Dengan sedikit ragu Yerim mengambil merobek kertas Cek dan menyerah pada Chanyeol. Chanyeol langsung menulis nominal uang yang cukup membuat Yerim tersentak dan meninggalkannya begitu saja di atas meja. Begitu banya pertanyaan yang ingin dia tanyakan tapi melihat ekspresi Chanyeol. Yerim menyadari ini bukan waktu yang pas.
.
"Ayo kita pulang" Ajak Chanyeol sambil menarik pelan pergelangan tangan Yerim.
.
***
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EX-Lover [PARK CHANYEOL-EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang