Geisha merupakan salah satu model yang cukup ternama di indonesia. Ia telah melakukan pemotretan hingga ke mancanegara. Namun karir gadis itu tak pernah menjadi alasan baginya untuk menyombongkan diri. Walaupun telah terkenal, ia tak pernah menolak tawaran pemotretan yang mungkin hanya dari majalah biasa. Ia tak pernah membeda-bedakan ataupun mempermasalahkan tentang hal-hal yang menurutnya kecil seperti itu. Ia juga tak seperti model lainnya, ia sungguh tak pernah menyukai bila kehidupan pribadinya terus-terusan tersorot kamera. Menurutnya, dalam suatu karir, seseorang hanya akan bekerja sesuai tugas mereka, dan tak akan ada hubungannya dengan kehidupan pribadi. Jika ia bekerja sebagai model, maka yang disorot hanyalah penampilan, wajah ataupun etikanya, sehingga tak akan ada hubungannya dengan kehidupan pribadinya.
Minggu depan, ia berkesempatan untuk melakukan pemotretan di negara impiannya. Semasa kecilnya, ia selalu bermimpi untuk menginjakan kaki di negeri Hitler atau yang juga dijuluki sebagai negeri Nazi. Ia selalu berharap dapat mengunjungi kastil Neuschwanstein. Kastil ini memang terlihat seperti kastil-kastil dalam buku dongeng. Ia bahkan sangat tau tentang sejarah kastil ini, kastil yang dibangun pada abad ke 19 pada masa pemerintahan raja Ludwig II untuk menghargai jasa-jasa Richard Wagner (seorang komponis musik yang sangat berpengaruh di Jerman). Tak hanya itu, Geisha juga selalu mencari tau semuanya yang berhubungan dengan kulturasi Jerman.
"Kau akan pergi ke tempat yang kau impikan, bukan?" Ucap Sasyi kepada Geisha yang juga sebagai pemecah lamunan Geisha.
"Ah itu tentu saja, dan kau juga" Jawab Geisha sembari tersenyum senang.
"Aku? Apa aku akan ikut denganmu? Benarkah itu? Benarkah? Kau serius?" Sahut Sasyi setengah berteriak yang kemudian diiringi oleh dekapan yang membuat Geisha langsung merasa sesak. "Jika kau memelukku seperti ini, maka aku akan mati dan kita tidak akan jadi ke Jerman" Teriak Geisha yang sudah semakin sesak. "Aah, maafkan aku, aku terlalu merasa senang, itu juga salahmu. Kau yang membuatku harus memelukmu seerat itu" Omel Sasyi yang spontan membuat Geisha memanyunkan bibirnya dengan wajah yang menyesal.
Tok Tok Tok
"Ya masuklah" titah Geisha dari dalam kamarnya. "Siapa itu?" Tanya Sasyi yang merasa tidak memesan apapun di hotel yang mereka tempati sekarang, namun hanya dijawab dengan pengangkatan bahu oleh Geisha.
"Maaf nona, ada yang ingin bertemu dengan anda" Suara seseorang yang sedang menundukan kepalanya tanda memberi hormat. "Ya, tentu saja, suruh dia tunggu di taman, katakan 5 menit lagi aku akan menemuinya" titah Geisha yang sedang tiduran di pangkuan Sasyi. "Baiklah, nona" jawab pelayan yang masih tertunduk.
"Oh, ayolah, kenapa kau ingin menemuinya? Bukankah tadi kau mengatakan bahwa kau ingin beristirahat sejenak? Lalu apa yang kau katakan tadi?" Ucap gadis mungil yang menjadi tumpuan kepala Model cantik itu, "sudahlah, lagi pula aku telah beristirahat selama sekitar 20 menit, bukan?" Geisha pun langsung beranjak dari tempat tidur untuk mencari baju yang akan dipakainya saat menemui orang yang telah menunggunya di taman. Walaupun Geisha dapat membayar banyak pelayan untuk membantunya menyiapkan segalanya, akan tetapi ia lebih memilih untuk melakukannya sendiri. Bahkan Sasyi sekalipun tidak pernah di izinkan untuk menyiapkan pakaian ataupun sepatu yang akan dipakainya.
.......
"Nona Geisha" panggil seorang pria yang sama mudanya dengan Geisha. Gadis ramping itu spontan menoleh ke asal suara. Pria tersebut pun berlari menghampirinya, Geisha masih terdiam bungkam, ia sama sekali tak mengenal pria yang berada di hadapannya saat ini.
"Maaf tuan, siapa kau? Sepertinya kita belum pernah bertemu" Tanya Geisha yang spontan membuyarkan lamunan pria di hadapannya. "Ya...aa, k..kau sangat cantik" ucap pria tersebut tanpa sadar, Geisha pun mengerutkan dahinya sembari menahan tawa. "Aaa...ah, ma..aaf nona, maafkan aku, aku sedikit melamun tadi" ucap pria tersebut yang tersadar akan apa yang diucapkan olehnya tadi, ia menjadi merasa sangat malu oleh tingkahnya sendiri.
"Silahkan duduk, nona" pria tersebut mempersilakan model yang membuatnya salah tingkah sebelumnya itu.
"Perkenalkan namaku Rangga Heryanto" sembari tersenyum glamour. "Aah, apa anda berasal dari keluarga Tuan Claries Heryanto?" Respon Geisha setelah mendengar nama belakang orang yang berada dihadapannya sekarang. "Kau mempunyai ingatan yang cukup bagus, nona" Puji Rangga sembari menyeruput teh yang berada dihadapannya.
Mereka memulai perbincangan dengan sangat baik, bahkan mereka pun terlihat sangat menikmati pertemuan mereka itu. Mereka pun terlarut dalam suasana, sehingga keduanya tak sadar jika mereka hampir saja tertawa lepas.
.....
"Sasyi"panggil seorang gadis cantik, salah satu model di tempat itu.
"Ya, ada apa?" Tanpa menoleh ke asal suara. "Oh, nona manis, kau terlihat sibuk sekali, ya. Hingga kau pun tak melihat ke arahku sama sekali" ejek gadis tersebut yang sukses membuat Sasyi seketika melihat ke arahnya. Gadis tersebut tersenyum kemenangan. "Apa yang sedang kau kerjakan? Dimana sahabatku?" Tanya gadis tersebut. "Aku sedang menyiapkan barang-barang Geisha, dan yah sepertinya dia sedang ada tamu saat ini" jawab Sasyi yang kembali serius terhadap koper yang ada dihadapannya. "Tamu? Apa itu orang penting? Apa itu kekasihnya? Oh aku harap itu benar" Ucap gadis tersebut dengan wajah berseri. "Oh, ayolah Irene, bahkan kau pun belum mempunyai kekasih, bukan?" Ucap Sasyi sembari menahan tawa.
Buk buk...
"Apa-apaan kau ini, lihatlah yang kau lakukan kepadaku. Apa dahiku memar? Ah, bagaimana ini? Sebentar lagi aku akan pergi ke jerman bersama Geisha, bagaimana jika aku terlihat jelek? Aish, kau ini, pantas saja kau tak mempunyai kekasih. Kau saja bersikap sangat kasar kepadaku, bagaimana para lelaki berani mendekatimu? Melihatmu saja, mereka akan meringis ngeri seperti pada saat mereka melihat hantu yang paling menyeramkan" Celoteh Sasyi begitu detail. Hingga membuat Irene tersenyum geli, sembari mengusap kepala yang baru saja terkena serangan bantal mendadak.
"Baiklah, baiklah, aku sudah tau bahwa kau akan ikut bersama sahabatku ke Jerman, Geisha telah mengatakan rencananya itu tadi malam. Dan...yah aku pun tau bahwa dengan ukuran tubuhmu yang mungil ini, pipi yang terlihat merah seperti tomat bahkan tanpa memakai perona wajah dan empuk seperti bapao, atau mungkin semua itu akan terlihat seksi sehingga pria-pria jerman akan terpesona padamu. Apa sekarang aku benar?" Ucap Irene sembari menahan tawa, namun kali ini tak berhasil. Tawanya terlalu sulit untuk tertahan, ia pun tertawa lepas sembari berlari keluar ruangan.
"Irene Wisnuharu" Teriak Sasyi yang membuat pipinya terlihat semakin merona.
.......
YOU ARE READING
ONE STEP APART
PoetryHati ini sudah begitu lelah untuk berjuang, aku memang mencintaimu, sungguh itu memang benar, but I also love myself. Perkataan ini semata-mata bukanlah untuk membuatmu merasa bersalah, aku hanya ingin kau mengerti. Bahwa aku telah terjatuh begitu d...