Room No.54 (part 1) 1
Seorang gadis dengan wajah pucat-nya tetap menatap dirinya sendiri melalui cermin di meja riasnya.
Dia terus memandangi wajahnya, air matanya yang mengalir dan dia membiarkannya begitu saja.
Secara perlahan dia mengangkat tangan kanannya, menyentuh wajah pucatnya.
Dia begitu sedih dan terlihat sangat terpukul seolah dia adalah wanita yang paling menyedihkan yang ada di dunia ini.
"Mengapa mereka melakukan itu padaku?" Bibir keringnya terus
Berbicara tentang kesedihannya.Seketika wajahnya berbinar, ia mem-bongkar semua laci meja riasnya seperti mencari harta karun.
"Ini dia"
Sebuah botol tabung yang terdapat pil-pil kecil itu sudah berada di genggaman tangan kanannya.
Ia memakan semua pil-pil itu walaupun ia tahu, itu adalah obat keras. Namun, tekadnya sudah bulat untuk mengakhiri hidupnya.
Sesaat kemudian, kepalanya terasa sangat pusing, hingga kakinya tak bisa menopang tubuhnya yang mungil.
Ia tak sadarkan diri dan jatuh, kepalanya terantuk ujung tempat tidur kayu nya hingga mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"Keyra, sudah saatnya -aaaaaaa!" Terdengar teriakan wanita paruh baya saat melihat anak semata wayangnya tak sadarkan diri rengan kondisi yang mencemaskan.
"Keyra! Bangun, sayang!" Tangis sang ibu sambil memeluk Keyra.
"Sayang, kemarilah!" Sang ibu memanggil suaminya.
"Ada apa- Astaga! Apa yang terjadi sayang?!" Kata sang ayah sambil menutup mulutnya di ambang pintu kamar.
"Jangan hanya diam! Cepat bawa ke rumah sakit!" Kata sang ibu dalam bentaknya.
*Medical Center Hospital - 26 November 2017*
Keyra langsung di tangani oleh dokter dan perawat di UGD sementara kedua orang tuanya dengan cemas menunggunya yang tak jauh dari ruangan Keyra.
mereka berdua begitu mengkhawatirkan keadaan sang puteri melihat beberapa dokter dan perawat mondar-mandir dan terburu-buru menangani Keyra.
"Sayang, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Keyra?" Sang ibu terus menerus menangis.
"Tenang sayang, Keyra pasti baik-baik saja"
Meskipun sebenarnya dia juga sangat mengkhawatirkan keadaan Keyra tetapi dengan sekuat sang ayah menenangkan Sang ibu"Permisi, dengan wali Keyra Olivia?" Tanya sang dokter tiba-tiba menghampiri mereka.
"Benar dokter, kami orangtuanya" kata sang ibu sambil mengusap air matanya.
"Bagaimana kondisi Keyra, Dok?" Dengan terburu-buru sang ayah bertanya.
"Bagaimana Keyra bisa melakukan ini?" Tanya Dokter muda nan tampan.
"Entah" sang ibu menggelengkan kepala.
"Apakah ibu melihat sendiri kejadian ini?" Tanya dokter itu.
"Tidak, dok. Saat saya masuk kedalam kamarnya, Keyra sudah tak sadarkan diri dan kepalanya mengeluarkan darah yang banyak" jelas sang ibu.
"Baik, tetapi, Keyra juga harus di-tes kejiwaannya" kata dokter yang bernama Kenny dengan nada yang mulai serius.
"Hey, kau pikir anak saya gila?" Sang ayah mulai angkat bicara.
"Maaf pak, namun ini demi kebaikannya" tutup dokter Kenny.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room No. 54
FanfictionIni bukan kisah tentang bad boy bertemu good girl, atau sebalikanya. Ini juga bukan kisah tentang persahabatan antara laki laki dan perempuan, hingga menjadi benih-benih cinta. Ruang nomor 54, tempat pertama dan terakhir kali aku bertemu dengan di...