Room No.54 (part 1) 4

27 6 0
                                    

Keyra bangun lebih awal hari ini. Ia masih terbayang-bayang dengan perkataan Kenny kemarin sore.

"Mungkin mereka yang melakukan itu semua memang tidak sedih. Namun, bagaimana dengan ibu mu? Ayah mu? Mereka pasti sangat terpukul dengan hal itu"

Benar, Keyra masih memiliki keluarga yang menyayanginya.

"Selamat pagi, nona manis" sapa Kenny tiba-tiba.

"Hm?" Keyra melihat wajah Kenny yang berseri dengan sekilas.

"Hari ini, aku punya kabar baik untukmu" ujar Kenny.

"Apa? Apa aku boleh pulang hari ini?" Tanya Keyra dengan antusias.

"Tidak, bukan itu, Nona" kata Kenny dengan senyumnya yang lebar.

"Lalu?"

"Hari ini, perbanmu bisa dilepas" kata Kenny lagi.

"Huh, kabar baik apanya?" Kata Keyra dengan sebal.

"Baiklah, aku akan membuka perbanmu sekarang" ujar Kenny mendekat.

Seketika tubuh Keyra kaku saat Kenny mendekat ke arahnya. Keyra dapat mencium aroma cardamom dari tubuh sang dokter berusia 27 tahun itu.

Sementara Kenny tetap fokus melepas perban di wajah pasiennya.

Kenny sempat terdiam melihat wajah Keyra tanpa perban. Bekas luka dan jahitan masih terlihat sangat jelas di pipi kanan Keyra. Dan Kenny masih bisa melihat wajah Keyra yang cantik meskipun ada beberapa jahitan itu.

  Diam-nya Kenny ternyata membuat Keyra terganggu, dan tersipu. Keyra membuka perlahan matanya, tepat kedua mata mereka bertemu begitu dekat.

Mereka terdiam saling menatap satu sama lain, Keyra terus menatap pada mata tajam Kenny lalu turun pada hidung mancung-nya dan berakhir pada bibir tebalnya.

"bolehkah aku duduk, Nona?" Tanya Kenny.

"Lakukan semaumu" ujar Keyra tak peduli, sementara Kenny hanya terdiam sambil duduk di sisi kanan tempat tidur Keyra.

"Kau tahu? Kau mendapatkan banyak jahitan di dahi, selebihnya hanya luka-luka saja." kata Kenny tanpa mengucapkan apa-apa lagi. Dan tidak mendapat jawaban dari sang pasien.

"Apakah orang tua-mu tidak datang?" Kata Kenny lagi.

"Semalam mereka datang membawakan kue kesukaanku." Jawab Keyra

"Kalau begitu, istirahatlah." Ujar Kenny kembali berdiri membawa kembali obat lukanya.

"Kau tidak mengajakku jalan-jalan lagi?" Tanya Keyra sedikit membuat Kenny terkejut.

"Jika kau ingin keluar aku akan memanggil perawat untuk menemanimu." Jawab Kenny.

"Aku ingin kau yang menemaniku." Dengan berani Keyra menyampaikan keinginannya tentu saja membuat Kenny terkejut namun sedetik kemudian Kenny tersenyum.

"Pasien-ku bukan hanya kau nona," Tolak Kenny tersenyum lalu pergi begitu saja meninggalkan Keyra yang masih terlihat kesal bercampur sedih karena permintaan-nya baru saja di tolak oleh Kenny.

Sebuah kopi hitam menemani kedua dokter itu sembari berbincang-bincang di Apartment yang mewah.terlihat dari fasilitas yang berada di ruang ini.

Samantha Kimberly Rae merupakan seorang Dokter spikologi di Rumah Sakit Medical Center sekaligus merupakan seorang senior Kenny.

Mereka berdua sangat dekat sehingga banyak orang mengira bahwa mereka pacaran.

Dokter Kim memang sering datang ke apartment mewah milik Kenny,
Hanya sekadar bercerita tentang ..... semuanya.


-

Helo! Gimana perasaan kalian sama cerita ini? Ramein kolom komentar dong... makasih.  Btw ditunggu vote nya juga looh❤️

Room No. 54Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang