Room no.54 (part 1) 2

73 9 3
                                    

   "Perawat, tolong panggilkan dokter  Kim dari dokter spikologi" kata Dokter Kenny.

Kedua orangtua Keyra hanya bisa pasrah dengan dokter yang menangani anak nya.

---
Seorang dokter masuk ke ruang nomor 54, tempat dimana Keyra dirawat di ruang itu.

"Dokter, kenapa Keyra tertidur sangat lama?" Tanya ibu Keyra dengan sangat cemas.

"Itu karena dia terlalu lelah, bu. Biarkan dia beristirahat sebentar" kata Dokter Kenny dengan senyum khasnya.

"Oh, begitu dok. Baiklah, tolong lakukan yang terbaik untuk Keyra" kata ibu Keyra lagi.

"Baik, Bu. Saya akan lakukan yang terbaik untuk Keyra, selamat sore" tutup Kenny seraya pergi dari ruang nomor 54.

--

  Kedua laki-laki dengan jas putih itu sedang berbincang-bincang sembari memakan kudapan sore di kafe Rumah Sakit.

"Jadi, bagaimana dengan Keyra?" Salah satu dari orang itu menanyakan pasiennya.

"Aku sudah melihat tes darah nya, dan dia tidak kenapa-kenapa, Ken. Dia hanya depresi, tapi depresi yang cukup parah, hingga dia berniat untuk mengakhiri hidupnya." Jelas Dokter Kim.

  "Oh, syukurlah" kata Kenny sembari memegang gelas kopi itu.

"Apa yang terjadi dengan dia?" Tanya Dokter Kim, hanya sekadar iseng.

"Entah, aku masih berusaha mendekatinya. Sepertinya, dia anak yang pendiam dan tertutup"

Dokter Kenny adalah dokter yang sudah profesional di Rumah Sakit Medical Center. Dia terkenal dekat dengan pasien-pasien nya. Terutama anak kecil, Kenny sangat suka dengan anak kecil, hanya sekadar mengobrolkan kartun favorit, atau makanan favorit.

Untuk pasien perempuan, Kenny memang tidak terlalu dekat, namun bagi Kenny, Keyra adalah perempuan yang menarik, membuat dirinya ingin dekat dengan Keyra.

"Lalu, apa kah rumor itu benar?" Tanya Dokter Kim dengan senyum jahilnya yang khas.

"Apa?"

"Yah, katanya ada seorang dokter yang sedang berusaha mengambil hati pasiennya" Dokter Kim tertawa jahil.

"Benarkah? Dimana?" Tanya Kenny penasaran.

"Di ruang nomor 54, Hahahaah!!" Dokter Kim memang dokter yang tegas, namun kalau sudah ketemu Kenny, sahabatnya ia akan menjadi dokter yang sangat jahil, dan melewatkan setiap harinya dengan tertawa.

Seketika, raut wajah Kenny menjadi cemberut kepada sahabatnya itu, "dasar! Sudah aku bilang, aku hanya ingin dekat dengannya!" Kata kenny sambil menjitak dahi Dokter Kim.

"Baiklah, maaf" kata Dokter Kim sambil mengelus dahinya.

--

"Selamat pagi, Nona" sapa Kenny sambil membuka tirai putih di ruang nomor 54.

Keyra hanya menatap sekilas wajah Kenny.

"Bagaimana perasaanmu hari ini?" Tanya Kenny sambil mendekati Keyra di ranjangnya.

"Sebenarnya, untuk apa aku disini? Lagipula luka ku juga tidak begitu parah, jadi ijinkan aku untuk pulang." Ujar Keyra dengan tatapan marah.

"Baiklah, cuaca hari ini cukup bagus, bagaimana jika kita berjalan jalan di halaman rumah sakit?" Tanpa memerdulikan permintaan Keyra, Kenny menawarkan Keyra dengan berjalan-jalan mrnghirup udara segar.

"Aku hanya ingin pulang!" Kata Keyra tegas.

"Kau belum bisa pulang, Nona"

"Disini hanya membuat ku bosan, Ken!"

"maka dari itu, ayo kita keluar" kata Kenny sambil menyiapkan kursi roda untuk Keyra.

Keyra terdiam menatap terpesona melihat senyuman di wajah Kenny memperlihatkan sisi lembut nan polos dari pria tinggi yang berada di depannya.

"Ada banyak sekali yang ingin aku tunjukan padamu," Ucap Kenny

"Apa itu?"

"Kau akan mengetahuinya jika kau mau pergi denganku,"
Kembali senyuman manis Kenny terpancar dari wajahnya membuat Keyra langsung menganggukkan kepalanya mengiyakan ajakan Kenny.

Pria ini tentu saja senang karena usahanya telah berhasil.

Kenny membantu Keyra untuk duduk di kursi roda.
J
"Baik Nona, kita akan pergi jalan-jalan" Ucap Kenny lalu mendorong kursi roda tersebut keluar dari ruang nomor 54.

Room No. 54Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang