Room No.54 (part 1) 5

18 5 0
                                    



  Seorang pria tinggi nan tampan berjalan melewati koridor rumah sakit dengan membawa sebuket bunga mawar merah muda ditangannya.

Tak sedikit pasien ataupun perawat wanita yang terpukau ketika melihatnya. Pria ini benar-benar tampan, tubuh tinggi dengan pundak lebar membuat para wanita ingin terus bersandar padannya, dia pria menawan seperti seorang model profesional.

Pria berkulit putih itu berdiri di depan pintu kamar nomor 54, dengan papan nama "Nn.Keyra Olivia/23Thn"  laki-laki itu meraih gagang pintu ruang nomor 54, dan membukanya.

Dia melihat Keyra tidur membelakangi pintu. Pria ini masuk begitu saja dengan menutup kembali pintunya.

"Keyra, aku datang." Ujar pria tinggi tak lepas menatap Keyra.

Keyra membuka kedua matanya setelah mendengar suara seseorang yang asing lagi di telinganya, seorang pria yang sangat ia cintai sekaligus ia benci.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Pria itu lagi

Keyra langsung bergegas bangun dari tidurnya.

Kedua matanya membesar sempurna ketika melihat seorang pria berdiri di hadapannya.

"Samy? .... " Bibir lemahnya memanggil pria ini. Um.. panggilan sayang kepada laki-laki itu dulunya.

Namun kemudian tatapan rindu yang sebelumnya ia tunjukkan berubah menjadi sebuah tatapn penuh kekecewaan, tatapan penuh kemarahan.

Keyra langsung beranjak dari ranjang dan berjalan menghampirinya.

"Untuk apa kau datang kemari?" Tanya Keyra tajam.

"Aku dengar kau terluka, aku datang untuk menjengukmu,"
Samuel menunjukkan bunga mawar yang berada di tangannya.

sementara Keyra hanya meliriknya tak peduli.

"Untuk apa kau datang, apa pedulimu, Aku seperti ini semua karenamu," ujar Keyra penuh amarah.

"Keyra .... maafkan aku, aku tahu aku salah. Seharusnya aku tidak percaya dengan omongan Micelle, aku tahu kamu adalah wanita baik" Ujar Sam menyesal.

Keyra tidak menjawab apa-apa. Ia hanya mengusap air mata nya yang mengalir di pipi nya.

  Sam menghela nafasnya, ia sangat rindu dengan sosok yang menjadi kekasihnya selama 4 tahun itu. Dan ia juga sangat merasa bersalah kepada Keyra, ia memutuskan Keyra dengan alasan .... Keyra adalah seorang pelacur. Namun, itu tidak benar, yang membuat rumor itu adalah Micelle,  perempuan yang mem-
bully Keyra sejak duduk di bangku SMA.

  Sam segera memeluk Keyra dengan erat, untuk melepas kerinduan dan rasa bersalahnya kepada Keyra.

Pelukan Sam yang erat tentu membuat Keyra nyaman dan merindukan sosok laki-laki itu. Namun, beberapa saat kemudian, Keyra melepas pelukan itu dan menatap Sam dengan tatapan tajam.

Sam memaksakan dirinya untuk tersenyum dan Ia meletakkan bunganya di meja kecil samping ranjang Keyra.

"Aku pergi, jaga dirimu baik-baik."
Pamit Sam lalu pergi begitu saja meninggalkan Keyra yang masih terpuruk.

Keyra kembali terjatuh, ia kembali menangis terisak. Beberapa kali dia memukuli dada-nya seolah dengan melakukan itu dia dapat merasa lebih tenang.

"Jika kau tidak akan lagi kembali padaku untuk apa kau datang?" Isaknya yang langsung mengambil bunga pemberian Sam dan membuangnya asal.

Malam ini Kenny kembali datang menemui Keyra di kamarnya. Keyra tetap sama seperti sebelum dia datang ke Rumah sakit ini, diam. Walaupun, Kenny sudah mengakui bahwa Keyra adalah temannya, bukan pasiennya.

"Diluar banyak sekali bintang, kau mau melihatnya?" Tanya Kenny.

"Tidak"Jawab Keyra tak peduli.

"Baiklah kalau begitu aku pergi" Kata Kenny seraya membuka pintu kamar membuat Keyra menatapnya.
"Kenny ...." panggil Keyra dengan suara paraunya.

Kenny segera menengok ke kebelakang dan ia sedikit terkejut melihat kondisi Keyra saat ini, kedua matanya benar-benar sembab.  Lalu Kenny menghampiri Keyra dengan tergesa.

"Hey, ada apa?" Tanya Kenny sambil memegang pundak Keyra.

Tanpa basa-basi, Keyra memeluk Kenny dengan erat. Dan tangisnya pun pecah membuat jas putih milik Kenny sedikit basah.

Kenny mengerti apa yang dialami Keyra sekarang, karena memang Kenny yang menyuruh Sam untuk datang ke rumah sakit.

"Hmm, semua akan baik-baik saja, Key. Percaya padaku" kata Kenny membalas pelukan Keyra dan mengelus punggungnya.

Kenny melepas pelukannya dan mengusap air mata Keyra dengan ibu jarinya, "sekarang, lupakan itu. Ayo keluar bersamaku" kata Kenny dengan senyum manisnya.

  Keyra berjalan ke arah taman bersama Kenny. Pria berjas putih ini terlihat sedikit gugup, padahal ini bukan pertama kali dia mengajak Keyra berjalan bersama.

Beberapa kali Kemn melirik Keyra merasa kasihan pada gadis ini.

  Karena sekarang Kenny paham bagaimana Keyra bisa berniat mengakhiri hidupnya sendiri. Gadis yang seharusnya merasakan keseriannya di bangku SMA, tetapi ia malah merasakan tekanan batin karena teman-temannya.

"Mengapa kau mengajakku keluar?" Tanya Keyra menghentikan langkahnya yang juga membuat Kennymelakukan hal yang sama.

"Sudah kubilang aku ingin menunjukkan bintang-bintang itu, bukankah itu indah?"
Kenny memandang langit dimana bintang gemerlap menghiasi langit biru yang terlihat hitam.

Keyra juga menatapnya namun hanya sekilas.

"Hanya itu?" Tanya Keyra tak percaya.

"Aku tak mau melihatmu terpuruk terlalu lama," Jawab Kenny tanpa menatap Keyra dan membiarkan gadis ini menatapnya begitu saja.

"Jangan terlalu lama terpuruk kau bisa semakin terluka" Ucap Kenny kemudian menatap Keyra yang masih menatapnya,
Keyra menghela nafasnya dan memalingkan wajahnya,

"Mengapa semua ini bisa terjadi padaku?" Tanya Keyra menundukkan kepalanya, air matanya kembali jatuh membasahi kedua pipinya.

"Aku tidak pernah merasakan senang bersama teman-teman semasa SMA, bahkan sampai aku kuliah aku juga tidak pernah merasakan itu. Hingga akhirnya satu-satunya orang yang aku sayangi dan menyayangiku Juga pergi" kata Keyra masih dengan tangisnya.

"Aku ingin sekali menolongmu, Key. Namun, aku hanya bisa memberimu semangat, maaf aku adalah dokter bedah, bukan dokter spikologi. Tapi, aku adalah teman yang menyayangimu, sangat menyayangimu, oke?" Ujar Kenny merangkul Keyra.

"Terimakasih Ken, aku sangat berutang budi padamu" Keyra menghapus air matanya dan tersenyum.

"Kau akan membantuku, bukan?" Tanya Keyra membuat Kenny  menatapnya.

"Tentu saja, aku akan membantumu, sampai kau menjadi Keyra yang periang lagi" Jawab Kenny dengan pipi merona karena malu, Keyra kembali tersenyum.

-

Seperti apa kata Kenny jika dia akan membantu Keyra untuk menjadi Keyra yang periang lagi.

Kenny tak mengobatinya dengan obat tetapi dengan waktunya, Kenny akan menemani semua kegiatan Keyra orang pertama kali yang membangunkan Eun Gi adalah Kenny. Yang menemani sarapannya adalah Kenny, menemani makan siang sampai malam adalah Kenny. Dia akan memberikan vitamin dan obat tidur ketika Keyra kesulitan tidur.

Kenny selalu menyempatkan waktunya ketika dia benar-benar kosong untuk menemani Keyra berbincang bersama di taman, kamar rawat Keyra. Kenny layaknya seorang teman pria bukan seorang dokter untuknya.

Keyra terlihat lebih baik sekarang, dia sering tersenyum dan mulai kembali seperti Keyra sebelumnya, Keyra yang periang dan suka dengan candaan dan Kennu-lah yang melakukannya.

Kedua orang tua Keyra sangat berterima kasih pada Kenny karena dia sudah benar-benar menepati janjinya akan menyembuhkan sang puterinya.

Room No. 54Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang