Sulli POV
Akan ada hari ketika kamu akan tampak berkeliling dalam kesepian tak berujung. Aku akan menggunakan insiden kecil yang akan terjadi dalam waktu yang lama untuk memanggil kamu dalam kebahagiaan.
Pagi yang begitu cerah dan indah, burung-burung berkicau merdu seakan-akan menyambut sang pagi. Mereka semua seperti memaksaku untuk bangun dari kasurku yang begitu empuk (soalnya seprainya bergambar SUJU, sebuah hadiah yang diberikan oleh Kyuhyun waktu Ultahku yang ke 17 tahun).
“Aigoo Sulli, kamu ini lagi tidur atau pingsan sih? Ini sudah jam berapa? Mau tidur sampai kapan kamu? Dasar yeoja pemalas?” cemooh Kyuhyun melihatku yang masih tertidur pulas.
"Ehm” gumamku, merasakan mataku yang sulit sekali untuk terbuka, seperti terlem.
“Sulli, cepat bangun, ayo kita sarapan, aku lapar nih” rengek Kyuhyun persis anak-anak yang minta dibelikan balon sama ibunya. “Tunggu, ini sih bukan waktunya sarapan lagi, tapi waktunya makan siang” batin Kyuhyun sendiri dalam hatinya.
“Sulli, ireona. Sudah jam setengah 1 siang, kamu mau tidur sampai kapan sih? Tidur kamu itu sudah lebih dari cukup, malahan ini sudah berlebihan sekali” ujar Kyuhyun lagi sambil mengguncang-guncangkan tubuhku yang masih terbaring lelap di kasur. Tetapi tetap saja, mata dan tubuhku tidak ingin bangun, ini semua karena mimpi. Dream yang sangat-sangat indahhh. Sebuah mimpi yang aku harapkan terjadi didunia nyata. Tapi yang namanya mimpi tetaplah sebuah mimpi, sebuah khayalan bunga tidur seseorang jika sudah terlelap.
Aku memimpikan Kyuhyun sahabatku sekaligus orang yang sangat aku cintai. Sebuah mimpi yang terasa begitu nyata. Dalam mimpi aku dan Kyuhyun bermain-main disuatu tempat yang sangat-sangat indah kerena banyak pohon-pohon yang besar serta bunga-bunga indah yang menghiasinya, ditambah kupu-kupu yang hinggap dibunga itu membuatnya seperti tempat-tempat yang ada didalam dongeng-dongeng.
Dalam mimpi, Aku dan Kyuhyun saling berkejar-kejaran sambil tertawa lepas mengeluarkan semua rasa bahagia yang dirasakan. Namun, saat tengah asyik berlari-larian aku tidak sempat melihat kalau ada sebuah ranting pohon didepan hingga membuatku terjatuh dan mengakibatkan lututku berdarah. Rasanya begitu perih, namun tiba-tiba saja rasa perih itu menghilang dengan sendirinya dibawa oleh terpaan angin, aku malah merasa bersyukur karena terlanggah oleh ranting kayu ini, soalnya saat ini Kyuhyun dengan raut wajahnya yang khawatir datang menghampiriku dan menanyakan keadaanku. “Gwenchana? Lututmu berdarah. Ottokhae?” panik Kyuhyun.
“Gwenchana. Ini Cuma luka kecil kok. Kamu tidak usah khawatir” bohongku. Memang sih luka ini tidak parah dan tidak terlalu sakit, tapi rasanya perih kayak digigit semut. Namun saat melihat Kyuhyun yang khawatir sama keadaanku membuat luka dilututku ini seperti langsung sembuh, rasa khawatir Kyuhyun padaku seperti mantra penghilang rasa sakit. Dan yang lebih membuatku bahagia, Kyuhyun tiba-tiba meniup lukaku dengan sangat-sangat lembut. Membuatku terlonjak kaget, tapi hati memang tak dapat dibohongi kalau aku senang mendapatkan perhatian lebih dari Kyuhyun, dan rasanya aku ingin pingsan ditempat saat Kyuhyun langsung menggendongku dan tersenyum begitu manis padaku. Rasaya jantung ini memaksa ingin loncat keluar dari tempatnya sakin senang dan bahagianya diriku.
“Aku gendong yah. Kamu pasti tidak bisa jalan, kaki kamu masih luka. Nanti kalau sudah sampai dirumah, aku obatin luka kamu” ucap Kyuhyun masih sambil tersenyum. Menurutku itu sebuah senyuman maut. Aku hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Aku tidak dapat berkutip lagi, mulutku seperti terkunci rapat serapat-rapatnya, tidak dapat mengeluarkan suara. Yang aku inginkan sekarang hanya ingin menikmati suasana saat ini. Aku berharap waktu dapat berhenti sekarang juga. Biar kebahagiaan ini akan terus kurasakan dan tidak akan pernah berlalu.
###
Kyuhyun POV
Aku terus berusaha untuk membangunkan sipemalas Sulli, tetapi yang terus kudapat hanya sebuah gumaman ”ehm” dari Sulli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Friend
FanfictionCinta dan Sahabat. Mana yang akan kamu pilih? Cinta yang selalu penuh dengan pengorbanan, namun cinta belum tentu bisa menjadi SAHABAT. Sahabat, orang yang selalu ada untuk kita yang mungkin bisa saja menjadi CINTA. Jadi, siapa yang akan dipilihnya...