Author POV
“Sebenarnya ada apa sih sulli? Mengapa kamu menangis seperti ini?” tanya D.O penasaran dengan pandangannya lurus kedepan karena sedang mengendarai sekarang menuju Apartemen Sulli. Namun Sulli hanya diam membisu. Mulutnya seperti di lem. Sangat sulit untuk bicara, seakan-akan kalau dirinya bicara, akan membuat mulutnya sakit sesakit hatinya saat ini.
"Oke, aku nggak akan tanya apa-apa lagi, biar kamu bisa menenangkan diri” ucap D.O pengertian.
Saat mobil D.O melintasi daerah yang sepi alias jalanan yang kurang kendaraannya, Sulli tiba-tiba berteriak histeris, membuat D.O mengerem tiba-tiba mobilnya.
“AAAAHHHHHHHHH” teriak Sulli lagi dengan pipi yang penuh dengan air mata.
“Waeyo Sulli? Gwenchana?” tanya D.O panik sambil memegang bahu Sulli.
“D.O, bisa kamu peluk aku?” pinta Sulli membuat kening D.O berkerut.
“Mwo?” tanya D.O yang nggak connect.
Sulli tidak peduli lagi dengan D.O yang masih belum mengerti maksudnya. Dia langsung mendekap dan memeluk D.O dengan sangat erat. Seakan-akan dengan cara ini perasaan sakitnya dapat melebur seperti es. “Aku sudah meminta izin kekamu sebelumnya. 5 menit, biarkanlah seperti ini” parau Sulli, membuat D.O diam.
Sebenarnya dirinya sangat senang dipeluk oleh Sulli, berarti Sulli merasa nyaman dipelukannya, merasa tenang berada didekatnya. Sekalipun memang Sulli hanya menganggapnya sebagai pelarian perasaannya yang sedang hancur. Semua itu tidak masalah bagi D.O, yang jelas dirinya selalu ada saat Sulli sedang membutuhkannya.
“Menangislah jika memang itu bisa membuat perasaan kamu lebih baik. Jangan menahannya dan kamu nggak usah merasa malu menangis didepanku” ujar D.O sambil mengelus-elus punggung belakang Sulli dengan sangat lembut.
“Gumawo D.O, saat ini aku hanya bisa mengandalkanmu” ujar Sulli dengan suara bergetar. Saat D.O menyuruhnya untuk menangis menumpahkan semua kepedihan yang dirasakannya, tangisnya langsung meledak bagaikan sebuah gunung merapi yang mengeluarkan lava.
D.O POV
“Sebaiknya kamu istirahat aja" usulku sambil membantu Sulli berjalan menuju kamarnya.
“Sekali lagi, gumawo” ucap Sulli tulus sambil berbaring di kasurnya yang empuk. D.O membetulkan selimut Sulli agar Sulli nggak merasa kedinginan.
"Ne. Kalau begitu aku pulang dulu. kamu istirahatlah, jika kamu butuh sesuatu, telepon aku aja. tidak usah merasa tidak enak kepadaku. aku pasti akan datang untuk kamu. kapanpun itu. oke.” ujarku sambil mengangkat Smartphonenya, bagaikan seorang model iklan yang sedang mempromosikan Merek HP.
“Ne ara, arraseo. Aku pastikan akan menelpon kamu jika aku sedang membutuhkanmu. Pastikan kamu stand by 24 jam non stop yah?” canda Sulli membuatku tertawa. Aku sudah cukup merasa tenang karena Sulli sudah bisa bercanda.
“Jaljayo” pamitku seraya melambaikan tangan dan menutup rapat pintu kamar Sulli.
"Kyuhyun hyung. Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan hingga mengabaikan seseorang yang begitu sangat mencintaimu. Aku harap, dikemudian hari kamu nggak akan menyesal hyung karena tidak memperhatikan Sulli. Akan kupastikan kamu akan kehilangan orang yang mencintaimu, karena aku akan membuatnya berada disisiku, dan tak akan pernah kulepaskan. Sekalipun hyung memohon padaku, aku tidak akan memberikannya lagi padamu, karena aku sudah memberi hyung banyak kesempatan. Tapi, yang hyung perbuat cuma bisa menyakitinya” batinku dalam hati sambil menyalakan mesin mobil dan meninggalkan apartemen Sulli.
Author POV
“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi” hanya kalimat itu yang menjawab panggilan Kyuhyun, saat dirinya mencoba menghubungi sahabatnya Sulli.
“Tidak biasanya dia seperti ini, paling kalau aku menelpon dia akan dengan antusias mengangkatnya” pikir Kyuhyun dengan kening berkerut.
Kyuhyun sudah mengantar Tiffany ke Dorm SNSD.Tiffany sudah diperbolehkan keluar RS. Kata dokter dirinya hanya kecapean saja dan butuh istirahat yang banyak. Mungkin Tiffany pingsan karena sudah sangat lelah apalagi dirinya baru pulang dari Jepang, karena SNSD sedang ada konser disana. Pasti banyak sekali tenaga Tiffany yang dikurasnya.
Sebagai namjachingunya, Kyuhyun berjanji kalau dia akan memperhatikan dengan seksama kesehatan yeojachingu barunya yang sangat dicintainya itu. itulah janji seorang namja.
Kyuhyun sudah berkali-kali menelpon Sulli dan berkali-kali juga dirinya hanya mendengar kalimat yang sangat menyebalkan itu, dan lama-lama kelamaan bukan lagi kalimat itu yang terdengar, karena HP Sulli benar-benar sudah mati.
“Sulli, kenapa kamu tidak mengangkat telepon kamu? Dasar gumiho” maki Kyuhyun pada Hpnya sendiri.
“Dongsaeng, waeyo? Kenapa memaki HP kamu? kayak orang stress aja kamu.” tegur Ryewook tiba-tiba nongol batang hidungnya, sambil memberikan Kyuhyun segelas susu coklat hangat.
"Gumawo Hyung. Aniyo, aku cuma kesal aja, karena Sulli seharian ini tidak pernah menghubungiku padahalkan dia tidak pernah absen kalau masalah menelponku, tapi sekarang aku menelponnya malah nggak diangkat-angkat” keluh Kyuhyun sambil menyeruput susu coklat buatan Hyungnya itu.
“Mungkin dia tidak ada pulsa kali, makanya dia tidak menelpon kamu. Kalau masalah dia tidak angkat telepon kamu, maybe dia lagi ditoilet atau baterai Hpnya habis” ujar Ryewook bijaksana, membuat Kyuhyun menepuk keningnya sendiri. Merasa bego gitu.
“Aigoo, kenapa aku babo sekali sampai-sampai tidak memikirkan semua itu” ujar Kyuhyun cengengesan.
“Sudah, kalau kamu memang ingin bicara sama Sulli, kenapa kamu nggak langsung ke Apartemennya aja” saran Ryewook membuat Kyuhyun berdiri dari duduknya.
“Benar juga kata hyung. Oke, aku pergi dulu yah?” pamit Kyuhyun langsung sambil meminum susu coklatnya yang masih berisi setengah, dan begitu gelas itu sudah tidak ada isinya, Kyuhyun langsung menyodorkan gelas kotor itu ke Ryeowook membuat Ryeowook sedikit terkejut.
"Dasar, Maknae evil” seru Ryewook sambil bergerak menuju dapur untuk mencuci gelasnya dan gelas Kyuhyun.
Setelah beberapa menit dalam perjalan, Kyuhyun akhirnya sampai di Apartemen Sulli dengan selamat, sehat wal'afiat, dan sekarang sudah tepat berdiri didepan pintu apartemen Sulli. Lama Kyuhyun memencet bel, namun tidak ada tanda-tanda kalau Sulli akan membuka pintu dan akhirnya dengan terpaksa Kyuhyun menekan password sendiri dan pintu terbuka.
"Kenapa gelap sekali? Sulli belum bayar listrik yah?” kata Kyuhyun sok tahu.
Kyuhyun menekan saklar yang tepat berada di samping pintu untuk menyalakan lampu di ruang tamu. “Begini kan enak” pikir Kyuhyun sendiri. Kyuhyun bukanlah tipe namja yang pemberani, dia bahkan sangat penakut. dia paling benci gelap, karena dengan keadaan gelap memungkinkan dia lebih mudah melihat sesuatu yang mengerikan. Devil. Tapi biarpun penakut, dia tetaplah pahlawan untuk Sulli. Yah pahlawan kesiangan. hihihihi.
“Sulli, kamu dimana sih? Di kamar yah? Aku kesana yah?” ujar Kyuhyun sambil melangkah menuju kamar Sulli.
Kyuhyun berjalan dengan pasti kekamar Sulli dan begitu sampai didepan kamarnya, tanpa ada keraguan Kyuhyun memutar knop pintunya dan terbuka. “Aigoo gelap sekali” keluh Kyuhyun merasa sedikit ketakutan, dia berasa seperti sedang syuting uji nyali di dunia lain.
“Sulli kamu sudah tidur? Inikan baru jam 8, secepat itukah kamu tidurnya?” sahut Kyuhyun sambil mencari letak saklar dikamar Sulli, setelah lama meraba dinding akhirnya ketemu juga, begitu lampu menyala, Kyuhyun begitu terkejut melihat pemandangan didepannya..........
###
Respond yah reader....
Thanks buat yang udah baca, ngevote dan komentar :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Friend
FanfictionCinta dan Sahabat. Mana yang akan kamu pilih? Cinta yang selalu penuh dengan pengorbanan, namun cinta belum tentu bisa menjadi SAHABAT. Sahabat, orang yang selalu ada untuk kita yang mungkin bisa saja menjadi CINTA. Jadi, siapa yang akan dipilihnya...