Author POV
“D.O, sebaiknya kamu ganti baju nanti kamu masuk angin lagi. Tapi, masalahnya aku nggak punya baju ganti laki-laki, sebaiknya kamu pulang aja” saran Sulli sambil mengeringkan rambutnya yang nggak terlalu panjang dan menghampiri D.O yang sedang duduk diruang tamu sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang diberikan Sulli padanya.
"Baiklah, tapi kamu ikut dengan aku yah?” ujar D.O pada Sulli yang duduk tepat disampingnya.
“Buat apa aku ikut dengan kamu?” tanya Sulli bingung.
"Aku ingin ke RS tempat Tiffany noona dirawat, sekalian kamu ikut aja. Lagian disana pasti ada Kyuhyun hyung” tawar D.O pada Sulli, namun Sulli tampak berpikir sejenak.
"Tapi........”
“Ayolah Sulli, Tiffany noona kan juga kenal dengan kamu, aku juga cukup dekat dengannya. Kamu harus bisa mengenyampingkan perasaan kamu sama Kyuhyun hyung” potong D.O, berharap Sulli menerima tawarannya.
“Arraseo, aku mau” ucap Sulli setuju walaupun hatinya sedikit meronta.
“Nah gitu dong, itu baru Sulli yang aku kenal” ujar D.O senang sambil tersenyum lebar, mau tidak mau Sulli membalas senyuman D.O.
“Tapi, kamu ganti baju kamu dulu yah?” Sulli mengingatkan D.O lagi untuk berganti pakaian biar D.O nggak sakit nantinya.
“Siap bos” ujar D.O sambil memberi hormat pada Sulli, kayak bawaan yang memberi hormat pada atasannya.” Sulli hanya tersenyum kecil melihat tingkah D.O itu. Sulli merasa bersyukur, karena disaat dia benar-benar hancur dan membutuhkan seseorang. D.O datang di saat yang tepat bagaikan seorang pahlawan, membantu dirinya tertawa melupakan rasa kepekatan yang dirasakannya karena KYUHYUN.
“Berangkat sekarang?” tanya D.O membuyarkan lamunan Sulli.
“Ne” jawab Sulli ragu-ragu. Dirinya merasa belum siap untuk melihat Kyuhyun dan Tiffany eonni berduaan. Pasti akan sangat mengiris hati jika melihat mereka bermesraan.
"Ok, Kajja” D.O menarik pergelangan tangan Sulli membuat Sulli berdiri dari duduknya.
Sulli hanya menurut di tarik seperti itu sama D.O, tenaganya seperti sudah habis terkuras semua. Dirinya sebenarnya sudah sangat lelah. Tapi dia merasa tidak enak menolak tawaran D.O yang begitu sangat baik padanya. Beberapa menit perjalanan, tiba-tiba D.O menepikan mobilnya tepat didepan sebuah toko pakaian. Melihat itu Sulli langsung mengerti.
“Kamu tunggu disini aja yah, aku mau beli pakaian dulu. Aku janji nggak bakalan buat kamu nunggu lama” pinta D.O, dan Sulli hanya mengangguk untuk kesekian kalinya.
20 menit kemudian....
“Mianhe Sulli, aku lama yah? Tadi didalam ada fans aku, dan mereka ngenalin aku, terus minta foto sama aku. Aku nggak bisa nolak, nanti aku dikira sombong lagi” jelas D.O ketika masuk kedalam mobilnya.
“Nggak papa, biasa aja kali” ujar Sulli menenangkan D.O yang tampak begitu merasa bersalah.
“Gumawo Sulli-ah. Aku nggak tahu seperti apa bahagianya diriku jika bisa mendapatkan kamu. Seandainya aku bisa membuat kamu suka sama aku sama seperti kamu suka sama Kyuhyun hyung, apapun caranya, akan aku lakuin, jeongmal?” jujur D.O membuat Sulli diam terpaku. Sulli nggak tahu harus berbuat apa, jadi dirinya hanya memilih diam.
"Mianhe, kamu terganggu sama perasaan suka aku kekamu yah?” tanya D.O hati-hati, karena D.O melihat Sulli hanya diam dalam duduknya tak ada respon sama sekali, dirinya merasa seperti cerita sama patung.
"Tidak kok. Lagian setiap orang mempunyai hak untuk mencintai. aku sama sekali tidak merasa terganggu karena perasaan kamu ke aku. Hanya saja maaf, aku belum bisa membalas perasaan kamu itu” Sulli menunduk saat mengucapkan kata-kata itu. Dia tidak ingin membuat D.O merasa sedih dan tidak ingin membuat D.O malah membenci dan menjauhinya nanti. Kalau D.O tidak ada, siapa lagi yang akan menemaninya, siapa yang akan membantunya menghilangkan kesedihannya.
"Kamu yang tidak terganggu sama perasaan aku ke kamu saja, aku sudah merasa sangat bersyukur dan berterima kasih. Kalau masalah kamu yang belum bisa membalas perasaan aku ke kamu, aku pikir itu hanya masalah waktu aja. Aku yakin suatu saat nanti kamu pasti akan bisa menerima aku menjadi orang yang akan selalu mencintai kamu” D.O tersenyum sambil menyalakan mobil dan meluncur menuju ke RS dimana Tiffany eonni dirawat. Karena memang saat di toko pakaian, tempat D.O membeli pakaian jaraknya sudah nggak jauh dari RS dimana Tiffany eonni dirawat. Jadi hanya perlu waktu tempuh sekitar 10 menit, apalagi jalan nggak terlalu macet. Jadi sampainya cepat.
“Aigoo. Sulli, aku lupa HP aku dimobil. Kamu masuk duluan aja yah, nanti aku nyusul” ucap D.O saat kami sudah sampai tepat didepan pintu kamar Tiffany dirawat. “Ini bunganya, nanti kamu kasih ke Tiffany noona” D.O memberikan buket bunga mawar merah kesukaan Tiffany pada Sulli.
Tadi sebelum ke RS. D.O memang singgah dulu ketoko bunga untuk membelikan Tiffany mawar merah kesukaannya. Kan nggak enak kalau jenguk orang nggak bawa apa-apa. Saat Sulli memegang knop pintu kamar tiffany, dan memutarnya perlahan hingga pintunya terbuka sedikit. Matanya langsung melotot, bukan melotot karena melihat hantu, tapi dirinya begitu kaget melihat pemandangan yang ada dikamar itu. Bahkan rasanya ini lebih parah dan menyakitkan dari pada melihat hantu. Paling kalau lihat hantu hanya takut sementara, tapi melihat pemandangan didepannya itu rasa sakitnya mungkin akan selamanya dirasakannya. Namun, entah mengapa tubuhnya seperti terpaku. Tidak ingin bergerak dari tempatnya sedang berdiri sekarang. Pandangannya juga tidak berahli kearah lain. Sulli dengan setia berdiri disitu melihat pemandangan didepannya dengan perasaan yang benar-benar sangat,sangat,sangat hancur. Hingga mungkin sudah tak ada lagi yang mampu menatanya kembali seperti semula. Sulli melihat pemandangan itu dari awal sampai akhir. Namun, perasaannya benar-benar sakit saat melihat Kyuhyun mencium bibir Tiffany, Sulli langsung menutup matanya bukan karena dia masih belum pantas melihat yang seperti itu, tapi karena dirinya benar-benar sudah tak tahan melihat itu semua. Rasanya perasaannya sudah tak mampu menanggung semuanya. Hatinya sekarang benar-benar sudah retak, bahkan mungkin sudah terbelah dua. Saat Tiffany berada dalam pelukan Kyuhyun, rasanya dunianya seperti sudah berakhir. Seperti saat dirinya menonton film dibioskop, dan saat filmnya habis lampunya akan mati. Mungkin seperti itulah perasaannya sekarang ini. Sudah mati. Sulli menutup kembali pintu kamar Tiffany dengan tangan gemetar tanpa masuk terlebih dahulu menyapa dua sejoli yang ada didalam yang sangat terlihat mesra. Seakan-akan dunia ini hanya milik mereka berdua dan mereka tak ingin lagi memikirkan perasaan orang-orang disekitarnya.
“Kok keluar? Kamu sudah masuk yah? Bagaimana keadaan Tiffany noona, dia baik-baik ajakan?” tanya D.O yang sudah berada tepat didepan Sulli yang sedang menunduk, D.O masih belum tahu kalau saat ini Sulli sedang menangis. Bukan hanya matanya yang mengeluarkan air mata, namun hatinya juga sedang menangis.
“Dia baik-baik aja, bahkan sangat baik. Tapi sekarang, aku yang sekarat” tutur Sulli dengan suara yang bergetar.
“Sulli, kamu menangis yah? Waeyo?” tanya D.O panik sambil memegang kedua bahu Sulli. Dan saat itu Sulli mengangkat kepalanya dan memandang D.O dengan pandangan lirih dan meminta tolong.
“Antar aku pulang yah? Jebal. Kalau aku masih berada disini lebih lama lagi, aku nggak tahu akan seperti apa diriku ini” lirih Sulli masih dengan memandang D.O. “Kamu tahu? Appo. Sangat sakit” Sulli memegang dadanya dan mengelus-elusnya.
“Ne arraseo, aku akan mengantarmu pulang. Kajja” D.O mengerti apa yang dirasakan Sulli saat ini, dan pasti semua itu sangat berat bagi Sulli. D.O membantu Sulli berjalan dengan memapahnya. Karena, rasanya badan Sulli sudah sangat lemah, nggak ada tenaga.
“Gumawo” ucap Sulli masih dengan suara bergetar. “Sepertinya aku harus melupakan kamu KYUHYUN. Mungkin aku nggak akan pernah merasakan kebahagian jika masih mencintaimu, cuma sakit yang akan selalu kurasakan. Aku harus bisa menghapus kamu didalam hati aku. Dan memulai semuanya dari awal” batin Sulli dalam hati.
###
1 vote dan comment dari kalian para reader sangatlah berharga.
Makasih udah menyempatkan untuk membaca karya aku yg msh banyak sekali kekurangannya. makasih banyak untuk yang sudah menambahkan karya aku kedalam bacaannya. dan makasih untuk vote dan komentarnya. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Friend
FanficCinta dan Sahabat. Mana yang akan kamu pilih? Cinta yang selalu penuh dengan pengorbanan, namun cinta belum tentu bisa menjadi SAHABAT. Sahabat, orang yang selalu ada untuk kita yang mungkin bisa saja menjadi CINTA. Jadi, siapa yang akan dipilihnya...