log(3)

1.2K 164 136
                                    

Tidak mau kehilangan bahan hinaan nomor satu di sekolah, akhirnya siswa-siswa kelas 10-B segera menggotong Guanlin ke UKS.

"Kenapa sih, Lin? Segitu virgin-nya kah kamu sampai melihat begituan saja bocor—"

"—ITU SEONHO, BIN, ITU—"

"NGGAK USAH TERIAK-TERIAK, DARAH KAMU BELEBERAN!"

Dongbin menyumpal hidung Guanlin dengan tidak manusiawi. Berhubung sekolah baru ini tanaman obatnya belum lengkap, akhirnya dia memakai lidah buaya untuk mengobati mimisan Guanlin. Iya, lidah buaya  dimasukkan ke lubang hidung.

"Tadi Si Woojin juga heboh, sih. Dia kejang-kejang di lantai sampai mulutnya berbusa gitu. Anak-anak malas menggotong dia. Jadi disodok-sodok saja pakai sapu sampai diam."

"Teman sama setan beda tipis," gerutu Guanlin, "sudah ada balasan dari Si Bule?"

"Daritadi," kata Dongbin, "sebentar aku liat handphone dulu."

.

.

-.-.-

.

.

Ini semua berawal dari Limabelasan.

Ketika Hyungseob merasa bahwa kegiatan pemandu sorak akan sangat potensial. Mereka mulai melakukan latihan rutin di belakang sekolah. Tapi namanya sekolah isinya semua lelaki, jelas tidak punya peralatan yang memadai. Beruntungnya dia masih akrab dengan Xiao, teman satu kelas di SMP Yuehua. Jadi ia pergi meminjam peralatan dari sekolah Xiao yang isinya semua perempuan.

"Intinya sih karena takut barang pinjaman itu disita pas razia, makanya dia ngajakin Seonho kabur sekalian balikin barang-barangnya," kata Dongbin.

"Sebentar, jadi Seonho anggota timnya Hyungseob sekarang?" Guanlin membelalak.

Dongbin menggeleng

"Sayangnya bukan. Kamu nggak akan melihat Seonho pakai celana ketat sambil bergoyang di lapangan. Sabar, ya?"

"YAAAAAH"

Guanlin menghempaskan badannya ke tempat tidur UKS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin menghempaskan badannya ke tempat tidur UKS. Pikirannya kembali pada wajah cantik Seonho yang sedang berseragam perempuan. Kenapa sih, lagi berjauhan begini juga dia masih sempat-sempatnya mengacaukan hati Guanlin.

"Ya, mendingan nyamar jadi perempuan daripada ketangkep satpam sekolah itu, sih. Untungnya mereka ketemu sama Somi," lanjut Dongbin.

"Somi? Siapa itu?"

"Temannya Sam. Mereka satu organisasi di Paguyuban Bule Lucu. Katanya Somi juga yang bantu ngumpetin mereka di ruang ganti. Mereka kehabisan baterai makanya nggak bisa balas pesan kalian. Sekarang lagi dicarikan pinjaman powerbank."

"Andai semua siswa impor di sini sebaik dia," keluh Guanlin, "bukan tukang palak cilok macam teman kita yang satu itu."

"Kalau nggak ada Samuel kamu nggak bakal tahu lho Seonho di mana," kata Dongbin, "balik ke kelas, yuk. Jatah absen kita sudah habis. Nggak masalah kan belajar matematika dengan hidung begitu?"

Screenshots | Guanlin x SeonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang