4.0.1

1.4K 147 182
                                    

[A/N]

1. Header is my ship with their couple earrings and shts. Kalo kepotong plis liat dari pc :( //jder

2. Nggak jadi update pas ultah Seonho, kelamaan (mending update fanfic sebelah HEHE). Enjoy this long-ass chapter, people.

.

.

-.-.-

.

.

"HAPPY BIRTHDAY TO YOU—YEY!"

Seisi halaman menepuk tangan setelah Samuel meniup lilinnya. Lilin yang melambangkan tujuh belas—dalam angka romawi. Entah inspirasi dari mana.

Guanlin sendiri bertepuk tangan lemas. Tangannya masih kebas usai memburu Dongbin dengan tambang jemuran—usaha untuk mengikatnya hidup-hidup di bawah pohon beringin. Gagal menjadikan sahabat KARIBnya itu hiasan kue ulang tahun, keduanya memutuskan untuk menjaga jarak sampai suasana hati Guanlin tenang kembali.

Lebih tepatnya, selama tiga jam pertama pesta ulang tahun, Dongbin akan mengurung dirinya di kamar Samuel. Mempersiapkan materi mereka.

Menurut penelusuran Dongbin, Justin akan melakukan sesuatu di pesta Samuel seandainya mereka punya banyak waktu. Dan jelas dia tidak akan peduli kalau pacar sah Samuel juga ada di situ.

"Ampun Lin! Kita hanya perlu mengulur waktu sampai jam delapan. Saat itu seharusnya tamu-tamu sudah pulang. Kita korbankan harga diri kita selama satu jam demi Samuel, Guanlin. Ini harddisk isinya memori-memori kita selama saling kenal. Aku akan kumpulkan yang paling bagus. Selama aku bersemedi tolong pastikan di bawah baik-baik saja."

Jadi di sini Guanlin, menikmati kue tar—yang tadinya mau dibuat rasa cilok—dengan mata setajam elang.

Jaewon ada di sebelah Samuel, menemani pacarnya mengobrol dengan MC acara hari itu—kesambet apa dia sampai menyewa Haknyeon, Ya Tuhan. Itu babi digendong-gendong sampai ke panggung apa nggak malu.

Iya, di halaman belakang rumah Samuel sekarang ada panggung. Tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi. Cukuplah untuk dua orang tampil—astaga membayangkannya saja Guanlin jadi mual.

"Oi."

Tiba-tiba saja ada yang menepuk bahu Guanlin.

"E-eh? J-justin?"

Tiba-tiba Guanlin jadi Ajis Gagap. Pangling. Malam itu Justin kelihatan jauh lebih tampan. Padahal ia hanya memakai kemeja dan celana bahan biasa. Orang kaya memang beda.

"Sendirian aja, Lin." Justin mengambil satu gelas sirup yang ada di meja. "Nggak gabung ke tengah?"

"Nanti aja, ah. Lagi nungguin ini... anu... Si Dongbin keselek karet."

"Bisa ya? Ngomong-ngomong, Guanlin."

"K-kenapa?"

"Itu pacarnya Sam ya?"

Justin menunjuk lurus ke arah Jaewon.

"Hah? Memang iya?" Guanlin jelas bukan ahlinya dalam pura-pura bodoh.

"Masa kamu nggak pernah melihat pacarnya sama sekali?" Justin curiga.

"Ya, pernah sih... tapi kan udah lama nggak ketemu, Tin. Udah lupa."

"Orangnya biasa banget ya? Aku kira dia bakal bawa burung hantu atau gimana."

"P-perasaan setahuku sih dia orang biasa deh, Tin. Bukan Master Limbad."

Screenshots | Guanlin x SeonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang