Sun of London (1)

327 22 0
                                    

#JHS






Hal terberat dari jatuh cinta adalah ketika harus menyadari, apakah perasaan itu benar-benar cinta atau...

~~~~~~

Genangan air sisa hujan yang masih betah turun rintik terpecah oleh sepasang sepatu boots berwarna cokat muda. Si pemilik sepatu melangkahkan kakinya lebar-lebar membelah hawa dingin Kota London. Sekali lagi dia merapatkan jaket tebalnya untuk menghangatkan tubuh. Langkahnya terhenti ketika lampu lalu lintas menyala merah untuk pejalan kaki, namun ia segera melangkah cepat ketika lampu berubah hijau.

Beberapa kali bahunya berbenturan dengan orang lain yang menyeberang bersimpangan. Ia meringis setiap kali merasakan benturan yang tidak terlalu keras itu. Badannya ngilu, ia menahan sakit sebisanya. Matahari bersinar malu-malu dari balik gedung-gedung tua menyapa wajah pucat gadis itu. Beberapa langkah lagi ia akan sampai di tempat tujuannya.

Sebuah gedung tiga lantai dengan gaya khas Jalan Baker, Kota London, menjadi tujuan gadis berambut coklat madu itu. Tanpa ragu ia melepas jaketnya dan menaiki tangga hingga lantai teratas.

"Grace Aldridge..." seru seorang wanita berusia akhir 50 tahunan bergaya elegan. Wanita itu menghampiri si gadis yang masih berdiri menggantung jaketnya di ujung tangga.

"Madam Santiana, aku kira hari ini kita akan melakukan pengukuran baju untuk acara di Stockholm." Sahutnya sambil membalas pelukan wanita yang barusan dia panggil Madam Santiana.

"Memang benar," Madam Santiana masih belum melepas senyumannya.

"Ah, Dear, perkenalkan perancang busana baru yang akan membantuku... sekaligus menggantikan Alberto." Seorang pria Asia berdiri di belakang Madam Santiana dengan santai, senyumnya yang lebar memperlihatkan barisan gigi rapi yang menawan.

"Kemana Alberto? Oh Madam, aku sudah sangat cocok bekerja dengannya, ba..." kalimat Grace terpotong sengit oleh Madam Santiana.

"Aku tidak mau lagi bekerja dengan pria egois itu. Dia memilih membatalkan kontraknya dua bulan sebelum acara besar kita dan pergi dengan perusahaan sainganku. Aku hampir kehilangan nafasku kalau saja aku tidak bertemu dengan Mr. Jung ini!" Madam Santiana menggandeng tangan pria Asia itu dengan memasang kembali senyumannya.

"Oh, benarkah Alberto begitu? Siapa tadi namanya?" tanya Grace tidak menaruh perhatiannya penuh. Baginya Alberto bukan hanya sekedar penata busananya, pria itu juga banyak membantunya dengan masalah-masalahnya. Yang tentunya tidak diketahui Madam Santiana, pemilik brand fashion besar di London.

"Hai, perkenalkan namaku Jung Hoseok. Kau bisa memanggilku Jung, atau Hoseok. Aku dari Korea." Pria yang masih mengalungkan pita pengukur mendekati gadis cantik berdagu runcing itu. Tangannya terulur menunggu sambutan. Hoseok bisa melihat semburat merah di pipi Grace walaupun wajah model cantik itu sedang mengenakan makeup penuh.

"Utara?" tanya Grace memiringkan kepalanya. Mata hijau cerah milik Grace menyelidik pria itu dari atas hingga bawah.

"Tentu saja Korea Selatan." Suara pria itu sangat lembut, perlahan Grace mengangkat tanganya menerima uluran tangan Mr. Jung. Sesaat Grace terpana dengan sepasang mata kecil yang bening dan bersinar.

"Grace. Grace Aldridge. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."

~~~~~~  


Hawa dingin Kota London langsung menyapa tubuh Jung Hoseok sepersekian detik setelah pria 27 tahun itu membuka pintu balkon apartemennya. Sudah lebih dari dua minggu hujan terus turun menjadikan London kota yang selalu basah.

Sweeter Than Sweet (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang