Kamu biasa saja.
Mana pernah aku menanti-nantikan kedatangan kamu setelah dua minggu kamu tidak menghampiri? Aku tidak penasaran ke mana kamu akan menghabiskan waktu setiap pekannya, jadi aku tidak perlu berusaha untuk menyisihkan waktu agar bisa ketemu kamu.
Kamu biasa saja.
Makanya, waktu kamu tidak ada, aku tidak rindu. Aku selalu menganggap pertemuan kita sama seperti aku bertemu dengan teman lainnya; ya biasa saja. Sama sekali tidak ada debar-debar lugu atau perasaan senang yang berlebihan.
Kamu biasa saja.
Aku bahkan sangat bisa mengabaikan chat dari kamu, padahal aku sudah mendengar ada bunyi notif. Ya gimana, aku kan tidak menyetel nada dering khusus untuk kamu, jadi tidak ketahuan kalau itu kamu. Lagian, aku juga tidak berharap kamu akan mencariku di kesepian itu.
Kamu biasa saja.
Ya itu basa-basi saja sih kalau aku perhatian ke kamu; ketika aku memastikan kalau kamu baik-baik saja, atau waktu aku bilang ‘hati-hati ya’ pada setiap perjalananmu, atau pas aku ingatkan kamu agar tidak keseringan begadang. Karena, ya untuk apa? Kan kamu tidak istimewa.
Sekali lagi ya, aku cuma mau bilang; kamu itu biasa saja.
Dan aku tahu, bagimu; aku juga biasa saja.
Tapi, aku bohong.
Dan aku tahu, kamu tidak.
-kunamaibintangitunamamu