Untukmu yang disana

100 3 0
                                    

Untuk seorang lelaki yang membuat saya bersedia menunggu.

Seingat saya sudah seratus enam hari.
Saya tidak tahu apakah saya harus pergi atau tinggal.
Kamu tidak memberikan saya pilihan.

Kamu tidak tahu bagaimana rasanya menanti sebuah perjumpaan, sedangkan saya bukanlah seseorang yang penting untuk kamu temui.

Kamu juga tidak tahu, bagaimana rasanya menunggu, sedangkan kabar saya tidak pernah menjadi sesuatu yang kamu pikirkan. Perihal mereka, memang benar.

Kita masih sama, sama-sama ada tanpa simbiosis.
Dan kita baik-baik saja. Perkara seseorang yang awalnya menyukai permen dan ia tak bisa mendapatkannya lalu balik membencinya, rasanya kamu salah paham.

Saya tidak benci kamu.

Kamu minta saya untuk berhenti,
Saya kabulkan
Dan saya tidak menyesali apa-apa, bahkan setelah ini.
Berbahagialah
Saya sudah melakukan yang kamu mau.
Membuat harapan-harapan menjadi masa lalu.

Jakarta, 26 April 2017
Frh.dap

(Cr; sajak liar dengan perubahan seperlunya)

Untukmu yang disanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang