chapter enam

275 33 18
                                    

Happy reading~~~

Jaejoong berjalan mondar mandir di kamar yunho, hatinya di liputi rasa bersalah. Seharusnya dia tidak pergi bersama yunho, seharusnya dia tetap tinggal bersama seunghyun.

Semua karena keserakahan hatinya dan memanfaatkan keadaan. " ya tuhan, ottokhae..." Gumam Jaejoong. Ia menggigiti kuku tangannya. Kebiasaan yang ia lakukan saat bingung.

Mendudukkan diri di ranjang yunho. Jaejoong memegang erat ponsel miliknya, menimbang apakah harus menghubungi orang itu atau tidak.

" haaah ottokhae " mendengus kesal dengan dirinya sendiri.

Ponsel miliknya bergetar tanda ada sebuah pesan masuk. Jaejoong membuka pesan tersebut, seketika matanya terbelalak membaca isi pesan tersebut.

" datanglah ke dermaga, waktumu hanya sampai sore. jika tidak, aku akan mengirim mayat changmin nanti malam."

Jaejoong berlari keluar mansion Jung, tak mengindahkan teriakkan nyonya Jung yang memintanya untuk berhenti.

Ia memberhentikan sebuah taksi, masuk dan duduk di dalam taksi tersebut. "Dermaga terdekat ahjushi, palli." Ucap jaejoong memberitahukan tujuannya.







Kyuhyun termenung di dalam kamar mandi yang terlihat berantakan, serpihan kaca yang ia pecahkan berserakkan di sekelilingnya. tidak merasa kedinginan saat air dari shower mengguyur tubuhnya yang masih terbalut pakaian sejak tadi.

Air matanya mengalir bercampur dengan air dari shower. " mianhae..mianhae changmin-ah, aku yang salah hiks hiks..." Lirih kyuhyun tersedu. Wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun, namun ada pancaran luka dari dalam manik caramelnya. Hatinya terluka sangat dalam karena keegoisan orang-orang yang di sayanginya.

Jika dia kehilangan changmin maka tak ada gunanya lagi untuknya hidup. Ia meraih serpihan kaca di dekatnya, menggenggamnya dengan erat sampai melukai telapak tangannya. Warna merah mulai mendominasi lantai kamar mandi yang semula berwarna putih. Kyuhyun menyayat lengannya sendiri. Tak ada raut sakit di wajah kyuhyun, wajahnya pucat pasi. Hatinya kebas seperti tubuhnya yang mulai kehilangan keseimbangan. Pandangan matanya mulai menggelap, kyuhyunpun jatuh pingsan di lantai kamar mandi yang dingin.

" hannie, jebal maafkan aku.." Rayu heechul berulang kali pada hangeng yang masih betah mengacuhkannya. Ia mengakui bahwa dirinya sudah pilih kasih pada kedua anaknya. Ia hanya terlalu kesal dengan kyuhyun yang memilih menghianati keluarganya sendiri demi keluarga Jung. Ia bermaksud meminta maaf pada kyuhyun namun anak bungsunya tidak mau membuka kan pintu dan mengacuhkannya juga.

" aku tidak suka kau menyakiti anak-anakku, kyuhyun masihlah remaja yang belum berpikir datang. Harusnya kau menyadari itu Kim heechul." Kata hangeng tegas. Ia tidak terima istrinya bertindak kasar pada anak-anak mereka.

Heechul membuntuti hangeng yang memakai jas kerjanya. Suaminya menampik uluran tangannya yang bermaksud membantu sang suami merapikan diri. " aku tahu, aku bermaksud meminta maaf pada kyunnie tapi dia masih marah dan mengacuhkanku." Jelas heechul tak terima. Dirinya tidak suka di salahkan oleh siapapun bahkan oleh hangeng sekalipun.

Hangeng membuang nafasnya kesal, melirik heechul yang memasang wajah memelas. Hatinya terenyuh walau di sisi lain ia masih jengkel. " kita temui kyuhyun dan meminta maaf, dia putri semata wayang kita, seunghyun dan kyuhyun adalah anak-anak kita.." Ujar hangeng mengalah. Heechul tersenyum senang, akhirnya ia di maafkan.

Hangeng dan heechul berjalan me luar kamar menuju kamar kyuhyun, putrinya mengurung diri sejak kemarin. Mereka berdua khawatir dengan kondisi kyuhyun.

Tok tok~~~

" kyuhyun buka pintunya nak, ini eomma dan appa.." Heechul mengetuk pintu kamar putrinya.

Tidak ada sahutan dari dalam, heechul Dan hangeng di jalari rasa khawatir, jangan sampai putrinya melakukan hal yang fatal.

SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang