chapter delapan

675 43 11
                                    

Saya minta maaf jika jalan cerita ff ini semakin kurang menarik peminatnya, apalah daya saya masih pemula. Terimakasih banyak kepada semua teman-teman yang selalu memberi dukungan dalam bentuk vote atau komen, itu jadi vitamin bagi saya supaya selalu semangat untuk melanjutkan semua ff saya.






Happy reading~~~




Jaejoong perlahan membuka matanya, menatap ke sekelilingnya yang terasa asing di matanya. Ia menoleh saat tangannya terasa di genggam seseorang.

Tangan jaejoong terangkat mengelus rambut yunho yang terasa kasar di jemarinya. Jaejoong tersenyum lirih kala manik matanya memandang yunho yang tertidur di sisinya sambil menggenggam tangannya.

Yunho mengerjapkan matanya saat merasakan sentuhan lembut di rambutnya. " jaejoongie, kau sudah sadar love " yunho menyentuh wajah jaejoong yang masih pucat.

Jaejoong mengedip menjawab pertanyaan yunho. " aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu.." Yunho bangkit hendak keluar untuk memanggil dokter namun Jaejoong menahan lengan yunho. Ia menggeleng pelan.

Yunho akhirnya duduk kembali, membelai pipi pucat kekasihnya. " syukurlah kau sudah sadar, aku hampir mati karena menghawatirkanmu boo..." Jaejoong memejamkan mata meresapi sentuhan yunho.

Jaejoong menyentuh tangan yunho, meletakannya di dadanya. " di sini hanya ada namamu selamanya, setiap aku bernafas aku selalu mengingatmu, setiap kali aku berbaring menuju istirahatku aku selalu menyebut namamu, berharap kau hadir di setiap mimpiku..." Jaejoong menumpahkan isi hatinya.

Yunho memeluk Jaejoong, menyalurkan kehangatan tubuhnya. " aku mencintaimu.." Gumam yunho penuh ketulusan. Jaejoong mengangguk dalam pelukan yunho.

Seunghyun memandang sedih pada jaejoong yang berpelukan dengan yunho di atas ranjang rawatnya. Tadinya ia bermaksud menemui Jaejoong untuk meminta maaf, namun kenyataan yang baru saja ia lihat dan di dengarnya benar-benar menghempaskannya pada kenyataan yang sangat menyakitkan untuknya.

Seunghyun duduk di kursi roda dengan heechul yang mendorongnya, menemani putranya yang belum pulih. " eomma sebaiknya kita kembali ke kamar rawatku saja. Ayo eomma " ujar seunghyun pelan tak mampu menutupi kesedihannya. Heechul berusaha tegar demi putra putrinya, mengusap air matanya yang hampir menetes jatuh.

Heechul mengangguk, kemudian mendorong kursi roda seunghyun untuk kembali ke kamar dimana seunghyun di rawat.


Kyuhyun berdiri di luar ruang rawat changmin, menatap kekasihnya yang masih betah menutup matanya. Ia pergi diam-diam dari kamarnya demi melihat changmin, mengetahui keadaan kekasihnya. " changminnie... Aku merindukanmu, cepatlah buka matamu " lirih kyuhyun. Ia mengabaikan kepalanya yang berdenyut menyakitkan, ia masih ingin menatap wajah kekasihnya lebih lama lagi walau dari jauh.

Nyonya Jung menghampiri kyuhyun yang berdiri di depan pintu kamar rawat putra bungsunya. Ia pergi sebentar untuk menjenguk Jaejoong yang sudah sadar tadi. Hatinya merasa tak tega dengan keadaan hubungan kedua putranya. " nak..." Panggil nyonya Jung pelan, tidak ingin mengagetkan kyuhyun.

Kyuhyun menoleh, menatap ibu dari kekasihnya. " ahjumma..." Kyuhyun berujar lirih. Denyutan di kepalanya semakin menyakitkan, pandangan matanya makin buram dan tubuhnya lemas tak bertenaga. Kyuhyun pingsan di hadapan nyonya Jung.

Nyonya Jung panik karena kyuhyun yang tiba-tiba pingsan di hadapannya. " tolong, siapapun tolong aku, gadis ini mendadak pingsan.." Teriak nyonya Jung panik. Suster dan dokter yang kebetulan melewati ruang rawat changmin buru-buru menolong kyuhyun, membawa gadis itu kembali ke ruang rawatnya.










Hangeng duduk tenang di sofa panjang ruang rawat kyuhyun, di seberangnya ada heechul dan seunghyun yang memperhatikannya sejak ia duduk tadi. Kyuhyun belum membuka matanya sejak pingsan satu jam yang lalu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SuddenlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang