sebelum Akad ~

23.7K 884 18
                                    

Satu jam sebelum acara Akad Nikah Melli dan Allan...

Seorang pria tampan masuk ke dalam rumah Melli sambil mengamit seorang tangan perempuan yang memegangi perutnya. Pria itu melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan sedang mencari-cari sesuatu.

Seseorang menepuk pundak pria itu dari belakang membuat pria itu terlonjak kaget.

"Allan kok kamu belum siap-siap nak, Mama Papamu mana?" tanya Agus selaku Papa Melli disini.

Ya pria tampan itu Allan. Pria yang ketampanannya membutakan hati nurani Melli. Dan wanita itu? Wanita itu mungkin adik Allan karena dia memang mempunyai seorang adik perempuan.

Allan mendadak berlutut di kaki Agus. Memeluk kedua kaki Agus dengan erat. Ada ketakutan yang terpancar dari Allan.

"Pa maafin Allan pa.. Allan gak bisa nikahin Melli," Allan memohon maaf pada Agus.

"Maksud kamu apa Allan!" Agus sontak berteriak darah nya naik, mendadak raut wajah Agus memerah. Dan tangannya memegang dahinya yang terasa mulai berdenyut.

"Cewek ini hamil Pa dan Allan harus tanggung jawab," Allan menarik lengan wanita yang sedari tadi berdiri disampingnya agar ikut berlutut di hadapan Agus.

"Wanita ini hamil lalu bagaimana dengan Melli apa kamu juga pernah—"

Allan memotong kalimat Agus seakan tahu apa yang Agus ingin katakan, "Sumpah Pa enggak Melli gak pernah ngelakuin apapun sama Allan, dan itu juga sebabnya Allan selingkuh di belakang Melli sampai Rika hamil," jelas Allan.

"Baguslah Melli gak perlu nikah sama bajingan seperti kamu, sekarang kamu pergi dari rumah saya!" usir Agus sambil melepaskan pegangan Allan di kakinya.

Allan berdiri, dirinya tak terima diusir seperti ini, "asal Papa tahu ini semua gak akan terjadi kalau Melli mau kasih apa yang Allan mau,"

Agus memegang dadanya yang kini terasa sesak.

"SAYA BUKAN BAPAK KAMU BERHENTI PANGGIL SAYA PAPA!"

"Melli itu cuma gadis yang sok sok suci, dia juga menyusahkan dan ego—"

Belum selesai Allan bicara sebuah pukulan mendarat tepat di wajahnya.

BUUUK!!

"Lo sia—"

BUUUK !!

BUUUK !!

BUUUK !!

"Berani lo ngehina Melli siap-siap lo pulang dari sini pakai Ambulance!" ancam pria yang baru saja mendaratkan bogem mentahnya ke wajah Allan.

Allan hanya terdiam menatap Arka dengan penuh dendam dan pergi berlalu dengan menarik paksa tangan Rika.

"Om gak papa?" tanya Arka dengan raut wajah khawatir.

"Saya baik-baik saja kok, kamu siapa?"

"Saya Arka om anak Pak Brata, om masih inget?" tanya Arka sambil mencium punggung tangan Agus.

Agus sungguh terkesan dengan sikap ramah, sopan dan santunnya Arka. Agus masih ingat betul siapa Arka. Anak Brata Wijaya tetangga sebelah rumah dan juga sahabatnya sejak SMA. Walau sering mendengar keluhan dan aduan Melli tentang keisengan Arka. Agus tak pernah marah pada Arka karena tahu ulah Arka hanya keisengan yang dibuat anak seusianya. Yang membuat Agus makin terkesan adalah perubahan fisik Arka. Arka yang gendut, hitam dan jelek seperti aduan Melli ketika kesal dengan Arka kini berubah menjadi pria tinggi, tampan, ber-rahang tegas dengan rambut-rambut halus yang menutupi sebagian wajahnya menambah kesan maskulin pada Arka. Badan Arka yang lebar seperti kulkas pun sudah berubah menjadi proosional.

"Om kenapa ngelamun, apa ada yang sakit om," tanya Arka menyadarkan lamunan bayang-bayang Arka jadul versi Melli di pikiran Agus.

"Om sampai pangling, Arka kamu ganteng banget sekarang, makasih ya sudah bikin babak belur itu anak kurang ajar," Agus langsung muram ketika mengingat Allan. Belum lagi pernikahan putrinya yang pasti akan jadi berantakan.

"Sekarang gimana caranya om busa jelasin ke Melli dan para tamu, di luar sana ribuan tamu pasti bertanya-tanya, Allan kamu memang bajingan!" umpat Agus.

"Om saya akan nikahin Melli biarlah saya yang menggantikan Allan, saya ikhlas om, rasanya hati saya ikut sakit ketika Allan menghina Melli," ungkap Arka dengan tiba-tiba.

Seketika Arka sadar dengan ucapannya yang mainstream itu. "Apa?! Gue ngomong apa barusan ini mulut memang gak ngerti situasi, ini nikah beneran bukan lagi main rumah-rumahan," Arka menepis mulutnya.

"Kenapa Arka?"

"Hehe, ada nyamuk om," Arka menunnjukkan senyumnya dngan lebar kepada Agus, "jadi om setuju?" kata-kata yang begitu saja lolos dri mulut Arka.

"Arka lo apa-apaan sih, plaaak!" Arka menepis dahinya.

"Kenapa nak Arka?" Agus nampak bingung melihat Arka yang terus-terusan memukul wajabnya tak beraturan.

"Hehehe, ada nyamuk lagi ," kini Arka hanya bisa senyum-senyum tak jelas menutupi rasa malunya yang luar biasa di atas rata-rata.

"Beneran kamu mau nikah sama Melli?" tanya Agus dengan hati-hati.

"IYA OM!" jawab Arka dengan swmangat 45 lalu menepis pipinya.

Arka heran mulutnya mengeluarkan kata-kata yang semestinya menjadi kata terlarang di situasi seperti saat ini. Nasi sudah menjadi bubur Arka hanya bisa pasrah dngan nasibnya sekarang. Arka pasrah dan yakin nanti dia pasti akan menyesal tapi kenapa ada getaran-getaran yang menjalar di tubuhnya. Getar apa ini sesungguhnya?

DRRRRTDRRRRRT

Ponsel di saku Arka yang bergetar. Ternya ada pesan masuk dari Mamanya yang akan pulang dari Singapore minggu depan.

Dan tanpa disadari ada wanita paruh baya yang menonton dan mendengar percakapan mereka. Wanita paruh baya itu Rima. Dia menghampiri suaminya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Dan tangisnya pun pecah. Matanya tak dapat membendung lagi kesedihan yang dia rasakan. Hanya dapat memeluk Agus dengan kencang.

"Anak kita gimana Pa," lirih Rima.

"Mama tenang, ini Arka anak nya Pak Brata dia mau nikahin Melli menggantikan Allan, Papa udah pikirin alasan kalau-kalau nanti ada yang bertanya kenapa nama mempelai lelakinya berubah, cukup bilang salah cetak jangan lebih dan jangan kurang. Tuhan masih menolong kita Ma, Arka nama belakangnya sama kaya' bajingan itu," Agus menatap mata istrinya dengan dalam, berharap Istrinya dapat mengerti semua penjelasannya yang panjang itu tanpa bertanya.

"Iya Pa, Mama ngerti, Mama mau temuin Melli dan buat Melli ngelanjutin pernikahannya, Papa urus aja Arka biar dia siap-siap buat Akadnya," Rima memandang wajah Arka dengan rasa penuh syukur.

Rima memeluk Arka dengan erat dan Arka membalas pelukan Rima, "makasih ya nak," lirih Rima.

"Untuk Melli Arka akan ngelakuin apa saja tante," bisik Arka.

Rima berlalu meninggalkan mereka berdua. Dia berjalan menuju kamar Melli sambil berdoa sepanjang kaki nya melangkah. Berharap doanya langsung dikabulkan.

"Ya Allah semoga Melli mau menurutiku," gumam Rima.

******

Allan pergi dari rumah itu dengan amarah yang membakar hatinya. Ada rasa dendam yang dia bawa pulang dari sana. Allan benar-benar berniat akan menghancurkan hidup Melli. Allan merasa sakit hati atas perbuatan Ayah Melli.

"KAMU PIKIR KAMU SIAPA MEL! PAPA KAMU SUDAH HINA AKU, AKAN AKU BUAT KAMU MENDERITA! DAN KAMU RIKA LEBIH BAIK KAMU GUGURIN BAYI YANG ADA DI KANDUNGAN KAMU!" Allan berteriak di dalam mobilnya berusaha meluapkan emosinya dan Rika pun terkena imbasnya, wanita iti hanya bisa menangis dan memegangi perutnya yang kini telah membuncit.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued~
Jangan heran MBA ini beda cerita, yang bunting siapa yang kawin siapa~
Hahaha
Jangan lupa vote dan comment~
Happy reading guys ~

Married My Enemy (A Wedding Series) COMPLETE ✔✔ Sudah Terbit Ebook Di PlaystoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang