Dua pasang anak manusia ini sedang melanjutkan war di kamar Melli. Arka duduk santai di tepi ranjang dengan tangan yang menyanggah tubuhnya melekat pada tepi dipan.
Tatapan Arka lurus ke depan memandang Melli yang sudah berdiri menyedekapkan tangannya di depan dada. Tatapan mata mereka terhubung oleh aliran listrik kebencian. Api-api mulai bermunculan dari punggung Arka dan Melli. Asap mengepul dari pucuk kepala mereka.
Arka tersenyum sinis kepada Melli, "welcome to the hell Mel!" seru Arka dengan senang hati.
Mellisa berdecih kesal, "gue bakal seret lo ke neraka yang udah lo ciptain buat gue!" seru Melli dengan lantang.
"Auw atut," Arka mengedipkan matanya seakan menggoda Melli yang tak akan pernah jatuh ke dalam godaan wajah sexy Arka.
Melli memutar otaknya. Mencari cara agar situasi yang sangat amat buruk ini menjadi sebuah keuntungan baginya. Tapi sekeras apa pun Melli berpikir jawabannya tidak ada.
Yang di hadapi Melli sekarang itu Arka Wijaya. Nama yang sudah masuk dalam daftar black listnya Melli belasan tahun yang lalu.
"Oke gue akan buat lo jijik sejijik jijiknya sama gue.. dan... lo bakal cermaiin gue!" Melli berkacak pinggang, Melli menatap Arka dengan kebencian level bon cabe pedes gila!
"Gak ah, Babang Arka janji gak bakal cermaiin Melli, seumur hidup Babang Arka akan Babang Arka dedikasikan untuk membuat Dek Melli mati kesal jumpalitan sama Babang Arka! Ciuuus!" Arka menebar senyumnya yang aduhai.
"YA ALLAH! APA SALAH DAN DOSA HAMBA! SEHINGGA ENGKAU MENGIRIMKAN HAMBA SUAMI DENGAN OTAK YANG TINGGAL SETENGAH INI! HAMBA LELAH YA ALLAH!" pekik Melli yang sudah benar-benar muak dengan tingkah Arka.
Mellisa bergegas pergi meninggalkan Arka yang masih duduk manis di tepi ranjang. Arka tak lepas dari senyumnya. Menatap punggung Melli yang meninggalkannya dengan tatapan gemas.
**********
Mellisa sudah ada di cafenya duduk manis di ruangannya. Mellisa memijit pelipisnya yang berdenyut karena bayangan Arka yang melintas di kepalanya.
"Gimana caranya buat ngegagalin rencana Arka ngajak gue pindah ke Singapore!" gadis itu mendengus kesal. Tak ada satupun ide yang muncul di kepalanya sekarang. Dan tinggal hitungan jam saja dia harus meninggalkan kehidupannya di Indonesia.
Tiba-tiba seonggok mahluk yang Melli anggap astral hadir di ruangannya.
"Dek Melli...." suara Arka mendayu merdu seakan melantunkan sebuah lagu.
Bagi Mellisa lelaki yang bernama Arka ini bukan masuk dalam kategori manusia. Arka lebih pantas masuk dalam kategori mahluk asteal seperti jin, iblis atau setan.
"Lo gak kerja? Kenapa ke sini? Kasih gue waktu buat ngehirup nafas tanpa harus rebutan sama lo ye!" dengus Melli kesal.
Arka hanya mengangkat kedua bahunya antara tak peduli dan tak mengerti apa yang Melli katakan.
"Cuma mau mampir bentar kok, mau liat seberapa kecilnya cafe punya istri gue," ketus Arka seadanya.
Mulut Arka gak pernah ada baik-baiknya. Selalu keluarin kata-kata sepedes bon cabe!
Melli memutar kedua bola matanya jengah. Dia berjalan mendekati Arka dan menjatuhkan dirinya tepat di samping Arka. Dan lelaki itu menatap Melli dengan kebingungan.
"Dih tumben, biasanya males banget kan deket-deket sama gue, udah mau mati Mel?"
Melli melayangkan tinjunya bertubi-tubi ke arah Arka. Dan Arka melakukan pertahanan diri dengan menutupi bagian wajahnya dengan lengannya.
Setelah selesai menyalurkan rasa kekesalanya Melli duduk lemas dengan manik mata yang memandangi langit-langit.
"Eh lo bipolar ya! Tiba-tiba ngamuk! Dih sinting," gerutu Arka sambil mengusap lengannya yang berdenyut nyeri.
"Jangan asal ngomong, jangan bahas-bahas soal penyakit mental, gue juga punya temen yang kena bipolar, dan lo gak akan pernah tahu seberapa kerasnya mereka berjuang ngelawan penyakitnya!" oceh Melli panjang lebar tanpa jeda.
Arka mendengus kesal. Dia merasa tak melakukan kesalahan yang pantas untuk mendapatkan ceramah dari Mellisa.
"Terserah, eh gue bosen di kantor mangkanya ke sini, hibur gue kek," rengek Arka.
"UPIL LO ARKA! LO KAMP—" pekikan Melli terhadang karena tangan Arka yang dengan sigap cepat dan tanggap membekap mulut Melli.
"Sbsnsn..akahyr..dbaj" teriak Melli dari balik tangan Arka.
"Iuuh," Arka mengelap telapak tangannya ke atas paha Melli yang terbalut oleh jeans warna hitam.
Melli menepis tangan Arka dengan keras. Amarahnya sudah naik ke ubun-ubun membakar isi otaknya.
"Arka gue gak mau ikut lo ke Singapore titik!" kata Melli sambil mengusap bibirnya kasar. Menghapus setiap jejak tangan Arka yang tertinggal.
"Gue maunya lo ikut sama gue koma," balas Arka dengan santainya.
"Gur gak bisa tinggalin kerjaan gue di sini Arka! Lo jangan egois ya! Gue gak bisa ikut lo! Lo pikir cuma lo yang punya kerjaan! Gue juga!" Melli mengamuk entah sudah berapa kali buku-buku tangannya memukul keras sandaran sofa.
Arka menampilkan wajah innocentnya. Mengangguk-ngangguk pelan seakan memberi tahu Melli bahwa dia mendengarkan.
"Ada managernya kan di sini?" tanya Arka dan langsung di balas dengan kata 'ada' dari Melli.
"Good, beres masalah selesai, serahin aja ke manager cafe, buat apa lo gaji dia kalo gak bisa gantiin lo," oceh Arka.
SkakMat! Hancur sudah rencana Melli. Arka gak bodoh Mell! Melli terlalu polos dan kurang licik dalam menghadapi Arka.
"Lo tu ya ngeselin!" Melli menjambak rambut Arka.
Arka berteriak sakit dan melakukan langkah perlindungandiri dari serangan Melli yang datangnya selalu tiba-tiba.
"SERANGAN BALIK GELITIK TAPAK DEWA," teriak Arka yang langsung mmberikan serangan menggelitiki perut Melli.
Dan Arka berhasil membuat Melli melepas jambakannya. Melli jatuh terpingkal berbaring di atas sofa panjang itu. Arka semakin menggila dengan jurus gelitik tapak dewanya. Semakin membuat Melli meringis menahan geli yang tak berujung itu.
"Stop.... ampun Ka," pekik Melli yang memegangi kedua tangan Arka yang sedang bergerilya di atas perutnya.
"Lo udah nyiksa gue hari ini, jadi ini siksaan balik dari gue! Ha..Ha.. Ha.." Arka tertawa ala wiro sableng eh salah Arka tertawa macam Iblis yang berhasil menggoda manusia.
Melli menarik dasi Arka dengan sekuat tenaga sehingga wajah Arka berjarak hanya beberapa senti dari wajah Melli. Dan Melli berhasil menghentikan serangan gelitik tapak dewanya Arka.
Atka dan Melli diam saling tatap menatap. Ikut membisu dalam kondisi yang sangat absurd ini. Detak jantung dari Arka dan Melli mulai berpacu lebih kencang dari biasanya. Saat ini tubuh mereka hanya terhalang dengan tangan Arka yang berada di perut Melli dan tangan Melli yang memegang dasi Arka.
"Beraaaat," rengek Melli yng menyadarkan Arka bahea dia sedang menindih Istrinya.
Arka beranjak dari posisi absurd tapi bikin berdebar itu. Arka melonggarkan lingkaran dasinya. Menatap kesal udara yang ada di depan matanya.
"Gue pikir mau ena ena!" dengus Arka kesal.
Plaaaak!
Melli memukul keras punggung Arka. Sehingga laki-laki itu menjerit sakit dan menatap Melli sengit.
"Mesum lo ya!" teriak Melli hingga suaaranya sampai ke bawah.
.
.
.
.To be continued ~
Fresh baru selesai di ketik, vote dan comment kalo mau cepet update yang nungguin Hot Partner sabar lagi di ketik...
Kemarin seharian gue tidur karna abis kerja shift nya malem..Jadi ini author habis hibernasi jangan merong-merong ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Married My Enemy (A Wedding Series) COMPLETE ✔✔ Sudah Terbit Ebook Di Playstore
General FictionSudah tersedia di playstore dan playbook, Bisa cek link-nya di bio wattpad ini. Versi yang tersedia di playstore dan playbook beda ya, ada bonus chapter yang gak kalah menggemaskan :) Warning 18+ Bijaklah dalam memilih bacaan. Not include sex sce...