Part 4

94 66 75
                                    

Ketika Raina sedang asik bermain permainaan catur di smartphone nya, Ia teringat bahwa Ia harus mengingatkan lelaki itu agar menjemputnya besok pagi karena bila tidak diingatkan Catur akan lupa lagi seperti tadi hal nya tadi.

Raina membuka aplikasi line dan menambahkan Catur sebagai teman lewat id line. Raina membuka profile picture yang dipasang oleh Catur di line dan Ia tersenyum melihat foto tersebut karena dalam foto tersebut Catur sedang berseragam basket.

 Raina membuka profile picture yang dipasang oleh Catur di line dan Ia tersenyum melihat foto tersebut karena dalam foto tersebut Catur sedang berseragam basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut Raina, Catur terlihat sangat menawan di foto itu, kemudian Raina lagi-lagi tersenyum membayangkan wajah Catur.

18.20
Raina : HAI CATURRR

Setelah mengirim pesan tersebut, Raina malanjutkan permainan caturnya sambil menunggu Catur membalas pesan darinya.

Drrrttt..

Raina langsung membuka balasan dari Catur. Ia langsung memasang wajah cemberut karena balasan singkat yang diberikan oleh Catur.

18.25
Catur : Ya

18.26
Raina : Singkat banget si jawabnya kaya doi aja

18.28
Catur : Kan gua doi lu haha.

Raina membulatkan matanya mendengar balasan dari Catur.

Lah sejak kapan dia doi gua?

Kaya nya kaga deh.

Oh iya ya kan gua ngasih surat ke Catur ya.

Pasti dia mikir gua beneran suka sama dia.

Padahal mah iya.

Eh engga deng.

Raina kembali merutuki kebodohannya.

18.32
Raina : Jangan kepedeean deh

Raina : Besok jangan lipa jemput gua

Raina : Eh typo, maksudnya lupa

Raina : Jangan sampe lupa kaya tadi.

Raina : Lo masih inget alamat rumah gua kan?

18.36
Catur : Ya

18.37
Raina : ok sampe ketemu besok ya

read.

Raina kesal karena pesan dari nya hanya di baca saja.

Tunggu, kok gua jadi kesel gini ya chat gua cuma dibaca.

Bodo amat dah.

***

"Rara bangun."

"Rara."

Rara adalah nama panggilan Raina di rumah karena dari dulu Raina sangat susah untuk disuruh, jadi orang tua Raina memanggil nama 'Ra' berulang kali sampai akhirnya nama itu dipakai sampai sekarang.

Sinta terus berusaha untuk membangunkan anak perempuannya itu. Raina itu paling susah dalam urusan bangun tidur.

"RARA, TEMEN COWO MU YANG KEMARIN UDAH NUNGGU DI RUANG TAMU." teriak Sinta pada akhirnya.

Raina langsung membulatkan matanya dan terduduk dikasur. Ia lupa kalau hari ini Ia akan dijemput oleh Catur.

Mampus gua telat.

Aduh malu banget anjir.

Raina langsung mengambil handuknya dengan tergesa-gesa dan lari ke kamar mandi.

Sinta tersenyum melihat kelakuan anaknya yang satu itu. Karena tidak biasanya Raina bangun pagi dan langsung beranjak ke kamar mandi. Biasanya butuh waktu 5 - 10 menit sampai akhirnya Raina mandi.

"Mama tunggu di bawah ya nak."

"IYA MAAAA," teriaknya dari dalam kamar mandi.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Raina langsung turun ke lantai bawah dengan tergesa-gesa.

"Catur, maaf ya lo jadi nunggu deh," cengirnya.

Catur mengarahkan pandangan kearah suara. Ia lagi-lagi hanya bisa mendengus kesal melihat kelakuan Raina. Apalagi dengan rambutnya yang belum disisir, dasi acak-acakan, bahkan kaos kakinya yang tinggi sebelah.

Catur menggeleng-gelengkan kepala dan mulai merapikan rambut Raina dengan tangan kosongnya.

Raina terkejut dengan perlakuan tiba-tiba yang diberikan yang lagi lagi memberikan sensasi aneh pada tubuhnya. Seperti kupu-kupu berterbangan didalam perut Raina.

"Jadi cewe gak rapih banget sih."

Raina dengan cepat membetulkan dasi serta kaos kakinya dan segera mengambil dua lembar roti di meja makan.

"Mama, Rara sama Catur berangkat ya ma, bentar lagi telat ini." ujarnya sambil mengunyah roti.

Raina dan Catur menyalam Sinta secara bergantian lalu mereka segera bergegas menuju sekolah.

***

"RAINA, LO PUNYA UTANG CERITA SAMA GUA." ucap Tira dengan tegas.

Raina tergidik ngeri melihat ekspresi menyeramkan dari wajah sahabatnya itu, seperti monster yang ingin menerkam manusia.

"Buset, gua berasa tawanan tau gak sih di introgasi begini." ujar Raina sambil menutup kedua matanya karena tatapan tajam yang diberikan.

Tira tiba-tiba tersenyum sambil memeluk sahabatnya dengan erat.

"Gua bercanda kok." Kekehnya.

Raina mendengus, "udah tau gua Tir."

Lalu mengalirlah semua kejadian tersebut kepada sahabatnya itu.

***

Raina sedang terduduk di sofa sambil melamun. Ia sedang menunggu Papa nya pulang ke rumah karena akhir-akhir ini papa nya jarang sekali berada di rumah. Ia khawatir dengan apa yang dilakukan papa nya diluar sana. Maklum, Raina adalah anak tunggal, jadi Ia paling dekat dengan papa nya sedari kecil.

Tiba - tiba Sinta menghampiri Raina, "kok kamu melamun aja disini sayang, ada masalah ya nak? cerita aja sama mama" sambil mengelus puncak kepala anaknya tersebut.

Raina menghela napas, "lagi nungguin Papa ma, Papa kok akhir-akhir ini jarang pulang ke rumah ya."

Sinta tersenyum seraya duduk di samping anaknya, "Papa bilang akhir -akhir ini dia lagi sibuk banget di kantor dan pulangnya selalu larut malam, dari pada Papa pulang dan menyetir dalam keadaan gelap yang bisa membahayakan keselamatannya, jadi papa memilih untuk tinggal di apartment sampai kerjaan papa beres."

"Yaudah, sekarang kamu cuci muka sikat gigi dan harus langsung tidur ya, biar besok gak susah dibangunin." tambah Sinta.

Raina bergaya hormat kepada Sinta dan langsung melaksanakan perintah dari Sinta.

***

CHESS LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang