Part 5

82 57 60
                                    

Raina kembali termenung di kantin sambil mengaduk-aduk bakso. Kali ini Ia sendirian di kantin karena kemarin Tara lupa mengerjakan PR Matematika yang akan dikumpulkan hari ini, alhasil dia harus menunda makan siangnya.

Tiba-tiba seorang perempuan datang menuju Raina.

Perempuan itu menyentuh bahu Raina, "aku boleh duduk disini?"

Raina hanya mengganguk sambil mempersilahkan perempuan itu duduk dihadapannya.

Peremepuan itu menyodorkan tangan nya untuk berkenalan dengan Raina, " Hai salam kenal, aku Sabrina dari 12 IPA 4".

Raina sedikit kaget karena yang ingin berkenalan dengannya adalah kakak kelas yang sangat cantik.

Rambutnya terurai panjang, kulitnya sangat putih dan bersih, tubuhnya tinggi dan langsing serta polesan make up tipis semakin menambah kecantikannya. Sangat terlihat

Raina tersenyum sambil menerima uluran tangannya, "Hai kak, aku Raina dari 1 IPA 2"

"Kamu kaget ya karna aku tiba-tiba datengin dan mau kenalan sama kamu?" tanyanya sambil menampilkan senyumnya.

Selain cantik, Sabrina merupakan salah satu siswi yang murah senyum kepada siapa saja. Banyak sekali lelaki yang terpikat pada pesona Sabrina. Sabrina juga merupakan salah satu murid andalan sekolah karena otaknya yang encer dan mudah bersosialisasi dengan siapa saja. Ia sudah sering memenangkan olimpiade antar sekolah, kecamatan maupun provinsi. Maka dari itu banyak kaum adam yang tergila-gila dengan Sabrina.

Raina hanya menggangguk mendengar pertanyaan dari Sabrina.

"Oh iya, kamu yang lagi di gosipin deket sama Catur ya? kalian pacaran? kapan? berapa lama?" tanyanya, beruntun.

Raina kaget mendengar pertanyaan yang dilontarkan Sabrina kepadanya.

Kepo bgt dah ni kakel.

Kenal aja barusan, udah berani nanya-nanya urusan pribadi orang.

"Kenapa tiba-tiba nanya? kita juga baru kenal barusan kan, masa aku langsung ngasih tau urusan aku ke kamu," jawabnya secara tegas.

Rina bangkit dari kursinya dan membatalkan rencananya untuk menyantap makanan kesukaannya di kantin karena mood nya tambah hancur karena Sabrina dengan tidak sopan bertanya-tanya hubungannya pribadinya dengan Catur.

"Aku duluan ya kak, mau ngerjain pr yang belum sempet dikerjain di rumah, duluan kak." Raina pergi tanpa mendengar jawaban dari Sabrina. Biar saja Ia dikata tidak sopan, Raina kesal dengan kakak kelas nya itu.

Sabrina yang melihat kepergian Raina hanya bisa mendengus sebal dan memanggil pelayan kantin untuk memesan mie ayam.

***

Raina berjalan cepat menuju kelas dengan keadaan hati yang sedang buruk, tiba-tiba...

Bruk..

Kepala Raina menabrak dada bidang seorang siswa dengan tidak sengaja. Raina mendogakan kepalanya untuk melihat pemilik tubuh yang baru saja ia tabrak.

Raina melotot kaget karena ternyata orang yang Ia tabrak adalah Catur.

"Eh maap banget ya Catur gua ga sengaja aduh maaf banget ni," katanya secara cepat.

Catur menempeleng kepala Raina pelan dan Raina mengusap-usap kepalanya, "aduh sakit bego, ah elah nanti kalau gue geger otak lo harus tanggung jawab!!"

Catur hanya bisa tersenyum puas melihat Raina yang meringis kesakitan. Ia pun mengusap-usap kepala Raina dengan lembut sebagai tanda permintaan maafnya, "Maaf ya, tadi gua bercanda doang kok."

Sontak orang orang yang melihat kejadian tersebut langsung melotot kaget dengan apa yang barusan mereka lihat.

Begitu pula dengan Raina, Ia sekarang sedang kehabisan napas karena perlakuan manic Catur secara tiba-tiba. Ia tak tahu mengapa Ia bisa segugup itu berhadapan dengan Catur. Apakah rasa penasaran itu sudah berubah menjadi rasa suka?

***

"PAPA GAK MAU TAU POKOKNYA KAMU HARUS IKUT KEJUARAAN CATUR ITU" teriak Haris, Papa dari Catur.

Catur menggeleng kuat, "pokoknya aku gak mau ikut kejuaraan itu lagi! Papa gak bisa maksa aku lagi. Aku gak suka pa ikut - ikutan kejuaraan kaya gitu. Aku mending di rumah belajar dan istirahat atau ngelakuin hal lain tapi selain catur."

Haris hampir saja melayangkan sebuah tamparan di pipi kiri Catur. Kalau saja Ia tidak cepat sadar dengan apa yang Ia perbuat, sudah pasti pipi Catur yang akan menjadi pelampiasan emosinya.

Catur tersenyum sinis, "loh kenapa gak jadi nampar aku pah? nih pipi aku udah siap kok kena tamparan papa, kok gak jadi di tampar pa hahaha."

Haris hanya menghela napas dan pergi dari ruangan itu untuk meredam emosinya yang sedang memuncak. Dari pada ia melampiaskan pada anaknya, lebih baik Ia melampiaskan dengan mengisap sebatang rokok di balkon.

Catur menghela napasnya sambil mengacak-acak rambutnya. Ia sangat tidak suka dipaksa-paksa. Ia tidak suka mengikuti kejuaraan semacam itu, namun Papanya tetap memaksa.

Ia pun meninggalkan dapur dan pergi menuju kamarnya. Ia ingin menenangkan pikirannya yang sedang kacau akibat pertengkaran dengan papanya.

Catur menghempaskan tubuhnya kasar ke kasur empuknya itu lalu mulai memejamkan mata.

Tiba-tiba sosok Raina terlintas dipikirannya. Ia masih sangat amat penasaran dengan surat yang diberikan perempuan itu kepadanya. Dan 3 hari lagi, perjanjian mereka akan segera berakhir dan Catur akan mengetahuinya.

Seulas senyuman terbit dari wajah tampan Catur. Ia sendiripun bingung dengan dirinya. Catur jarang atau bahkan tidak pernah memikirkan perempuan selain mama, kak Cazia dan neneknya.

***

Anggota OSIS-MPK Alam Bangsa akan segera mengadakan event yang adakan 2 tahun sekali yaitu Kewirausahaan. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.

Maka dari itu, kegiatan ini rutin di lakukan 2 tahun sekali. Pihak sekolah memberikan modal Rp 2.000.000 setiap kelas dan dana itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Nantinya, barang atau makanan tersebut akan di jual pada saat pengambilan rapot SMA Bangsa Satu.

"Kawan-kawan, kita rencananya mau jualan apa nih" teriak Raina.

Raina merupakan pemimpin di kelasnya. Ia dipilih karena keberaniannya dalam berbicara di depan umum.

"Jualan makanan aja, pasti bakalan laku," ucap Reno.

"Mending barang aja lah, gak bakal mubazir dan bisa di jual kapan aja, takutnya kalau makanannya gak laku malah kebuang, " ucap Siska.

Raina menggagguk - angguk mendengarkan jawaban mereka satu persatu.

"Kalau menurut gue, mendingan kita jualan makanan aja, pasti makanan lebih diminati orang-orang dari pada barang. Tadi Siska bilang takut basi kan kalo gak laku? nah justru itu kita harus bikin makanan yang unik dan menarik supaya makanan kita laku keras. Kita harus optimis dan nyari ide-ide bagus untuk mensukseskan bazar kelas kita."

Teman-teman sekelas mereka menggngguk setuju mendengar penjelasan dari Raina.

"SETUJU ! ucap mereka serempak.

Kring...

Kring...

"Berhubung bel pulang udah bunyi, rapat selanjutnya bakal dilanjutin beberapa hari lagi ya kalau ada jam kosong, makasih ya perhatian dan usulnya, selamat siang."

Seteleh Raina menutup rapat, semua anak langsung berhamburan untuk pulang.

***

Ketika Raina sedang mencari Catur untuk mengantarkan pulang, tiba-tiba Catur sudah berada dihadapannya dengan menggandeng tangan mungil Raina.

CHESS LOVERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang