1-First Impression

112K 6K 131
                                    


🍫🍫🍫

"Es kopi aja. "

"Gulanya seberapa, ya, Kak? Yang satu sendok teh atau yang satu sendok makan?"

"Terserah."

"Ditambah susu atau nggak?"

"Ga."

"Dikasih es, ya, Kak?"

Sean mendengus jengah mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut anak Pak Ucup-salah satu penjual di kantin, yang tidak berhenti bertanya. Bola mata berwarna cokelat gelap milik Sean menatap dingin ke arah perempuan itu, membuat perempuan itu menelan ludah, gugup.

"S-sebentar, Kak. Aku bilangin ke Bapak dulu," ucap perempuan itu, lalu berlari pergi dari meja yang ditempati oleh Sean dan kawan-kawan.

Sementara tawa Vindo, Miko, dan Kalvi seketika pecah ketika melihat Andin-perempuan tadi, berlari dengan wajah pucat akibat ditatap oleh Sean.

"Anjir. Apa kegantengan lo udah mirip malaikat pencabut nyawa ya, Se. Sampe Andin lari gara-gara lo tatap." Ucap Kalvi, geleng-geleng kepala.

"Lo pernah nonton film New moon, gak, Se?" tanya Vindo, sambil menepuk bahu Sean, yang duduk di kursi sebelahnya.

"Ga." Sahut Sean cuek, sambil menyisir jambulnya ke belakang menggunakan jarinya, karena merasa jambulnya sedikit jatuh ke wajah.Beberapa siswi yang tak sengaja melihat adegan itu pun memekik tertahan.

"Gue kagak pernah, sih. Gue gak betah mantengin layar kelamaan. Bisa mati gue." ucap Kalvi, membuat Vindo mendecak.

"Ye, gue tau elo, Kal. Kalo lagi pacaran aja dah yang betah." Cibir Vindo, membuat Kalvi nyengir kuda, "Tau aja elo mah." Kekeh Kalvi.

Vindo beralih menatap Miko yang sejak tadi terlihat berpikir keras, "Lo pernah nonton New moon, gak, Ko? Biasanya 'kan elo suka tuh nonton-nonton."

"Pernah, dong" jawab Miko, yang membuat Vindo membinarkan matanya, dan langsung mengajak Miko ber-high five ria.

"Nah! Tatapannya Sean itu udah seserem tatapannya Jane! Setuju gak, Ko?!" ucap Vindo, menggebu-gebu. Sean dan Kalvi hanya menyimak melihat kehebohan Vindo dan Miko di tengah hiruk pikuk kantin. Mereka sama sekali tidak mengerti dengan ocehan Vindo.

"Bentar, Jane itu yang mana, yak? Gue lupa!"

"Yang matanya merah!"

"Ooh, itu mah bukan Jane namanya! Namanya Mumun!"

Beberapa detik hening. Vindo mengernyitkan dahinya, berpikir keras. Cowok itu kemudian bertukar pandang dengan Kalvi yang sama mengernyitnya. Apalagi Sean. Cowok itu hanya memasang ekspresi tak terbaca, sambil menatap sekeliling.

Butuh beberapa detik, hingga Vindo dan Kalvi serempak mengerti maksud Miko. Keduanya langsung menoyor kepala Miko dari kanan dan kiri.

"Lah? Kenapa malah Miko ditoyorin, sih?" decak Miko, dengan tampang memelas.

"Sebelum nyaut, lo kolokan dulu, Ko! Gue tadi bilang film New Moon, bukan Mumun! Budeg, anjir." Gerutu Vindo geregetan menghadapi Miko yang super duper miss comunication. Kalvi tak henti tertawa ngakak.

"Gue rasanya pengen ke kamar mandi, Kal. Gue kagak kuat lagi." Vindo berucap dramatis.

"Mau buang air, ya, Ndo?" tanya Miko, penasaran.

"Mau garuk-garuk tembok, Ko! Nyerah gue, nyerahh punya temen se-Telmi lo, astagaa."

Miko hanya nyengir, sambil menggaruk pipinya. "Mending garuk punggungnya Miko aja. Mumpung lagi gatel, nih, Ndo."

GLACIES SEAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang