3-"Cewek Laknat"

74.1K 5.5K 279
                                    

🐌🐌🐌


Sharen berdiri di halte, sambil menatap tetesan air yang berjatuhan dari atap halte tersebut. Langit sangat gelap, dan udaranya menjadi dingin. Ditambah lagi suara kendaraan tak menderu tak sabaran, membuat kepala Sharen pusing sendiri.

"Huhh," Sharen menghela nafas panjang, menghirup aroma hujan yang sedikit mengurangi kecemasannya, meskipun pada intinya dia akan terjebak di tempat asing ini entah sampai kapan.

Kan nggak lucu kalo nama gue masuk headline berita dengan judul'seorang remaja tersesat setelah gak sengaja uyel-uyel muka cogan'. Bisa-bisa habis gue sama fans club nya Sean. Ckck. Gerutu Sharen dalam hati. Dan saat memikirkan itu, tiba-tiba pipi Sharen memanas.

Sharen menunduk, menatap telapak tangannya dengan teliti, hingga sudut-sudut bibirnya terangkat sempurna.

"Ahh! Tangan gue bekas wajahnya Kak Sean!" pekik Sharen girang, dan mendekatkan telapak tangannya ke wajahnya, "Gak mau cuci tangan seminggu, ahh!"

Sementara itu, cowok yang sejak tadi berdiri di seberang Sharen pun terkekeh mendengarkan ocehan Sharen. Cowok berseragam putih abu-abu tersebut menyandarkan lengannya pada tiang halte, sambil mengawasi Sharen dari arah samping.

Setelah terkekeh sendiri, Sharen kembali mengerucutkan bibirnya, saat mengingat lagi fakta bahwa sekarang ia terjebak di tengah hujan, dan satu lagi. Sharen tidak tau jalan pulang.

"Masih hujan juga. Ada cogan lewat nawarin tebengan kayaknya enak nih." Gumam Sharen, dengan bibir mengerucut.

"Cogan di samping nggak dilihat, Dek?"

Mendengar suara berat yang membalas ucapannya, membuat Sharen terdiam lalu menoleh cepat. Cowok berpenampilan agak berantakan yang lebih mirip preman daripada pelajar dengan tas sekolah berwarna hitam itu menaik turunkan alis tebalnya yang... cukup menggetarkan hati Sharen.

Ih, kok ganteng?

"Hei," ucap cowok itu, "Kok bengong?"

Sharen meringis dan menggeleng. "Ngg..nggak, kok."

Cowok itu terkekeh lalu mengulurkan tangannya, "Lo lucu. Boleh kenalan?"

"Boleh dong!" jawab Sharen bersemangat, membuat cowok itu tertawa kecil.

"Beryl."

"Sharen."

"Lo imut banget, Sharen. Gemesin." Ucap Beryl, membuat pipi Sharen memanas.

Duh, kalo nggak inget sama cem-ceman dingin yang di sana udah adek peluk lo, Bang. Batin Sharen, gemas. Cewek itu melirik lengan seragam Beryl untuk melihat badge kelasnya, tapi tidak ada.

"Gue kelas sebelas di SMA Nusa Bangsa kalo lo pengen tau." ucap Beryl, membuat Sharen mendongak dengan dahi mengerut.

"Serius? Aku juga sekolah di Nusa Bangsa! Berarti kamu kakak kelas aku, dong!" ucap Sharen, membuat Beryl ikut terkejut.

"Wow. Lo kelas sepuluh?" tanya Beryl, membuat Sharen mengangguk cepat.

"Dan, berarti kak Beryl seangkatan sama Kak Sean, dong!" ucap Sharen bersemangat, membuat Beryl menaikkan satu alis tebalnya.

"Lo kenal Sean?" tanya Beryl, membuat Sharen mengangguk cepat.

"Satu sekolah juga kenal Kak Sean kali, Kak. Cogan tingkat atas itu! Mukanya aja western, penampilannya keren, dan satu lagi. Dia itu jago basket! Aku udah nge-fans sama dia sejak hari pertama masuk sekolah loh, Kak! Cuman ya, gitu, kejauhan. hehe," cerocos Sharen, membuat Beryl memutar bola matanya malas, dan mencebikkan bibirnya.

GLACIES SEAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang