🍫🍫🍫
Motor sport berwarna hitam tersebut melaju melewati gerbang rumah megah yang dominan dengan warna putih dan abu-abu tersebut. Selanjutnya, Sean-pengendara motor tersebut memarkirkan motornya di dalam garasi, tepat di samping mobil sedan milik papanya.
Sean melepas helm full-face nya, masih duduk di atas motornya ia terdiam sejenak. Rahangnya mengeras saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi. Dengan jelas, tadi Sean melihat Beryl ingin mencium Sharen.
Dan cewek bodoh itu justru membela sepupu berengseknya tersebut.
Entahlah. Terkadang Sean bingung kenapa ada cewek sekelewat polos seperti Sharen.
Dan kenapa juga gue peduli?. Pikir Sean, sambil mengusap jambulnya frustasi.
Sean mengerang kesal, merutuki dirinya sendiri yang entah mendapat bisikan darimana tadi membuntuti Sharen menggunakan nomor hape cewek itu hanya karena takut Beryl bertindak macam-macam pada gadis polos itu.
Ya, kenyataannya memang Beryl akan melakukan hal negatif kepada Sharen seandainya tadi ia tidak datang. Bisa jadi, setelah ini Beryl akan semakin berani.
"Bodo amat!" ucap Sean kesal dengan pikirannya yang terus membujuknya untuk bertingkah peduli pada Sharen dan nanti membuat tingkat kepercayaan diri Sharen yang sudah tinggi akan makin tinggi.
Setelah berkutat dengan pikirannya, Sean lantas turun dari motornya, dan melangkah memasuki rumahnya dengan waspada. Berharap mamanya sedang tidak ada di rumah, dan Kania yang tingkahnya sebelas dua belas dengan Sharen sedang berada di kamar. Jika mereka melihat wajah Sean yang lebam dan kacau bisa gawat.
Setelah sampai di kamarnya, Sean segera mengunci pintu dan melemparkan tas sekolah berwarna hitamnya ke sudut kamar bersama dengan keranjang bola basketnya dan sebuah gitar akustik berwarna cokleat yang sudah lama tidak disentuhnya.
Sean menghembuskan napas pelan sambil melonggarkan dasi abu-abunya lalu melemparkannya ke tempat tidur berseprai hitamnya. Setelahnya, Sean melepaskan satu per satu kancing seragamnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Baru saja Sean memejamkan mata, namun tiba-tiba suara Sharen terdengar beserta dengan ekspresi lucunya saat terkejut.
"...Kak Sean buntutin aku, ya?"
"...Kak Sean buntutin aku, ya?"
"Njir!" teriak Sean kesal sambil menutup telinganya dengan bantal karena entah kenapa suara kecil Sharen seakan menghantuinya.
Sean mendecak jengah sambil mengacak rambutnya frustasi. Selanjutnya, Sean bergerak menekan tombol play pada tape yang terletak di samping tempat tidurnya lalu kembali memejamkan matanya, membiarkan lagu berjudul Something Just Like This nya The Chainsmokers Ft. Coldplay memenuhi kamarnya.
Sean hanya ingin melupakan fakta bahwa hari ini dia telah bersikap seakan peduli pada Sharen.
***
Paginya, Sean berangkat ke sekolah dengan mengenakan hoodie berwarna hitam dengan tiga garis horizontal berwarna putih di bagian lengan. Sementara kepalanya tertutup oleh kupluk hoodie tersebut, membuat para siswi yang melihatnya langsung membuat desas-desus.
"For God Sake. Itu Sean?"
"Anjir. Gak kedip gue liatnya!"
"Ini seger banget loh pemandangannya! Tapi kok mukanya ada yang beda, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GLACIES SEAN
Roman pour AdolescentsSean Nicolas Tanubrata. Cowok dingin yang belum pernah sekali pun jatuh cinta. Lalu dia bertemu dengan Sharen Valerie. Gadis bermata sipit yang sering membuatnya kerepotan akibat kecerobohannya. Pertemuan intens mereka akhirnya menimbulkan perasaan...