2-Insiden

79.6K 5.3K 197
                                    

🐾🐾🐾

Sharen berdiri di depan pintu cokelat itu setelah menekan bel dua kali. Kini Ia berada di depan rumah Kania. Lebih tepatnya rumah Kania dan Abangnya, si pangeran es tampan si penggoda iman.

Meskipun sudah beberapa bulan berteman, namun ini kali pertama Sharen berkunjung di rumah Kania, yang terbilang mewah dengan dominan warna putih dan abu-abu yang membuat rumah berlantai dua itu tampak elegan.

Sharen menunggu pintu cokelat tersebut terbuka sambil menghela nafas beberapa kali, untuk menormalkan nafasnya yang memburu karena beberapa kendala terjadi sebelum sampai di rumah ini.

Ya, Sharen sempat tersesat.

"Hh, Sharen capek, ya Allah." Gumam Sharen, sambil melirik ke arah sepeda gunungnya yang terparkir di halaman rumah itu.

Tak lama kemudian, daun pintu itu terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dengan rambut cokelat gelap sebahu yang digerai begitu saja. Sementara terusan panjang berwarna lavender yang tampak elegan itu melekat manis di tubuh wanita itu.

"Kamu mau nyari siapa?"

Pertanyaan wanita itu menarik Sharen dari lamunannya, lalu ia meringis. "Saya temennya Kania, Tante. Kania nya ada?"

"Ohh, temennya Kania." Kayla mendengus lesu, "Kirain pacarnya Sean."

Sharen sedikit terkejut mendengar ucapan Kayla, lalu ia tersenyum canggung. "Ng-gak, Tante."

"Iya udah, gak pa-pa. Kania di kamarnya, susul aja, yah." Ucap Kayla, ramah, sambil mempersilakan Sharen masuk. "Kamarnya Kania di lantai dua. Omong-omong, nama kamu siapa?"

"Sharen, Tante."

"Ohh, Sharen. Nama kamu manis, kayak wajah kamu." Senyum Kayla terulas manis, membuat Sharen hanya balas tersenyum.

Mama Kania ternyata orang yang hangat dan penuh kasih sayang. Sejenak, berhasil membuat hati Sharen tersentil, ketika mengingat bahwa dirinya tidak pernah mendapat kasih sayang dari wanita yang melahirkannya.

"Saya ke kamarnya Kania dulu, Tan."

"Iya. Silakan, Sharen."

Sharen melangkah menaiki satu per satu anak tangga yang akan mengantarnya ke lantai dua rumah megah tersebut. Seperti bagian luarnya, dalamnya pun tak kalah elegan dan bersih. Benar-benar seperti istana.

Sesampainya di lantai dua, Sharen mengedarkan pandangannya, mencari pintu kamar Kania. Sedetik kemudian ia menepuk dahinya, karena ia lupa bertanya pintu kamar Kania yang berwarna apa.

Karena sekarang, di lantai itu ada dua kamar, yang satu pintunya berwarna hitam, dan satunya berwarna cokelat.

"Ini kamarnya Kania yang mana, ya Allah." Dengus Sharen, sambil menatap pintu itu bergantian.

"Oh! Gue tau! Kania 'kan suka banget yang horror-horror. Pasti pintu kamar dia yang hitam!" ucap Sharen, seraya melangkah mantap mendekati pintu berwarna hitam yang tertutup rapat.

Tanpa berpikir panjang, Sharen menekan kenop pintu itu dan mendorongnya pelan.

Senyum Sharen mengembang, ketika melihat ke arah tempat tidur yang terletak di bagian tengah ruangan kamar itu, di mana selimut tebal itu mengembung, yang artinya Kania sedang tidur di dalamnya.

Ckck. Pasti itu kebo ketiduran! Dasar kebo betina bule!. Batin Sharen, sambil mengendap-endap menuju tempat tidur berukuran king sized tersebut.

Seringai Sharen terbit, ketika ia mendapatkan ide untuk menjahili sahabatnya tersebut. Dengan gerakan cepat, Sharen melompat ke tempat tidur itu dan menguyel-uyel rambut dan wajah Kania yang tertutup oleh selimut, hingga orang yang ada di balik selimut itu terkejut.

GLACIES SEAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang