Tok! Tok! Tok!
Tok... Tok... Tok...
Tok! Tok! Tok!Tok! Tok! Tok
Tok... Tok... Tok...
Tok! Tok! Tok!Ritme dengan nada yang tercipta atas pertubrukan dua benda padat yang berulang sebanyak dua kali itu menggema,-- memenuhi seluruh inci dari kamar itu.
Yang pada akhirnya suara itu pun berhasil merambat ke gendang telinga sang pemuda itu,--
Adalvino Leoni Eros Ogivly, seorang pemuda yang berusia 16 tahun, yang memiliki paras remaja nan rupawan. Yang bila di deskripsikan secara detail, ia memiliki garis wajah yang terkesan tegas namun terseimbangkan oleh senyum nya yang begitu manis. Memberikan kesan bahwa ia adalah orang yang sangat ramah.
Manik hazel tua nya berpadu dengan bentuk mata nya yang menyipit. Halis nya tebal dan tumbuh secara rapih yang pada ujung nya berbentuk runcing menambahkan karisma pada dirinya, yang menjadi pelengkap, untuk paras nya yang mewakilkan kesempurnaan.
Surai hitam nya yang berkolaborasi dengan warna coklat yang senada dengan mata nya, tertata rapih. Perawakan nya mewakilkan kewibawaan, bahu nya tegap, lengan nya berbentuk, begitu juga bagian perut dan dada nya yang masih dibalut dengan seragam sekolah nya yang rapih.Pemuda itu mematung--.
Jantung nya berkontraksi dengan sangat cepat, telinga nya mencoba memfokuskan akan segala jenis suara yang ada disekitarnya.
Sekali lagi--Tok! Tok! Tok!
Tok... Tok... Tok...
Tok! Tok! Tok!Kali ini batin nya sudah membulatkan keputusan hasil dari pendengaran nya. Tanpa menunggu saraf-- menyampaikan perintah untuk berlari kepada otak, tungkai nya sudah berlari secara reflek.
Ia berlari keluar dari ruang belajarnya, dan ia pun berpijak kukuh di depan pintu masuk kamarnya.Akan menjadi suatu keputusan gegabah bila ia langsung membuka pintu itu, kenapa?
Yang pasti mereka yang memiliki akal sehat juga, tidak akan melakukan suatu hal yang membahayakan nyawa mereka bukan? Apalagi setelah mendengar "Ketukan- ketukan" itu.Tapi siapa? Siapa yang menjadi sumber tercipta nya ketukan itu--,
Tok! Tok! Tok!---
Krieett...
Suara yang dari pergesekan antar engsel pintu itu, menjadi bahan pelengkap terakhir yang diperlukan untuk membuat suasana di kamar itu seperti dalam film- film horror.
Dimana setelah pintu terbuka tidak akan ada siapapun namun sang 'hantu' akan berdiri tepat dibelakang kita.Ketika daun pintu membuka secara dramatis, terlihat figur yang membuat sang pemuda itu ingin berteriak dengan keras dan menghajar figur tersebut.
Yang tidak lain adalah rekan satu sekolah dari pemuda tersebut yang dari visual nampak 'baik- baik saja'."Kau.." Geram Alvi dengan tangan nya yang sudah mengepal pucat mengakibatkan ruas buku- buku jemari nya tertarik sampai berbunyi.
Secara spontan tangan nya meraih kerah rekan nya kemudian--
merapihkan nya."Kalau pakai seragam pastikan sudah rapih, bila kerah mu berantakan seperti ini bagaimana kata pengawas nanti." ujar Alvi kepada rekan nya yang memasang raut kebingungan melihat teman nya yang bertindak 'normal'.
"Hei kau ti---." terpotong oleh senyuman manis namun penuh makna sarkasme yang tersungging di wajah Alvi.
"Saya, tidak apa? Marah? Atas dasar apa? Haha.. Saya TIDAK MUNGKIN marah kepada rekan saya yang begitu dekat dengan saya hanya karena ia memberikan kode suara yang artinya adalah "S.O.S" atau biasa dikenal dengan darurat, tolong, emergency-- sebanyak 4 KALI berturut- turut yang membuat saya panik-- setengah mati dan takut, kan?" Jawab sang pemuda itu masih tersenyum dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Track
FantasiAda yang berkata, bahwa mimpi adalah harapan yang kita inginkan. Ada yang berkata, mimpi adalah kisah balik kehidupan. Ada juga yang berkata, bahwa mimpi dapat memperlihatkan masa depan. Tadinya aku mengira mimpiku hanya khayalan yang bisa kupermai...